Niat, Tata Cara dan Doa Mandi Wajib / Junub yang Benar Buat Pria atau Wanita Sesuai Sunnah
Niat, Tata Cara dan Doa Mandi Wajib / Junub yang Benar Buat Pria atau Wanita Sesuai Sunnah
Mandi junub atau mandi wajib diharuskan bagi kaum muslim yang selesai hadast besar.
Seperti dilansir dalam buku Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut 4 Mazhab Isnan Ansory, Lc, MA dalam bahasa Arab, mandi janabah atau mandi junub disebut dengan ghusl janabah (غسل الجنابة) atau biasa disingkat dengan al-ghusl (الغسل). Secara bahasa istilah al-ghusl memiliki makna menuangkan air ke seluruh tubuh.
Sedangkan istilah janabah (الجنابة) bermakna jauh (البُعْد), lawan dari dekat (ضِدُّ القرَابَة). Di mana istilah janabah dalam fiqih dipakai untuk menunjukkan kondisi seseorang yang keluar air maninya atau telah melakukan hubungan suami istri. Dan disebut jauh, karena seseorang itu junub; menjauhi shalat, masjid, dan membaca al-Quran.
Dalam trandisi lisan bangsa Indonesia, mandi janabah sering juga disebut dengan istilah 'mandi wajib'. Di mana mandi ini merupakan tatacara ritual yang bersifat ta’abbudi dan bertujuan menghilangkan hadats besar
Secara umum pembahasan tentang tata cara atau ritual Mandi Junub meliputi amalan yang bersifat rukun dan sunnah.
Namun sebelum ritual Mandi Junub tersebut diuraikan, berikut praktik janabah Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh para shahabat. Di mana tentunya pada masa beliau, praktik ritual Mandi Junub belum diklasifikakan menjadi rukun dan sunnah.
Al-Qur’an menyebutkan syariat Mandi Junub secara global. Dalam hal rinciannya, praktek mandi Nabi Muhammad SAW menjadi penafsir atas aturan global tersebut.
Dan tentunya, riwayat-riwayat yang sampai kepada kita terkait praktek mandi Nabi Muhammad SAW, umumnya diriwayatkan oleh istri-istri beliau, sebagai bagian dari ahli Bait Nabi saw.
Namun, di sinilah tugas para ulama mujtahid untuk megklasifikasikan rincian praktek ibadah Nabi saw, hingga melahirkan aturan fiqih dengan segenap perangkat hukumnya yang sistematis. Dalam arti, para ulama kemudian memilah-milah, mana praktek mandi Nabi saw yang hukumnya wajib atau sunnah.
Berikut beberapa hadits, yang menjelaskan secara cukup detail praktek Mandi Junub Nabi Muhammad SAW, dalam Tribun Khazanah Islam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ إِذَا اِغْتَسَلَ مِنْ اَلْجَنَابَةِ، يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ، ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ، فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ، ثُمَّ يَأْخُذُ اَلْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ اَلشَّعْرِ، ثُمَّ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ حَفَنَاتٍ، ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)
Aisyah ra berkata: “Ketika Mandi Junub, Nabi saw memulainya dengan:
1. Mencuci kedua tangannya,
2. Kemudian beliau menumpahkan air dari tangan kanannya ke tangan kiri,
3. lalu ia mencuci kemaluannya,
4. kemudian berwudhu’ seperti wudhu’ orang shalat.
5. Kemudian beliau mengambil air lalu memasukan jari-jari tangannya ke sela-sela rambutnya,
6. dan apabila ia yakin semua kulit kepalanya telah basah beliau menyirami kepalanya 3 kali,
7. kemudian beliau membersihkan seluruh tubuhnya dengan air,
8. kemudian diakhir beliau mencuci kakinya.
(HR Bukhari Muslim)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَتْ مَيْمُونَةُ: وَضَعْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُسْلًا، فَسَتَرْتُهُ بِثَوْبٍ، وَصَبَّ عَلَى يَدَيْهِ، فَغَسَلَهُمَا، ثُمَّ صَبَّ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ، فَغَسَلَ فَرْجَهُ، فَضَرَبَ بِيَدِهِ الأَرْضَ، فَمَسَحَهَا، ثُمَّ غَسَلَهَا، فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ، ثُمَّ صَبَّ عَلَى رَأْسِهِ وَأَفَاضَ عَلَى جَسَدِهِ، ثُمَّ تَنَحَّى، فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ، فَنَاوَلْتُهُ ثَوْبًا فَلَمْ يَأْخُذْهُ، فَانْطَلَقَ وَهُوَ يَنْفُضُ يَدَيْهِ (رواه البخاري)
Dari Ibnu Abbas berkata: telah berkata Maimunah ra: "Aku memberi air untuk mandi kepada Nabi saw.
1. Lalu aku tutupi Beliau dengan kain.
2. Maka Beliau menuangkan air ke tangannya, lalu mencuci keduanya.
3. Kemudian menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya lalu mencuci kemaluannya,
4. lalu tangannya dipukulkannya ke tanah kemudian mengusapnya lalu mencucinya.
5. Kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung. Kemudian membasuh mukanya dan kedua lengannya
6. lalu mengguyur kepalanya,
7. lalu menyiram seluruh badannya,
8. dan diakhiri dengan mencuci kedua telapak kakinya.
9. Lalu aku sodorkan kain (sebagai pengering) tapi Beliau tidak mengambilnya, lalu Beliau pergi dengan mengeringkan air dari badannya dengan tangannya".
(HR. Bukhari)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَتْ مَيْمُونَةُ: وَضَعْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاءً لِلْغُسْلِ، فَغَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى شِمَالِهِ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ، ثُمَّ مَسَحَ يَدَهُ بِالأَرْضِ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ، ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى جَسَدِهِ، ثُمَّ تَحَوَّلَ مِنْ مَكَانِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ (رواه البخاري)
Dari Ibnu Abbas berkata: Maimunah berkata: "Aku menyiapkan air mandi untuk Nabi saw.
1. Beliau mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali.
2. Kemudian beliau menuangkan air ke telapak tangan kirinya,
3. dan membasuh kemaluannya,
4. kemudian beliau usapkan tangannya ke tanah,
5. kemudian berkumur, dan memasukkan air ke dalam hidung, lalu membasuh wajah dan kedua tangannya.
6. kemudian beliau mengguyur seluruh tubuhnya.
7. Setelah itu beliau bergeser dari tempatnya semula, lalu mencuci kedua kakinya."
(HR. Bukhari)