Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN WIKI

Inilah Arca-arca Megalitik di Rampi Luwu Utara

Terdapat arca megalitik Luwu Utara. Tepatnya di Kecamatan Rampi berada di bagian utara Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Suryana Anas
Balai Arkeologi Sulsel
Arca megalitik di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan 

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Kecamatan Rampi berada di bagian utara Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Kecamatan ini berada di wilayah pegunungan dan berbatasan dengan Sulawesi Tengah.

Di wilayah terpencil ini, terdapat arca megalitik, biasa juga disebut arca polinesia.

Patung arca megalitik adalah istilah dalam arkeologi untuk menyebutkan tinggalan berupa patung yang biasanya terbuat dari batu yang merupakan tradisi megalitik.

Fungsi arca megalitik tersebut yaitu sebagai media pemujaan terhadap roh leluhur atau nenek moyang.

Arca megalitik di Sulawesi banyak ditemukan di kawasan situs Megalitik Lore Lindu, Sulawesi Tengah.

Salah satunya di Lembah Bada yang secara geografis berdekatan dengan Rampi.

Seperti yang dijelaskan pada buku Rumah Peradaban Seko dan Rampi diterbitkan Balai Arkeologi Sulawesi Selatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikutip TribunLutra.com, Rabu (2/6/2021).

Adapun di Sulawesi Selatan, tinggalan berupa arca megalitik termasuk langka ditemukan.

Salah satu tempat ditemukannya arca ini yaitu di wilayah Rampi, yaitu di Situs Timo’ Oni, Situs Kontara, dan Situs Watu Urani.

Situs Timo’ Oni terletak di lembah perbukitan Bola (Biri’ Bola’) wilayah tanah adat Tokoi Onondowa.

Secara administratif masuk dalam wilayah Dusun Mohale, Desa Onondowa, Kecamatan Rampi.

Situs dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit ke arah Timur Laut dari Ibukota Kecamatan Rampi.

Di situs ini terdapat dua arca megalitik yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai perwujudan dari sepasang suami istri.

Kedua arca megalitik tersebut terbuat dari batu andesit, namun memiliki ukuran yang berbeda.

Arca megalitik yang pertama sebagian
permukaannya tertanam, dengan ukuran tinggi 68 cm, lebar 82 cm, dan tebal 53 cm.

Arah hadap arca ini yaitu barat daya (220ᵒ).

Arca megalitik ini memiliki bentuk wajah oval dan menunjukkan adanya bentuk orbit mata dan hidung.

Pada orbit mataterdapat dua lingkaran yang sudah tidak jelas terlihat.

Pada sisi kiri arca batu, terdapat tonjolan yang memiliki bentuk overhang seolah
menunjukkan organ telinganya, sedangkan sisi kanan menunjukkan tojolan yang lebih cembung.

Adapun arca megalitik kedua, di Situs Timo’ Oni memiliki ukuran tinggi 70 cm, lebar 48 cm, diameter 125 cm.

Sebagian permukaan batu tertanam dan keadaan temuan yang tampak dipermukaan, berada dalam posisi miring (55ᵒ), sehingga seolah tampak menengok ke atas.

Bentuk antromorfis pada bagian wajah ditandai dengan keberadaan kening yang menyambung dengan hidung tanpa membuat bentukorbit mata dan tonjolan hidung.

Mata ditandai dengan lingkaran bulat
pada sebelah kanan dan kiri hidungnya.

Dibawah mata kiri terdapat pahatan berbentuk segi tiga dengan bentuk yang lebih kecil.

Disebelah kiri dan kanan wajah tak ada tonjolan yang mengilustrasikan sebagai
telinga.

Bentuk wajahnya oval atau bulat telur dengan arah hadap ke timur (90ᵒ).

Adapun Situs Kontara terletak di tepi sebelah kanan poros jalan kecamatan dari Desa Onondowa ke Desa Dodolo.

Lebih tepatnya terletak sejauh 3.24 km dari Desa Onondowa ke arah Barat Laut.

Secara administratif Situs Kontara terletak di Dusun Pongtara, Desa Dodolo, Kecamatan Rampi.

Di situs ini terdapat arca megalitik telah
mengalami keausan yang sangat tinggi.

Mekipun bahan batuan arca menhir ini telah mengalami pengausan, namun bentuk artifisialberupa pahatan dan bentuk rupa manusia masih dapat diamati dengan jelas.

Artefak dengan bentuk antromorfis tersebut ditemukan di halaman rumah penduduk di Desa Dodolo.

Ciri antromorfisnya ditandai dengan keberadaan kening, dua lingkaran yang menunjukkan sebagai mata masih dapat diidentifikasi, sedangkan bentuk hidung
sudah tidak tampak.

Wajah berbentuk oval kemudian di samping kiri dan kanannya terdapat permukaan yang menonjol yang meyerupai bagian dari telinga.

Pada bagian kepala sebelah kanan memiliki pola bergelombang yang cukup teratur.

Selanjutnya bagian di bawah wajah adalah permukaan yang tidak menunjukkan ciri antromorfis.

Kondisi temuan ini tidak terawat, sebagian permukaannya telah terkelupas sehingga sebagian atribut antromorfis telah hilang.

Kondisi lainnya adalah sebagian permukaan temuan tertanam dan tempat ditemukannya dipenuhi tumbuhan semak.

Tinggi keseluruhan artefak yaitu 134 cm dan lebar 85 cm, sedangkan ukuran panjang wajah 90 cm.

Jenis batuan yang digunakan artefak ini adalah andesit.

Meskipun temuan arca menhir ini nampaknya sengaja diberi pagar bambu oleh masyarakat setempat, namun kondisi
keterawatan temuan masih sangat minim.

Situs di Rampi yang juga memiliki tinggalan arca megalitik yaitu Situs Watu Urani yang secara administratif terletak di Dusun Lumbu, Desa Rampi.

Di situs ini sebuah arca megalitik dan sebuah batu menhir yang berdiri berdampingan di atas punggung bukit yang bernama Biri’ Reue’.

Arca megalitik dan batu menhir di situs ini, oleh masyarakat setempat diyakini sebagai perwujudan dari pasangan suami istri yang terkait dengan sejarah asal muasal Rampi.

Oleh sebab itu, tempat ini disakralkan oleh masyarakat.

Kondisi arca megalitik ini tidak terawat karena sebagian permukaan tertanam dan posisi dalam keadaan miring (hampir rebah).

Pada permukaannya ditumbuhi lumut dan jamur serta beberapa bagian telah terkelupas.

Ciri antromorfisnya ditandai dengan keberadaan kening yang bersambung dengan membentuk bagian hidung.

Pada bagian bawah kedua kening terdapat dua lingkaran sebagai mata, di bagian atas kening atau bagian kepala sebelah kanan memiliki pola bergelombang secara teratur, demikian pula dengan kepala bagian kiri, namun tidak seutuhnya menunjukkan pola bergelombang karena sebagian permukaannya telah hilang.

Pada bagian wajah berbentuk oval dan pada bagian kedua sisi permukaannya menonjol dan mengindikasikan posisi bagian telinga
pada sebuah kepala.

Di bawah wajah, bagian pundak terlihat jelas tanpa memiliki tangan, kemudian dibawah pundak dengan ukuran 20 cm terdapat dua lingkaran dengan diameter 9 cm.

Tinggi keseluruhan artefak 120 cm dengan lebar keseluruhan 75 cm.

Panjang wajah 58 cm dengan lebar 45 cm.

Arah hadap temuan ini berorientasi ke arah timur atau 80ᵒ.

Adapun bahan batuannya adalah
konglomerat breksi andesit.

Di bagian dasar arca megalitik ini terdapat tiga batu yang saling menindih, dua diantaranya adalah batu datar dan satu batu brangkal.

Selain itu, terdapat pula batu kerakal yang berada di sebelah barat batu datar.

Kemudian di sebelah utara terdapat batu
menhir dengan tinggi 75 cm dan diameter 8 cm.

Keempat arca megalitik di Rampi ini memiliki kesamaan bentuk dengan arca-arca megalitik di Lembah Bada namun dengan ciri teknologi yang relatif lebih sederhana.

Hal ini bisa saja mengindikasikan arca megalitik di Rampi lebih tua dibandingkan
arca megalitik di Lembah Bada.

Tentunya perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal itu, dan itu menjadikan Rampi menarik untuk dikunjungi oleh para peneliti.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved