TRIBUN TIMUR WIKI
Dibongkar Isi Tes Wawasan KPK yang Kontroversi, Pegawai: Pilih Mana Al-quran atau Pancasila?
Mungkin masih sedikit orang tahu, apa saja isi tes wawasan KPK tersebut sampai kontroversial seperti sekarang ini.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Soal isi tes wawasan KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi masih menjadi sorotan dan perbincangan.
Meski hasil dari tes tersebut KPK sudah meloloskan 700 pegawai yang kini resmi terangkat sebagai ASN.
Mungkin masih sedikit orang tahu, apa saja isi tes wawasan KPK tersebut sampai kontroversial seperti sekarang ini.
Pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) sempat bocor dan menjadi kontroversi di media sosial.
Salah satu pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tri Artining Putri menyebut sejumlah pertanyaan janggal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk beralih status kepegawaian menjadi ASN tersebut.
Dilansir dari Tribunnews.com, pertanyaan-pertanyaan itu dinilai tidak punya korelasi dengan wawasan kebangsaan.
Puput, demikian sapaan akrabnya, termasuk dalam 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK.
Pewawancara atau asesor melayangkan pertanyaan pilihan kepada pegawai KPK untuk memilih Al-Quran atau Pancasila.
“Ada juga yang ditanya terkait dengan pilih mana Al-quran atau Pancasila. Seolah-olah Al-quran dan Pancasila tidak bisa berjalan beriringan,” ujar Putri dalam diskusi daring bertajuk: “Mengurai Kontroversi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Minggu (30/5/2021).
“Seolah-olah di Pancasila, tidak ada Ketuhanan Yang Maha Esa, maka seolah-olah Al-quran tidak bisa sejalan dengan Pancasila,” jelasnya.
Saat itu, temannya didesak harus memilih salah satu antara Al-quran atau Pancasila.
“Teman saya sudah menjawab, ‘saya sebagai umat Islam saya berpegang teguh kepada Al-quran, tapi kalau sebagai warga negara, saya ikut ideologi negara yaitu Pancasila.’ Enggak bisa harus pilih salah satu, akhirnya teman saya bilang ya sudah saya pilih Alquran,” ucapnya.
“Mungkin itu yang disebut menjadi radikal dan tidak lulus, saya juga nggak tahu,” katanya.
Kemudian ada pula pertanyaan lain, lanjut dia, apakah bersedia atau tidak membuka hijab demi bagsa dan negara. Temannya menjawab tidak bersedia untuk itu.
“Ada yang diminta lepas kerudung demi bangsa dan negara, bersedia atau tidak. Teman saya bilang, tidak bersedia. Lalu dibilang, ‘egois kali kamu ya nggak mau melepas jilbab demi bangsa dan negara,’” ujarnya.