Tribun Sulsel
Andi Sudirman Sulaiman Bahas Proyek Koridor BRT Mamminasata Bareng Swiss GIZ
Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menerima audiensi dari lembaga usaha asal Swiss, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menerima audiensi dari lembaga usaha asal Swiss, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) di Toraja Room, Kantor Gubernur Sulsel Jl Urip Sumoharjo Makassar, Kamis (20/5/2021).
Dari rilis Pemprov Sulsel, Jumat (21/5/2021) pagi, hadir dari pihak GIZLead Climate Advisor Gerd Fleischer dan perwakilan Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs yang diwakili Andrea Zbinden dan Banu Sjadzali.
Plt Gubernur menjelaskan, pertemuan tersebut membahas proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesia-Nationally Appropriate Mitigation Actions (SUTRI NAMA) dan Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS).
"Pertemuan tersebut membahas master plan system transportasi Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa Gowa, dan Takalar) dalam rangka proyek SUTRI NAMA dan INDOBUS," ucapnya.
Bahkan, Plt Gubernur menilai proyek ini bisa mendukung kemudahan aksesibilitas masyarakat di empat daerah di kawasan Mamminasata.
Sementara itu, Lead Climate Advisor GIZ Gerd Fleischer mengapresiasi respon Pemerintah Provinsi melalui Plt Gubernur yang telah menerima dengan baik kedatangan GIZ bersama rombongan di Sulawesi Selatan.
“Kami berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Bapak Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, beserta jajaran dinas perhubungan Muhammad Arafah untuk dapat bertemu dan berdiskusi mengenai pengembangan sistem angkutan umum massal yang berkelanjutan di wilayah metropolitan Mamminasata," katanya.
Gerd mengungkapkan proyek SUTRI NAMA & INDOBUS dan Financing Energy for Low-carbon Investment - Cities Advisory Facility (FELICITY) ini didanai oleh German Federal Ministry the Enviroment, Nature Conservation, and Nuclear Safety (BMU), NAMA Facility, dan State Secretariat for Economic Affairs (SECO) yang dimplementasikan oleh GIZ.
Gerd pun berharap agar lembaga ini dapat melanjutkan memberikan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas kepada Pemerintah Sulawesi Selatan dalam pengembangan Bus Rapid Transit (BRT).
Dengan jalur khusus sesuai dengan standar internasional serta dapat memberikan solusi terhadap permasalahan sistem transportasi di wilayah Mamminasata.
Seperti diketahui, BRT di Sulawesi Selatan saat ini memiliki 11 koridor yang beroperasi di Kota Makassar, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa hingga di Kabupaten Takalar.
Namun, sebagian halte BRT di beberapa lokasi tersebut telah rusak seperti kaca pecah dan sebagian dinding yang terbuat dari besi telah hilang diambil orang.
Halte juga tampak berdebu dan telah dicoret-coret berbagai macam tulisan dan gambar.
Bahkan, pembangunan halte BRT diproses hukum oleh Subdit III Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Dit Reskrimsus Polda Sulsel).
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel yang saat itu masih dijabat oleh Kombes Pol Yudhiawan Wibisono sempat mengatakan jika kasus dugaan korupsi pembangunan halte BRT sedikit lagi akan ditingkatkan ke tahap penyidikan.
Adapun anggaran yang digunakan dalam pembangunan halte BRT, masing-masing pada 2015 Rp20 miliar. Kemudian berlanjut 2016 mendapat kucuran dana Rp9,7 miliar, dan terakhir pada 2017 Rp6,7 miliar. (*)