AGH Sanusi Baco Wafat
BREAKING NEWS: INNALILLAHI, AGH Sanusi Baco Meninggal, Ketua MUI Sulsel Wafat di RS Makassar
INNALILLAHI, AGH Sanusi Baco Ketua MUI Sulsel meninggal dunia d RS Priamaya eks Awal Bros Makassar pukul 20.00 wita
Tumbuh pada masa penjajahan, Sanusi merawat kuda tentara Jepang di Maros.
Semasa remaja ia menghabiskan waktunya untuk mendalami agama di pondok pesantren Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Barru.
Ia kemudian hijrah ke Makassar setelah menamatkan Aliyah dan menerapkan ilmu agamanya sebagai seorang guru dibeberapa tempat.
Alumni Universitas Muslim Indonesia ini berhasil meraih gelar sarjana muda (BA).
Ia yang juga pendiri PMII Sulsel mendapat beasiswa kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir dari Departemen Agama Republik Indonesia.
Saat perjalanannya menuju Mesir ia bertemu dengan Gusdur.
Sejak pertemuannya tersbeutlah ia kemudian berniat untuk bergelut di Nahdatul Ulama.
Usai mengenyam dipendidikan di Mesir ia kembali ke Makassar dan mengajar di beberapa kampus di Makassar, diantaranya, Universitas Muslim Indonesia dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Gazali (sekarang UIM).
Selain itu, ia kerap melakukan dakwah.
Hingga saat ini, ia menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia Sulsel.
Sahabat Karib Gus Dur
Seperti dilansir nahdlatululama.id, putra kedua dari enam bersaudara dari seorang ayah bernama Baco. Ketika beranjak muda, namanya dinisbatkan kepada ayahnya menjadi Sanusi Baco. Pada zaman Jepang, Sanusi kecil men-jadi perawat kuda tentara Jepang di Maros.
Sementara ayahnya adalah seorang mandor. Setelah merasa cukup dengan belajar kepada beberapa guru ngaji di desanya, Gurutta Sanusi Baco kemudian mondok di Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Ambo Dalle selama delapan tahun. Setelah lulus aliyah pada tahun 1958, Gurutta Sanusi Baco hijrah ke Makassar dan mengajar ngaji di beberapa tempat.
Saat itulah, Gurutta Sanusi Baco mendapat kesempatan meraih beasiswa dari Departemen Agama untuk kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Di negeri piramid itu, Gurutta Sanusi Baco mulai bersahabat dengan Gus Dur dan Gus Mus (KH Musthofa Bisri).
“Saya adalah teman seperjalanan Gus Dur ketika naik kapal menuju Kairo untuk kuliah di sana. Perjalanannya satu bulan dua hari. Membosankan sekali. Untung ada Gus Dur yang selalu bercerita menghibur,” kata Gurutta Sanusi Baco mengenang Gus Dur.