Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Bone

Komisi D Panggil Dinas PUTR Pertanyakan Bendungan di Tengah Hutan Bone

Komisi D DPRD Sulawesi Selatan menggelar rapat dengar pendapat menindaklanjuti pembangunan bendungan Lalengrie Tahap 1 dan 2 di Kabupaten Bone

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
Rahman Pina
Ketua Komisi D DPRD Sulsel Rahman Pina memimpin rapat dengar pendapat menindaklanjuti pembangunan bendungan Lalengrie Tahap 1 dan 2 di Kabupaten Bone, Selasa (452021) pagi. 

Pasalnya, kata dia, dari hasil penelusuran ataupun peninjauan langsung anggota Komisi D di lapangan, ditemukan posisi program yang dibangun ini agak pesimis mau bicara pemamfaatan oleh masyarakat.

"Karena kondisinya area persawahan yang notabene katanya akan di airi oleh keberadaan bendungan tersebut, tidak terairi secara maksimal," ujarnya.

Untuk itu lanjutnya, kegiatan ini harus sementara harus dipertimbangkan untuk diteruskan. Karena harus diselesaikan terlebih dahulu persoalan-persoalan dasarnya.

"Menurut saya ini sebaiknya kita stop sementara, sambil kemudian kita bersihkan problem, masalah-masalah yang ada di situ, kemudian kita pertimbangkan lagi untuk kita lanjutkan," tegasnya.

Selain itu, kita akan lakukan perencanaan yang memng betul betul matang. Karena jangan kita laksanakan suatu kegiatan dengan menjadikan masyarakat sebagai alasan.

"Kenyataanya kita turun ke masyarakat juga teriak keberatan. Saya berada dalam posisi wakil rakyat, kita akan memberikan support maksimal untuk sebuah kegiatan yang memang dampaknya itu, memberikan mamfaat yang besar bagi kepentingan masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya rombongan DPRD Sulawesi Selatan yang tergabung dalam tim LKPJ gubernur tahun 2020 heran dengan lokasi bendungan yang berada di tengah hutan.

Pembangunan bendungan Lalengrie di kabupaten Bone itu memiliki alokasi anggaran Rp 61 miliar, ternyata berada di tengah hutan, jauh dari persawahan. 

Bukan cuma itu, lokasi bendungan pun, di atas pegunungan. Sehingga dibutuhkan lagi pompa untuk mendorong air ke pegunungan.

“Ini luar biasa. Untuk pertama kalinya pemprov membangun bendungan di atas pegunungan," kata Anggota tim LKPJ DPRD Sulsel, Ady Ansar yang turun langsung bersama sejumlah anggota DPRD lainnya.

Legislator Fraksi Partai Nasdem itu mengungkapkan selain tak ada air, lokasi pembangunan bendungan di tengah hutan pula. 

Menurutnya, butuh pompa besar untuk mendorong air ke atas, jelas biaya operasionalnya sangat besar.

Besarnya anggaran yang disiapkan untuk pembangunan dari dana pinjaman, juga diragukan bisa tuntas. 

“Dari hasil evaluasi kita di komisi, mereka pun ragu selesai,” terang Ady Ansar. 

Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved