Kisah KKB Papua Rela Cium Merah Putih, Berkat Aksi Kapolres Yapen Taklukkan OPM Tanpa Kontak Senjata
Lima anggota KKB itu juga mencium Bendera Merah Putih sebagai tanda setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bahkan, ia dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Sehingga ia mengajak rekan-rekannya yang lain untuk bersama-sama menyerahkan diri.

"Saya juga akan berupaya mengajak dan meminta kepada saudara-saudara kita lainya untuk mari kita tinggalkan hal-hal yang melawan Negara dan kembali untuk mencintai NKRI dan bekerja untuk Republik Indonesia," tambah dia.
"Kami aktif lakukan pendekatan, pemahaman dan memberikan jaminan kepada keluarga mereka. Segalanya baik-baik saja jika setia kepada NKRI. Ini langkah agar keamanan dan kenyamanan masyarakat di pelosok kampung dapat tercipta tanpa ada kelompok yang berseberangan," ujar Ferdyan.
Upaya membersihkan KKB di Kabupaten Kepulauan Yapen masih terus dilakukan aparat. "Pendekatan masih terus diupayakan," pungkas AKBP Ferdyan.
Ancungan senjata, tak selalu menjadi solusi untuk menghentikan konflik berdarah di Papua. Masih ada beragam cara yang bisa dilakukan salah satunya melalui pendekatan persuasif.
Ferdyan Indra Fahmi, bahkan dijuluki sang penakluk hati KKB Papua di Yapen.
Pasalnya Ferdyan tak gentar memasuki markas KKB Papua di Yapen tanpa senjata, dan berbicara dari hati ke hati.
Bahkan tindakannya tersebut membuat pimpinan KKB Yapen, Noak Orarei kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

JASUS telah memberikan informasi terjadinya gangguan keamanan dari KKB di Distrik Kosiwo, Kepulauan Yapen pada akhir 2020. Pemerasan bersenjata api yang dilakukan KKB ini, jelas bukan tindakan kriminal biasa. Ferdyan yang baru saja menjabat Kapolres Kepulauan Yapen pada Februari itu buru-buru mencari cara.
Dalam benaknya telah terpendam konsep untuk menaklukkan KKB tanpa kekerasan. Ngelurug tanpa bala dan menang tanpa ngasorake.
”Saya berupaya untuk menyerang tanpa pasukan dan menang tanpa merendahkan. Maka, yang dipilih bukan pendekatan hukum, tapi restorative justice,” tuturnya.
Karena tujuan mulia itulah, Ferdyan lantas memaksa tim-nya bekerja ekstra. Tim itu diperintahkan untuk memetakan kemungkinan sosok yang mampu mempengaruhi KKB.
Barang kali ada celah, ada kesempatan. Tentunya untuk mendekati anggota KKB, entah melalui keluarga atau siapapun.
”Setelah satu bulan, pintu masuk telah ditentukan. Melalui istrinya dan kakak kandungnya,” jelasnya.
Awalnya, saat mendekati istri Noak, tim ini seperti tidak berkutik. Istri Noak menutup pintu rapat-rapat.
Baca juga: Tumpas KKB, Jokowi Kirim Pasukan Setan ke Papua, Berikut Sederet Prestasi Elite Tempur Tersebut
