Merial Institute
Temui Staf Khusus Presiden, MI: Indonesia Emas 2045 Mustahil Tanpa Implementasi Perpres Kepemudaan
Audiensi Merial Institute dihadiri Staf Khusus Presiden RI Aminuddin Maruf, Billy Mambrasar, beserta perwakilan staf khusus dari Putri Tanjung
TRIBUN-TIMUR.COM - Lembaga kepemudaan Merial Institute (MI) melakukan audiensi dengan Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Selasa (27/4/2021).
Audiensi Merial Institute dihadiri Staf Khusus Presiden RI Aminuddin Maruf, Billy Mambrasar, beserta perwakilan staf khusus dari Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia.
Sementara dari Merial Institute hadir M. Arief Rosyid Hasan (Direktur Eksekutif), Muhammad Fadli Hanafi (Direktur Riset), Denny Giovanno (Direktur Politik & Kebijakan Publik).
Lalu Fajar Iman Hasanie (Direktur Program), Achmad Hafiz Huzaefah (Direktur Media) dan Mardhiyah (Direktur Administrasi dan Kerjasama).
Dikutip dari rilis ke tribun-timur.com, Selasa (27/4/2021), pada kesempatan itu, Arief Rosyid memaparkan tentang progres atau perkembangan Perpres Nomor 66 Tahun 2017.
Yaitu terkait adanya stagnansi dalam tahap implementasi dan upaya-upaya apa yang telah dilakukan oleh Merial Institute.

“Jadi misi untuk mencapai Indonesia Emas 2045 mustahil bisa dicapai tanpa adanya implementasi Perpres Kepemudaan,” ujar Arief Rosyid.
Lebih jauh, Arief Rosyid menjelaskan dalam sejarah panjang Republik Indonesia menempatkan kelompok pemuda dalam posisi yang terhormat.
Pemuda dengan semangat dan kemampuan inovasinya memiliki andil yang besar dalam melakukan perubahan besar dan mendorong pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya.
"Jika dipersiapkan dengan baik, pemuda dapat menjadi energi positif bagi perubahan dan mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia," ungkapnya.
"Kondisi ini menjadi semakin mendesak mengingat setidaknya ada dua momentum penting di masa yang akan datang yang sangat bergantung pada kualitas pemuda hari ini," kata Arief Rosyid.
Yang pertama, jelas Arief, adalah target Suistainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030.
Sedangkan yang kedua adalah peluang bonus demografi yang juga diproyeksikan mencapai puncaknya pada periode yang sama.
Kondisi Ekonomi
Sementara itu, Arief memaparkan kondisi perekonomian Indonesia selama pandemi Covid-19 di mana pada Kuartal II 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 5,32% (BPS, 2020).
Sektor yang paling terimbas dari sisi sektoral adalah manufaktur (yang banyak mencakup padat karya), dan dari sisi size-nya UMKM, sebagai penopang ekonomi Indonesia.
"Jauh sebelum Covid-19 menyerang, Indonesia sudah dibayangi ancaman jebakan pendapatan menengah (middle income trap)," ujarnya.
"Sebagaimana ditunjukkan gejala deindustrialisasi berupa melambatnya pertumbuhan sektor manufaktur. Belum lagi bayang-bayang resesi global yang bergaung sejak akhir 2018," lanjut Arief Rosyid.
Dari sisi sosial, kesenjangan memang menurun, namun penurunan ini bukan dikarenakan masyarakat miskin "naik kelas", namun akumulasi aset kelompok masyarakat terkaya yang mengalami penurunan.
"Fakta angka yang bias pemaknaan kerap menjauhkan kita dari substansi yang tengah kita hadapi saat ini," kata Arief.
Direktur Riset Merial Institute Muhammad Fadli Hanafi menambahkan sejak 2015-2019, Presiden Joko Widodo telah konsisten menjadikan pemuda sebagai prioritas dan concern utama dengan dibuktikan terbitnya Perpres No. 66/2017 tersebut.
Namun yang juga penting adalah bahwa pada periode 2020-2024 ini, merupakan bagian penting lainnya yaitu tahap implementasi.
"Jika tidak optimal dalam pengimplementasiannya, maka akan menjadi bencana demografi," tegas Fadli Hanafi.
Rekomendasi Merial Institute
Pada pertemuan dengan Staf Khusus Presiden RI tersebut, Merial Institute memberikan tiga rekomendasi dalam implementasi Perpres 66/2017.
Pembangunan kepemudaan diharuskan menjadi bagian dari pangkal pembangunan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Merial Institute sebagai perwakilan unsur masyarakat yang selama ini terlibat dalam Pokja Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan untuk membantu pengimplementasian Perpres 66/2017 mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Sesuai visi Presiden, hambatan pelayanan kepemudaan perlu diatasi dengan fokus intervensi positif dalam peningkatan kesempatan kerja dan kewirausahaan, teknologi dan informasi, pendidikan serta kesehatan.
2. Merial Institute dan Staf Khusus Milenial Presiden RI berkomitmen menyusun agenda-agenda kolaborasi dan kerja-kerja bersama demi mengoptimalisasi peran pemuda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, dengan indikator yang terdapat pada Indeks Pembangunan Pemuda (IPP)
3. Penyusunan database kepemudaan yang terintegrasi.
"Pembangunan Pemuda harus mendapat tempat sebagai prioritas pembangunan nasional saat ini," tegas M. Arief Rosyid Hasan.
Dengan jumlah pemuda yang semakin besar, perlu peningkatan fasilitas dan program kepemudaan. Peningkatan kuantitas akan diiringi dengan peningkatan kualitas.
Prioritas pembangunan sumber daya manusia yang ditetapkan Presiden Joko Widodo dalam lima tahun mendatang telah membuka jalan menuju ke sana.
"Dengan membangun pemuda, kita membangun masa depan," pungkasnya Arief Rosyid, direktur Merial Institute, Pusat Studi Pembangunan Pemuda tersebut. (*)