Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Mamuju

VIDEO; Penjelasan Lengkap Bupati Mamuju Terkait Pemberhentian Tenaga Honorer

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju, bakal mengurangi tenaga kontrak hingga 50 persen.

Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju, bakal mengurangi tenaga kontrak hingga 50 persen.

Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi mengatakan, pengurangan itu karena tidak ada anggaran untuk membayar.

"Keputusan yang kami ambil itu sebenarnya sangat dilema,"kata Sutinah, Selasa (20/4/2021).

Disisi lain, dengan pengurangan tenaga kontrak lebih dari setengah itu akan memunculkan masalah baru.

"Kami tahu pengurangan tenaga kontrak ini akan menimbuhkan banyaknya pengangguran," ucapnya.

Namun lanjutnya, pihaknya juga tidak boleh menutup mata, bahwa Pemkab Mamuju tidak punya anggaran untuk menggaji mereka.

"Jadi kami ambil kesimpulan, yah sudah kita hentikan saja dari awal dari pada harus akomodir tapi dibelakang kita tidak punya anggaran untuk menggaji mereka, itu masalah lagi,"tuturnya.

"Jadi memang simalakama lah, kami mundur salah, maju juga salah,"sambungnya.

Sutinah juga menepis issu bahwa Pemkab Mamuju memberhentikan semua tenaga kontrak.

"Jadi tidak benar kalau kami memberhentikan semua, dari 7.000 lebih tekon itu, yang kita akomodir kembali sekitar 4.000 orang,"pungkasnya.

"Kita akui masih kekurangan pegawai, jadi tidak mungkin kita berhentikan semua,"tambahnya.

Menurutnya, rata-rata tenaga kontrak yang diberhentikan adalah tenaga kontrak yang ada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Khusus guru, tenaga kesehatan dan petugas kebersihan itu prioritas, tidak ada yang kita kurangi. Malah kalau saya liat di pendidikan itu malah bertambah, karena masih banyak sekolah gurunya hanya dua, seperti di daerah Kalumpang,"tuturnya.

Dia mengungkapkan, ada OPD yang tenaga kontraknya mencapai 100 orang padahal setelah dilakukan analisa beban kerja hanya membutuhkan sekira 10-20 orang.

"Termasuk di Sekretariat DPRD itu yang signifikan diberhentikan, karena setelah kita liat ternyata ASN disana banyak, analisis beban kerjanya tidak butuh tekon banyak,"pungkasnya.(tribun-timur.com).

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved