Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Analisis

CITIZEN ANALISIS: Demokrat Sulsel Paska Prahara KLB

Hampir seluruh strategi utama dalam mengelola konflik dan prahara KLB paling tidak menyertakan pimpinan Demokrat Sulsel secara aktif

Editor: AS Kambie
dok tribun-Timur/fb
Ami Ibrahim (penulis, budayawan Sulsel) 

Oleh
Ami Ibrahim
Budayawan Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Paling tidak ada tiga hal penting yang dapat dipelajari dari apa yang disebut Prahara Partai Demokrat.

Pertama, pengelolaan partai demokrat menemukan bentuk baru yang sangat jauh berbeda dengan model pengelolaan sebelumnya dan model pengelolaan partai-partai pada umumnya. Salah satu indikatornya ialah keterbukaan.

Strategi, konflik dan isu dikelola secara terbuka dan mengandaikan keterlibatan publik secara aktif.

Kedua, muncul generasi baru politisi yang tidak lagi tersandera masa lalu dan bebas dari “utang piutang” politik, terlepas apakah kuasa politik diperoleh melalui mekanisme dan prosedur demokratis, garis darah atau upaya lain.

Ketiga, makin tersingkirnya pandangan lama yang menyebut bahwa untuk mencapai puncak diperlukan “uang besar” yang dipasok dan diperoleh dengan menggadaikan akses dan peran pada masa datang.

Untuk hal terakhir, mencuatkan pelajaran penting yaitu, moral dan etika dalam politik adalah landasan abadi yang tak akan dapat digantikan dengan apapun termasuk uang.

Artinya, generasi baru kepemimpinan Partai Demokrat saat ini adalah cerminan kepemimpinan masa kini yang kompatibel dengan ekpektasi publik terutama generasi pasca-baby-boomers, dinamika masyarakat yang makin tercerahkan melalui partisipasi aktif dalam isu-isu krusial, makin dekatnya jarak dan keterasingan dunia politik sebagai urusan elit dan pendayagunaan information-technology dan turunannya sebagai salah satu instrumen politik masa kini sekaligus sumber kuasa baru.

Dan salah satu indikator pentingnya adalah para pemimpin harus nyaman, percaya diri dan aktif untuk perform di depan publik terutama pada masa krisis.

Lantas apa implikasi pandangan ini terhadap Partai Demokrat di daerah, seperti Sulsel?

Dalam berbagai amatan, dinamika Partai Demokrat Sulsel paling tidak juga dapat dilihat dari tiga aspek.

Pertama, adaptasi cepat untuk konsolidasi merespon gerakan KLB dengan memanfaatkan peluang keterbukaan kepemimpinan pusat. Hampir seluruh strategi utama dalam mengelola konflik dan prahara KLB paling tidak menyertakan pimpinan Demokrat Sulsel secara aktif, sehingga pers menyebut Ketua Demokrat Sulsel sebagai “ketua kelas” dari para ketua DPD.

Kedua, sebagian besar pengurus Partai Demokrat Sulsel termasuk Ketua-Ketua DPC saat ini dengan daya adaptasi tinggi menyadari benar dan ikut serta berperan dalam perubahan model dan gaya pengelolaan partai dimana dinamika, keterbukaan dan pendayagunaan instrumen teknologi menjadi “mainan masa kini” yang otomatis mematikan gaya politik tertutup, intrik dan gaya lama lainnya.

Ketiga, hampir dapat dipastikan bahwa seluruh elemen Partai Demokrat saat ini, terutama para pemimpin pada semua level, termasuk anggota-anggota fraksi di DPRD, menyadari benar bahwa politik uang, tidak akan pernah menjadi jalan politik yang absah secara etik dan moral.

Kesadaran bahwa karakter publik juga sudah berubah dalam memberi dukungan kepada partai sudah muncul dan menjadi pegangan dan bukan semata blessing in disguise prahara partai.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved