Jelang Pekan Olahraga Nasional, Seluruh Kontingen Hadapi 2 Tantangan Ini
Guna meminimalisasi kendala ini, tuan rumah akan memvaksinasi warga setempat dan melakukan “fogging” untuk memberantas penyakit malaria.
Berkaitan dengan kesehatan kontingen, tuan rumah menyiapkan sedikitnya 9.000 dokter, sementara dari segi keamanan disiapkan 6.000 personel pengamanan yang mayoritas TNI yang di bawah komando (BKO)-kan. Seluruh kontingen memiliki tenaga pengamanan dari unsur TNI Angkatan Darat dan Angkatan Udara.
Prof. Andi Ihsan, dari Binpres Satgas PON XX Sulsel yang juga termasuk delegasi “CDM Meeting” mengatakan, kondisi faktual di Papua terbagi ke dalam empat klaster, yakni Kota Jayapura,
Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimima, dan Kabupaten Merauke. Di Kota Jayapura dipertandingkan 16 cabang olahraga (cabor) dan Sulsel mengikuti 13 cabur. Di Kabupaten Jayapura 14 cabor dan Sulsel mengikuti 11 cabur. Di Kabupaten Mimika 9 cabor, Sulsel mengikuti 7 cabor, dan di Merauke dipertandingkan 6 cabor dan Sulsel hanya mengikuti 3 cabor.
“Guna memudahkan mobilisasi kontingen dan menghindari kepdatan di Kota/Kabupaten Jayapura, pada saat kedatangan, para atlet sebaiknya langsung menuju klasternya masing-masing. Apalagi hanya tersedia satu ruas jalan antara ibu kota Kabupaten Jayapura dengan Kota Jayapura ,” Prof. Ihsan memesankan.
Pada PON XX/2021 Papua populasi jumlah atlet, pelatih, dan panitia bisa mencapai 19.000 orang. Akomodasi dan konsumsi para anggota kontingen ditanggung H-3 dan H+2, sehingga jika ada atlet/kontingen yang tiba lebih awal dari jadwal tersebut di luar tanggungan panitia setempat Pada klaster khusus panitia menyediakan transportasi dalam jumlah terbatas.
Sulawesi Selatan pada PON XX/2021 Papua ini mengikutkan 201 atlet dengan 65 ofisial yang terdiri atas pelatih, asisten pelatih, dan mekanik. Total kontingen Sulsel 265 orang, belum termasuk anggota Satgas PON yang dipimpin Abdul Hayat yang juga menjabat Sekretaris Provinsi sebanyak 38 orang.
Kendala utama yang dihadapi para atlet PON XX Sulsel ini, kata Prof.Ihsan, adalah ketersediaan dana transpor latihan mereka yang sudah berjalan sejak Januari 2021. Target Sulsel pada PON XX ini tidak berubah, 10 besar, namun harus diimbangi dengan ketersediaan finansial transportasi atlet dan penyediaan peralatan yang harus dipesan dengan berbagai ragamnya.
Ketua Komite Pengawas Satgas Moh.Roem setelah mendengar laporan delegasi Sulsel ke “CDM Meeting” PON XX Papua mengharapkan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel Andi Arwin Azis segera menindaklanjuti permasalahan finansial yang dihadapi.
“Coba maksimalkan alokasi yang ada di KONI dan Dispora. Dan perlu ada prioritas dan sejatinya sudah harus ada alternatif disesuaikan dengan kondisi yang ada,” mantan Ketua DPRD Sulsel itu menambahkan.
Prioritas yang dimaksudkan, kata Roem, termasuk atlet yang harus diberangkatkan, yaitu dengan melihat peluang yang dapat dicapai oleh atlet tersebut.
“Kalau hanya untuk merebut perunggu saya kira tidak perlu. Di Makassar juga banyak perunggu,” Roem mengingatkan meski bernada kelakar.
Kepala Dispora Sulsel Andi Arwin Azis menjelaskan, kebutuhan alokasi anggaran Kontingen Sulsel untuk PON XX Papua Rp 30 miliar yang terdiri atas jalur dana KONI Rp 20 miliar dan Dispora Rp 10 miliar.
Dia mengakui hingga saat ini belum ada kebutuhan tahun 2021 yang terbayarkan karena pemerintah Provinsi Sulsel masih berkutat menyelesaikan utang tahun 2020 yang belum terbayar.
“Secepatnya harua ada realisasi. Proses dana hibah saat ini masih direview oleh Inspektorat,” ujar Arwin, kemudian menambahkan, akan mengusahakan hasil “recofusing” anggaran di instansinya dapat dialokasikan untuk PON, namun sampai saat ini belum ada penyampaian.
Wakil Ketua Satgas, Prof.Musakkir menegaskan, jika kemudian Sulsel harus menambah jumlah atlet yang diberangkatkan, itu akan berimplikasi pada penambahan besarnya anggaran. Sementara anggaran yang sudah dialokasikan belum termasuk biaya transportasi kontingen.