Guru Korban KKB
PGRI Kutuk Penembakan Dua Guru Asal Toraja di Papua: Ini Sungguh Biadab
Peristiwa penembakan dua guru asal Tana Toraja oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, menuai kecaman dari Pengurus Besar PGRI
TRIBUNTIMUR.COM - Peristiwa penembakan dua guru asal Tana Toraja oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, menuai kecaman dari Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang mengorbankan guru tersebut.
"Kami mengutuk keras atas penembakan yang menyebabkan tewasnya dua orang guru di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua dalam dua hari berturut-turut," kata Unifah melalui keterangan tertulis, Minggu (11/4/2021).
Beberapa guru di daerah konflik kembali menjadi korban kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata untuk ke sekian kalinya.
Unifah mengatakan guru adalah penyuluh peradaban bangsa yang bertugas mengabdikan diri untuk mencerdaskan generasi bangsa. Sehingga harus dilindungi dalam menjalankan tugasnya.
"Guru tidak sepatutnya ditembak. Dia bukan sosok berkonflik. Dia sosok pendidik anak-anak. Dia tidak terlibat atau termasuk kelompok kepentingan. Jadi siapapun harusnya menghormati. Kalau sampai guru itu ditembak, dibunuh, itu menurut kami biadab," ucap Unifah.
PGRI menyerukan agar negara hadir untuk melindungi keselamatan para guru yang bertugas di pedalaman yang saat ini tersulut konflik agar mereka mendapatkan kepastian jaminan keselamatan terhadap diri, dan keluarganya.
Apabila guru tersebut merasakan ketidakpastian akan jaminan keselamatan dalam menjalankan tugasnya. Maka pemerintah harus memfasilitasi agar mereka mendapatkan tempat tugas yang aman dan terlindungi.
"Guru harus dilindungi. Jangan sampai, kan di Papua, kekurangan guru. Jadi kami minta agar dilindungi dan pemerintah dan aparat keamanan memberikan jaminan kepada para guru," pungkas Unifah.
Sebelumnya, dilaporkan KKB pimpinan Sabinus Waker membakar sejumlah sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, yaitu SD Jambul, SMPN 1, dan SMA 1 Beoga.
Kelompok ini juga disebut menembak mati masyarakat sipil di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, pada Kamis (8/4/2021). Alhasil, seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo tewas dalam penembakan itu.
Selain itu, seorang guru SMP asal Tana Toraja bernama Yonatan Randen juga tewas akibat penembakan. Yonatan merupakan guru SMPN 1 Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Dua Hari , Dua Guru Tewas Ditembak
Dalam waktu dua hari, Kamis dan Jumat, 8-9 April 2021, dua orang guru asal Toraja meninggal dunia ditembak oleh orang yang disebut aparat kepolisian sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Keduanya ditembak di Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
Penembakan pertama pada Kamis, 8 April 2021, menyebabkan seorang guru sekolah dasar bernama Oktavianus Rayo, 40 tahun, meninggal dunia. Pada Kamis, 9 April 2021 pagi, seorang guru SMP bernama Yonatan Renden, juga ditembak KKB.
Almarhum Oktovianus meninggal dunia di kediamannya setelah ditembak, sedangkan Yonatan dinyatakan meninggal dunia di Puskemas Beoga sesaat setelah dievakusi dari rumahnya di dekat Bandara Beoga.
Selain menembak dua orang guru, KKB, yang menurut klaim polisi,dipimpin oleh Nau Waker tersebut, juga membakar tiga sekolah yakni SD, SMP dan SMA di wilayah Kampung Julukoma, Distrik Boega, Kabupaten Puncak, Papua.
Polisi mengklaim, saat ini pasukan gabungan TNI-Polri melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan dan pembakaran.
“TNI-Polri akan terus bergerak segera mungkin untuk mengejar KKB. TNI-Polri telah berhasil menguasai wilayah Waker di Intan Jaya kemarin,” kata Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Pol M Iqbal Alqudussy di Jakarta, Kamis, 8 April 2021.
Kombes Iqbal menyebut, aparat keamanan sudah mengantongi identitas pelaku penembakan dan pembakaran tersebut.
“TNI-Polri telah mengantongi nama nama Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut yang kini kabur ke wilayah Beoga,” katanya.(*)