PSM Makassar
Doyan Makan Gantala Jarang, Hilman Syah Dapat Julukan 'Flying Horse From Jeneponto'
Kiper PSM Makassar, Hilman Syah mendapat julukan baru 'Kuda Terbangnya Jeneponto' oleh nitizen.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kiper PSM Makassar, Hilman Syah mendapat julukan baru 'Kuda Terbangnya Jeneponto' oleh nitizen.
Julukan itu beredar disejumlah grup media sosial facebook usai PSM Makassar memenangi adu pinalti 4-2 melawan PSIS Semarang, Jumat (9/4/2021) malam.
Kemenangan itupun memastikan PSM Makassar adalah tim pertama yang lolos ke semi final.
Usut punya usut, julukan itu rupanya pertama kali disebar oleh sang ayah, Syahabuddin (50).
Syahabuddin mengaku terharu melihat aksi heroik Hilman menggagalkan dua tendangan adu pinalti dari pemain PSI Semarang.
Sontak membuat story di whatsApp, 'Flying Horse from Jeneponto' (Kuda Terbang dari Jeneponto).
"Jadi awalnya itu, pas menang 4-2 adu pinalti, saya langsung tulis di wahtsApp Fliying Horse From Jeneponto," kata Syahabuddin saat bertandang ke redaksi Tribun-Timur, Sabtu (10/4/2021).
Setelah itu, sudah banyak membuat meme di facebook.
Julukang kuda terbang itu, kata Syahabuddin bukan tanpa alasan.
Pasalnya saat pulang kampung, Hilman Syah kata sang ayah, kerap meminta disuguhkan Gantala Jarang.
"Itu kalau pulang ke Jeneponto, ada semuami itu makanan enak dibikinkan sama ibunya. Mulai Gantala, ikan besar, macam-macam. Karena memang dia (Hilman) suka makan Gantala atau Coto kuda," ujarnya.
Gantala Jarang itu kata dia disuguhkan langsung oleh ibunya, Siti Saedah.
"Ibunya ji (Saedah) yang selalu bikin. Karena memang ini anak (Hilman) suka kalau Gantala masakan ibunya," beber Udin sapaan Syahabuddin.
Lalu apa Gantala Jarang itu?
Gantala Jarang bagi masyarakat Jeneponto adalah makanan berkuah berbahan dasar daging kuda.
Suguhan Gantala Jarang itu dianggap wajib adanya saat masyarakat Jeneponto menggelar pesta perkawinan atau khitanan.
Meski berbahan dasar irisan daging kuda, Gantala Jarang berbeda dengan Coto ataupun Konro.
Bedanya terletak pada bumbu atau rempah-rempah yang digunakan.
Jika Coto menggunakan aneka macam rempah, Gantala Jarang hanya menggunakan dua jenis penyedap rasa. Yaitu garam dan vetsin.
Aroma dan khasiatnya khas. Bahkan bagi sebagian orang mengatakan, jika mengonsumi Gantala Jarang, seseorang akan kuat menjalankan aktifitasnya.
Anggapan itu seringkali dijadikan mitos, bahwa Gantala Jarang juga menjadi suplemen untuk meningkatkan fitalisas pria.
Namun mitos itu tentu hanya anggapan yang belum tentu teruji klinis.
Selain itu, beberapa warga di Jeneponto, kerap mengonsumsi kuah Gantala Jarang sebagai obat tetanus kala menginjak paku berkarat.
Sebagian lainnya, menggunakan lemak dari sumsum tulang kuda untuk dijadikan obat tetanus.
Lemak dari sumsum tulang kuda itu, oleh warga Jeneponto dikenal dengan sebutan, 'Minnyak Jarang'.(Tribun-Timur/Muslimin Emba)