Pengadaan Bibit Cabai Rawit di Sulsel Nihil Tahun Lalu, Harganya Kian Pedas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, ternyata tidak menganggarkan bibit cabai pada APBD tahun 2020.

Dilansir lpse.sulselprov.go.id, Minggu (4/4/2021), sejak 2015 sudah dianggarkan dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp 1,1 miliar.

2016 tidak ada, 2017 tak ada bibit hanya fasilitas sarana produksi dengan HPS Rp 841,6 juta.

Pada 2018 diangarkan 1 paket benih dengan HPS Rp 742,2 juta, lalu 2 paket ajir cabai rawit dengan HPS masing-masing Rp 2,2 miliar dan Rp 1,8 miliar.

Serta 2 paket pupuk cabai rawit masing-masing Rp 1,3 miliar dan Rp 869,3 juta.

Sementara di 2019, ada 3 paket pengadaan benih cabai rawit. HPS Masing-masing Rp 1,2 miliar, Rp 1,1 miliar dan Rp 1,3 miliar.

Pada 2020, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sulsel tidak menanggarkannya.

Bandingkan dengan pengadaan bibit dan pupuk Kakao yang merupakan program strategis Pemprov Sulsel, pada 2020 ada delapan paket yang ditender.

Bibit kakao ada 6 paket dengan HPS masing-masing Rp 845,5  juta, Rp 831,6 juta, Rp 1,7 miliar, Rp 831,6 juta, Rp 3,8 miliar, Rp 4,3 miliar dan Rp 8,2 miliar.

Sementara pupuk kakao ada 2 paket dengan HPS masing-masing Rp 3 miliar dan Rp 964,7 juta.

Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo mengatakan, tidak diaggarkannya benih cabai rawit pada 2020 lalu dikarenakan produksi over stok.

"Merugikan masyarakat atau menguntungkan petani dengan harga baik?  5 bulan lalu harga cabai Rp 4 ribu per kg, sangat menguntungkan masyarakat. Apakah petani bukan bagian dari masyarakat?" ujar Ardin via pesan, Minggu (4/4/2021) malam.

Namun pantauan harga cabai rawit di pasaran sempat menyentuh harga Rp 100 ribu per kg.

Data teranyar dilansir aplikasi Harga Pangan Nasional memperlihatkan harga cabai rawit di Sulsel rerata dikisaran Rp 75.900 per kg per Kamis (1/4/2021).

Angka itu terus turun dari rerata harga di pekan keempat pada Maret 2021 lalu.

Tak ayal, cabai rawit menjadi salah satu penyumbang inflasi di Sulawesi Selatan.

"Memang kita juga perhatikan komuditas yang memberi andil inflasi. Selain cabai rawit, bawang merah juga, kalau bawang putihkan impor," ujarnya.

Soal permasalahan harga, Ardin lebih melihat bagaimana petani cabai yang juga masyarakat diuntungkan. "Yah serba salah juga," katanya