Bom di Gereja Makassar
Wasiat Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Siap Mati Syahid dan Dinikahkan Teroris JAD
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Makassar, Lukman siap mati syahid.
Penulis: Muh Hasim Arfah | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebelum melancarkan aksi bom bunuh diri di Makassar, Lukman (26) sempat meninggalkan surat wasiat ke ibunya.
Hal itu diungkapkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, saat konferensi pers bom di Makassar, Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar (29/3/2021) sore.
"L (Lukman) sempat tinggalkan wasiat kepada orang tuanya. Isinya, yang bersangkutan pamit, siap untik mati syahid," kata Jenderal Polisi Listyo.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Makassar Lukman Dikenal Penyabar, Yatim, Berubah Sejak Berhenti Kuliah
Baca juga: SOSOK Lukman Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, ini Pekerjaannya Tiap Hari
Hasil identifikasi dari pelaku lanjut, Listyo, Lukman melancarkan aksinya bersama sang istri berinsial YSR.
Keduanya dapat dikenali, setelah tim DVI memperoleh hasil sidak jarinya.
"Pelaku berjnisal L dan perempuan inisal YSR. Keduanya pasutri (pasangan suami istri) dan terindentifikasi dan sidik jarinya," ujarnya.
Keduanya lanjut Listyo, dinikahkan sekitar enam bulan lalu oleh Risaldi, tersangka teroris yang tewas saat hendak ditangkap di Villa Mutiara, Januari lalu.
"Keduanya beberpa bulan lalu, enam bulan lalu, dinikahkan oleh Risaldi yang sudah ditangkap pada januari yang juga kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan pernah terlibat operasi di Jolo Filipina Tahun 2012," bebernya.
Jolo adalah munisipalitas yang terletak di provinsi Sulu, Filipina. Pada tahun 2010, munisipalitas ini memiliki populasi sebesar 140.307 jiwa dan 12.814 rumah tangga
Aksi bom bunuh diri Lukman dan istrinya YSR berlangsung di Gereja Katedral Makassar, Jl Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Minggu kemarin.
Akibat aksi nekat itu, keduanya tewas di lokasi kejadian.
Serpihan bom panci yang diledakkan juga melukai19 orang dari jemaat, masyarakat biasa, dan petugas gereja.
Sering Tegur Ibu Saat Barazanji
Pihak kepolisian melakukan penggeledahan rumah terduga pelaku bom bunuh diri di Makassar, di Jl Tinumbu I Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3/2021).
Ketua RW 1 Jl Tinumbu I, Keluharan Bungaejayya, Kecamatan Bontoala, Hamka mengatakan, jika pelaku pemboman Gereja Katedral Makassar, Lukman, merupakan anak yang penyabar.
Dari kecil pelaku bom di Makassar dikenal sebagai anak yang penyabar, apalagi sejak umur 5 tahun Lukman telah ditinggal mati oleh ayahnya.
"Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur 5 tahun," ujar Hamka, Senin (29/3/2021).
Menurutnya, perubahan anak Sulung dari dua bersaudara itu, mulai terasa saat ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
Baca juga: Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Pernikahan Mereka Tak Terdaftar
Baca juga: Pelaku Bom Gereja Makassar Lukman Jual Kue Keliling, Jenderal Sigit Bakal Bongkar Jaringan Terorisme
"Dia kuliah dekat sini, saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti, bahkan saya kasihan sama ibunya, karena tidak mau dilarang," jelasnya.
"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga disini. Dulu memang pendiam, tapi masi mau kumpul," lanjutnya
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah.
"Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah," katanya.
Bahkan, ia tambah keras dan sering kali menegur ibunya, jika melakukan ritual adat, seperti barasanji.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barasanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Lanjutnya, perselisihan Lukman dan ibunya berakhir, saat Lukman dan istrinya memilih meninggalkan rumah.
"Sudah pindah di lorong sebelah, yang tadi digrebek itu, bahkan didapat ada 5 peluru," terang Hamka.
Ia mengaku, saat berita pemboman gereja tidak ada warga yang menyangka jika dia adalah Lukman.
"Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja, ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, disitu kami langsung tahu kalau itu Lukman sama istrinya," katanya.
Atas kejadian ini, pihak RT dan RW pun telah mengimbau kepada masyarakat sekitar, untuk menjaga pergaulan anaknya dengan ketat.
"Kami sudah minta warga untuk terus mengawasi pergaulan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang sama," ujarnya.
Ia mengaku, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga Lukman atas kejadian ini, bahkan ia merasa ibah dengan ibu dan adik Lukman.
"Kasihan ibunya, jualan di warung, cuma dibantu sama adik perempuan Lukman, pas anaknya sudah kuliah, malah berhenti, dan masuk aliran sesat. Semoga ini yang terakhir," katanya
"Bahkan kalau dia mau dikuburkan di pemakaman sekitar, warga disini tidak ada yang keberatan," tutupnya.(*)
Baca juga: Gereja Tertua di Makassar Jadi Sasaran Bom Kedua Kali, Begini Sejarahnya
Baca juga: Kapolri Masih di Makassar, Jenderal Fadil Imran Pimpin Penggerebekan Teroris di Condet & Bekasi
(Laporan Wartawan Tribun-Timur/Muslimin Emba).
Baca juga: Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Pernikahan Mereka Tak Terdaftar
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/konferensi_pers_kapolri_listyo_sigit_prabowo.jpg)