Muswil PPP Sulsel
Pengamat Politik: Muswil PPP Sulsel Ujian Ketokohan Muh Aras
Hajatan politik Musyawarah Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Sulawesi Selatan (Muswil PPP Sulsel) tidak lama lagi segera digelar.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Rasni
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Hajatan politik Musyawarah Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Sulawesi Selatan (Muswil PPP Sulsel) tidak lama lagi segera digelar.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) memutuskan menyetujui usulan jadwal dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sulsel.
Muswil PPP Sulsel akan digelar pada akhir Mei 2021, atau setelah ramadan 1442 hijriah.
Langkah Muh Aras memimpin kembali DPW PPP Sulsel mendapat perlawanan dari politisi muda, Imam Fauzan Amir Uskara.
Pria kelahiran 28 September itu merupakan putra Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara.
Pengamat politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai, Muswil PPP Sulsel menjadi ujian ketokohan bagi Muh Aras sebagai elite PPP.
Luhur Priyanto menilai, jika Muh Aras kalah dalam Muswil PPP Sulsel ini, hal itu bisa menjadi sinyal suram bagi karier politiknya ke depan.
"Ini ujian survival baginya. Sekali Aras kehilangan kekuasaan di partai, maka akan menjadi sinyal suram bagi masa depan karier politiknya," kata Luhur, Rabu (24/3/2021).
Andi Luhur Priyanto menilai, perjalanan kebangkitan PPP di Sulsel dalam beberapa tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari sosok Amir Uskara.
Amir Uskara pernah memimpin DPW PPP Sulsel Periode 2011-2016, hingga akhirnya ditarik ke DPP sebagai Wakil Ketua Umum.
Luhur menilai, Amir Uskara telah menjadi patron kebangkitan PPP Sulsel beberapa tahun terakhir.
Di Pemilu legislatif 2019, katanya, eksperimen menyerahkan kepemimpinan kepada Muh Aras sebenarnya cukup berhasil.
"Bahkan keduanya bisa merebut kursi DPR RI. Tetapi pencapaian itu membuat justru Amir Uskara, mulai menganggap Aras sebagai kompetitor," kata Luhur.
Luhur menilai, upaya Amir Uskara mendorong Fauzan putranya untuk memimpin PPP Sulsel, membuat Aras telah diposisikan sebagai lawan.
"Fauzan ini politisi muda, yang belum melalui ujian kepemimpinan politik secara mandiri. Aras memang harus memberi respon, termasuk menggunakan pengaruh dan membangun bargaining dengan tokoh-tokoh tertentu," papar Luhur.
Luhur mengingatkan, dinamika internal partai kalau tidak dikelola dengan baik, bisa bersifat kontra produktif bagi masa depan elektoral PPP di Sulsel.
Menurutnya, sebuah partai bisa berjaya ataupun kemudian merosot, ketika elitenya gagal membangun konsensus.
"Terutama gagal mengelola perubahan dan kesinambungan," tandasnya. (CR4)
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95