Vaksin Covid
Bulan Depan, Vaksin Covid-19 Dilakukan di Masjid
Meski tidak banyak namun masih ada warga yang menolak divaksin. Terungkap, 29% masyarakat Indonesia yang menolak untuk melakukan vaksin.
TRIBUNTIMUR.COM - Meski tidak banyak namun masih ada warga yang menolak divaksin. Terungkap, 29% masyarakat Indonesia yang menolak untuk melakukan vaksin.
Data ini berdasarkan pada riset lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis Selasa (23/3) kemarin.
"Ternyata temuan survei ini sangat banyak, yaitu 29 persen warga yang tidak mau divaksin Covid-19," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani.
Di sisi lain, warga yang ingin divaksin tidak sampai 50%, yaitu hanya 46% masyarakat Indonesia yang mantap ingin divaksin.
Padahal menurut Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Windhu Purnomo, angka itu cukup sedikit untuk bisa membuat herd immunty.
"Terbentuknya herd immunity minimal ada 70% masyarakat yang divaksinasi. Tentunya dengan asumsi tidak ada varian baru yang menyebar," katanya menanggapi hasil survei SMRC.
Di sisi lain, survei ini juga menilai seberapa angka kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.
Deni membeberkan, setidaknya ada 24% masyarakat Indonesia tidak percaya vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah aman dan 64 persen masyarakat percaya vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah aman.
Sisanya, 11 persen mengaku tidak tahu soal keamanan vaksin bagi kesehatan.
Deni sendiri menyadari target vaksinasi yang harus terwujudkan sampai akhir tahun 2021 masih jauh.
"Jika kaitkan pada target bisa mencapai 71 persen penduduk (divaksinasi Covid-19), proporsi ini masih kurang dari target yang dicanangkan oleh pemerintah," katanya.
Survei SMRC ini dilaksanakan pada 28 Februari sampai 8 Maret 2021.Melibatkan 1.064 dari 1.220 responden yang dipilih. Responden yang diwawancarai berumur di atas 17 tahun atau sudah menikah.
Vaksin di Masjid
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) menyatakan masjid dapat menjadi tempat vaksinasi Covid-19 bagi warga mulai bulan depan.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan kesepakatan antara DMI dengan Kementerian Kesehatan.
“Dua malam lalu saya baru melaksanakan persetujuan dengan menteri kesehatan bahwa mulai bulan depan vaksin akan diadakan di masjid," ucap JK.
Masjid yang dapat digunakan sebagai tempat vaksinasi Covid-19, menurut JK, adalah masjid yang memiliki sarana penunjang seperti halaman dan bangunan yang luas, serta fasilitas pendukung lainnya.
"Di masjid yang besar dan mempunyai fasilitas dan perlengkapan yang baik, seperti aula, selasar, halaman yang luas dan ruangan yang bisa dipakai untuk vaksin," jelas JK.
Menurut JK, jika vaksinasi hanya dilakukan di pusat-pusat kota maka target untuk memberi vaksin kepada 1 juta orang perhari tidak akan bisa tercapai.
Sementara di sisi lain target tersebut harus bisa dicapai demi menciptakan imunitas di tengah masyarakat terhadap virus covid-19.Sehingga masjid dapat difungsikan untuk menunjang pelaksanaan vaksinasi.
"Karena itu dibutuhkan ribuan tempat untuk menjadi tempat vaksinasi dan tempat yang paling strategis adalah masjid, karena masjid itu mempunyai fasilitas pendukung pelaksanaan vaksin," JK memastikan.(*)