Jokowi ke Sulsel
Ada Apa? Jokowi Kunjungan ke Sulsel, tapi Jalan Tol Layang Petta Rani Malah Diresmikan Menteri PUPR
Ada apa? Jokowi kunjungan kerja ke Sulsel, tapi Jalan Tol Layang Petta Rani malah diresmikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ada apa? Jokowi kunjungan kerja ke Sulsel, tapi Jalan Tol Layang Petta Rani malah diresmikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi melalukan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan ( Sulsel ), Kamis (18/3/2021) siang.
Ini merupakan kunjungan kerja pertama Jokowi sejak menjabat Presiden RI periode 2019-2024.
Dia didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.
Kunjungan kerja Jokowi ke Sulsel untuk meresmikan Bandara Toraja di Kabupaten Tana Toraja sekaligus Bandara Pantar di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Meresmikan Kolam Regulasi Nipa Nipa atau Waduk Nipa Nipa di Moncongloe, Kabupaten Maros.
Serta meninjau kegiatan vaksinasi massal untuk Covid-19 di Tana Toraja dan Makassar.
Awalnya, Jokowi juga dikabarkan akan meresmikan Jalan Tol Layang Andi Pangerang Petta Rani atau Tol Layang Petta Rani, jalan tol layang dalam kota pertama di Indonesia Timur, namun batal.
Jalan tol yang dibangun dengan menghabiskan nilai investasi Rp 2,24 triliun itu malah hanya diresmikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto.
"Hari ini saya mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia Bapak Basuki Hadimuljono melakukan peresmian Jalan Tol Layang AP. Pettarani.
Ruas tol layang Andi Pangeran (AP) Pettarani adalah sebutan untuk tol Ujung Pandang Seksi 3. Seksi ini terbentang sepanjang 4,3 km dan menghubungkan Kota Makassar dengan Pelabuhan Petikemas Soekarno Hatta Makassar dan Bandara Sultan Hassanudin.
Dengan beroperasinya Tol Layang A.P. Pettarani, diharapkan juga dapat mengurangi waktu tempuh karena pengguna jalan tidak perlu melewati banyak persimpangan di jalan arteri yang sering mengalami kemacetan."
Demikian ditulis Danny Pomanto di akun media sosialnya.
Jalan Tol Layang Petta Rani merupakan proyek paling besar dan paling banyak menghabiskan anggaran yang diresmikan pada hari ini.
Bandara Toraja hanya menghabiskan anggaran Rp 800 miliar, sedangkan Waduk Nipa Nipa Rp 321 miliar.
Tak meresmikan jalan tol layang di Makassar, Presiden RI dan rombongan dikabarkan hanya akan melintas di jalan itu ketika menuju Pangkalan Udara Hasanuddin di Maros, setelah meresmikan Waduk Nipa Nipa.
Entah apa penyebab "RI 1" tak meresmikan Tol Layang Petta Rani, padahal di sejumlah daerah lainnya di Pulau Sumatera, Jaya, Kalimantan, hingga di Sulawesi Utara, jalan tol selalu diresmikan Jokowi sejak dia menjabat presiden.
Sebagai informasi, Jalan Tol Layang Petta Rani sepanjang 4,3 Km sahamnya dimiliki konglomerasi Salim atau Salim Group (swasta) melalui PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), unit bisnis PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
PT Nusantara Infrastructure Tbk pada tahun 2017 lalu sahamnya telah diakusisi Salim Group melalui anak usahanya yang berbasis di Filipina, Metro Pacific Investments
Jalan tol ini selanjutnya dioperasikan PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Makassar Metro Network (MMN).
Pembangunan Jalan Tol Layang Petta Rani melibatkan kontraktor utama PT Wijaya Karya Beton atau Wika dan Nippon Koei Co Ltd.
Lalu PT Indokoei International dan PT Cipta Strada sebagai konsultan supervisi, serta PT Virama Karya sebagai konsultan pengendali mutu independen.
Saat dibangun, mendapatkan dana kredit dari BCA dan Bank Sulselbar.
Anthony Salim, pemilik Salim Group, pernah menjadi pemilik BCA, namun bank itu kini mayoritas sahamnya dimiliki Hartono bersaudara (Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono).
Siapa Anthony Salim?
Dia salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Dia duduk di urutan keempat, sedangkan Hartono bersaudara di urutan pertama.
Berdasarkan catatan Forbes yang dilansir pada Desember 2020, harta kekayaan Anthony Salim dan eluarga mencapai hingga USD 5,5 miliar atau setara dengan Rp 77 triliun.
Anthony Salim melalui Salim Group kini menjadi pemilik PT Indofood Sukses Makmur Tbk (pabrik Indomie), PT Bogasari Flour Mills (pabrik terigu), jaringan minimarket Indomaret, Indomobil Group, hingga jaringan restoran cepat saji KFC.(*)