Trending Lagi, Bukti-bukti Baru Dewa Kipas Memang Bermain Curang Dibeberkan Gotham Chess
Trending Lagi, Bukti-bukti Baru Dewa Kipas Memang Bermain Curang Dibeberkan Gotham Chess
TRIBUN-TIMUR.COM - Ramai kembali di media sosial Twitter tagar soal Dewa Kipas.
Kali ini Levy Rozman atau yang lebih dikenal sebagai "GothamChess" merespon terkait kecurangan yang dilakukan Dewa Kipas setelah mengalahkannya beberapa waktu lalu.
Kejadian tersebut membuat pemilik akun Dewa_Kipas alias Dadang Subur diblokir dan menyita perhatian netizen dari dua kubu.
Gotham Chess melalui Tweetnya mengatakan drama ini telah berakhir dan mengatakan jika kebenaran telah terbukti, "Drama is over, the truth is out," tulisnya pada Senin (15/3/2021) seperti dilansir dari hai.grid.id.
Dalam tweetnya itu, ia juga menyertakan screenshot dari potongan pemberitaan koran Kompas yang menyatakan jika Dewa Kipas telah melanggar Fair Play.
Adapun akun Twitter @BungLaca membagikan potongan lengkap pemberitaan tersebut.
Dalam pemberitaan itu, Chef Chess Officer (CCO) Chess.com, Daniel Danny Rensch turun tangan terkait hal ini dan mengatakan jika akun Dewa Kipas dibanned karena telah melaukan pelanggaran fair play, "Kasus Dewa Kipas ini adalah mutlak kecurangan," ujarnya.
Rensch yang bergelar International Master (IM) menambahkan dalam pemberitaan itu adapun pecatur seperti dirinya adalah manusia.
Maka, mustahil jika pecatur selalu nyaris sempurna dan pihak yang paling netral dalam sebuah laga daring adalah algoritma, sistem yang dipakai untuk membaca kecurangan dalam laga.
Ia menjelaskan jika pihaknya memiliki 7 orang yang bekerja di bagian Fair Play.
Mereka merupakan ilmuwan statistik yang akan menilai terlebih dahulu sebelum memastikan sebuah akun akan dibanned.
Jika ada yang tidak sesuai atau menyimpang dalam game, itu akan dicurigai sebagai kecurangan, "Faktor yang dilihat algoritma antara lain kemenangan beruntun dan perilaku dalam peramban seperti tabbing yang berlebihan," ujarnya.
Hal ini bukan tanpa sebab diungkapkan oleh Rensch.
Jika melihat dari data lusinan laga yang telah dilakukan Dewa_Kipas di Chess.com, tingkat akurasi gerakannya bisa dibilang diluar nalar karena mencapai di atas 98 persen.
Akurasi itu juga melewati catatan pecatur terbaik Indonesia, Grand Master Susanto Megaranto yang mencapai 94,4-95,3 persen.
Padahal, Dadang bukan pecatur internasional yang diakui FIDE (Federasi Catur Dunia).
Data serupa juga diungkapkan oleh GothamChess melalui postingan Twitternya pada Sabtu (13/3/2021) yang menunjukkan bukti screenshot history permainan Dewa Kipas, "Setelah kalah 2 kali dengan akurasi 35% dan 8%, Dewa_Kipas menang 27 game beruntun dengan rata-rata akurasi mencapai 97%," tulisnya.
Polemik Dewa_Kipas atau Dadang Subur juga menyita perhatian pihak PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi).
Dalam konferensi pers virtual "Edukasi Catur Daring dan Problematikannya dari Kasus Dewa Kipas" pada Jumat (12/3/2021), PB Percasi membedah data grafik permainan Dewa_Kipas selama bermain di Chess.com.
PB Percasi menemukan ada kejanggalan dalam grafik permainan dan akurasi langkah Dewa_Kipas terutama pada perode 22 Februari sampai 2 Maret 2021.
Kejanggalan yang dimaksud adalah grafik permainan Dewa_Kipas yang stabil di puncak dengan persentase rata-rata akurasi langkah mencapai 90 sampai 99 persen.
Menurut PB Percasi, data itu tidak normal karena grafik permainan pecatur hebat sekalipun pasti naik turun dengan batas bawah dan atas rata-rata akurasi langkah pasti lebar.
Sebagai perbadingan, PB Percasi juga menjabarkan data milik atlet catur Indonesia seperti Irene Kharisma Sukandar yang memiliki akurasi langkah terendah 45 persen dan tertinggi 95 persen.
Melansir dari kompas.com, Grand Master, Irene Kharisma Sukandar, juga turut berkomentar terkait hal ini.
Ia meminta publik Tanah Air untuk bijak menyikapi polemik Dewa_Kipas.
Irene Kharisma Sukandar tampak sangat kecewa karena netizen Indonesia menyikapi polemik Dadang Subur atau Dewa_Kipas hanya berdasarkan
nasionalisme buta.
Bahkan, dia juga sempat kecewa terkait video podcast Deddy Corbuzier yang mengundang bintang tamu Dadang Subur dan anaknya, Ali Akbar, yang tayang pada Sabtu (13/3/2021).
Irene Kharisma Sukandar kemudian menanggapi hal tersebut melalui surat terbuka yang diposting di Twitternya @irene_sukandar.
Maka melalui Twitternya juga, Irene Sukandar membagikan video lengkap tentang konferensi pers "Edukasi Catur Daring dan Problematikannya dari Kasus Dewa Kipas" yang dia unggah di Youtube pada Jumat (12/3/2021).
Semoga drama ini cepat terselesaikan sehingga tidak menjadi problematika yang berkepanjangan.
Tentu sebagai warga Indonesia kita juga harus menanggapi dugaan kecurangan yang dilakukan Dewa Kipas terhadap GothamChess dengan pikiran terbuka.
Jangan sampai tindakan kita hanya berdasarkan nasionalisme buta saja.
Sebelumnya cerita pemblokiran akun milik Dadang ditulis Ali di akun Facebook miliknya yang kemudian viral.
Bahkan, cerita tersebut juga dibahas di forum Reddit hingga sampai ke telinga GothamChess dan menjadi perbincangan di dunia maya.
Dadang sendiri sebenarnya tak masalah akunnya dihapus.

Sebab, satu di antara tujuan utama bermain catur di Chess.com hanya ingin mencapai ELO (rating pemain dalam dunia percaturan) 2.200-2.300.
Saat melawan GothamChess, rating ELO akun Dewa_Kipas sendiri berada di angka 2.311, artinya tujuan Dadang sebenarnya sudah tercapai.
Meski demikian, tak ada yang mengira pencapaian tersebut ternyata diraih dalam waktu yang terbilang cukup singkat, yaitu tiga minggu.
Bahkan, untuk mencapai titik tersebut, Dadang sampai-sampai lupa waktu dan sering kali menelan omelan istrinya karena kecanduan game.
"Sering sekali (ayah saya) main Chess.com setiap hari, sampai lupa makan dan tidur, sampai tidak ingat umur dan sering dimarahi ibu saya. Biasanya, istirahat hanya dipakai untuk salat," ujar Ali melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Kamis (4/3/2021).
Ali mengatakan, ranking ELO sendiri biasanya tak bisa didapatkan dengan waktu sesingkat itu.
Namun, apabila terus-menerus bermain, hal tersebut bisa terwujud.
"Biasanya orang akan naik ke peringkat dari ELO 800 hingga ELO 1.200 setelah bermain beberapa bulan. Tapi, ayah saya bisa mencapai ELO 2.300 dalam waktu tiga minggu karena memang bermain tanpa henti," imbuh Ali.
Menurut Ali, Dadang membuat akun Chess.com pada 12 Februari.
Sejak saat itu hingga diblokir, ia telah memainkan sekitar 332 kali pertandingan dengan 232 kali menang, 90 kali kalah, dan 10 kali remis (seri).
Kiprah singkat Dadang di Chess.com sendiri tak lepas dari campur tangan anaknya.
Ali memperkenalkan game tersebut kepada sang ayah untuk memberi tahu bahwa ada game catur yang bisa mempertemukannya dengan para pemain profesional.
Dadang lantas tertarik dan meminta Ali untuk membuat akun, foto profil, dan mengajarinya cara mencari lawan dan memulai pertandingan.
Berbagai hal ini perlu dipelajari karena Dadang tak begitu paham (gagap) tentang teknologi.
"Bapak saya tidak begitu mengerti tentang teknologi, saya yang menuntunnya untuk membuat akun, foto profil, mencari pertandingan, dan lain sebagainya," jelas Ali.
Karena sulit memahami berbagai menu yang ada di Chess.com, Dadang hanya memainkan mode Rapid (10 menit) di Chess.com yang lebih mudah diakses.
"Rapid adalah satu-satunya mode yang bisa diakses dengan mudah dengan sekali klik di menu utama Chess.com. Itu satu-satunya mode yang bisa dimainkan tanpa mengubah pengaturan," tutur Ali.
Adapun mode lainnya, seperti Blitz dan Puzzle, tidak dimainkan Dadang karena berbagai alasan tambahan.
Di mode Blitz (5 menit), Dadang mengaku tidak bisa mengikuti jalannya permainan yang dituntut harus berpikir cepat karena faktor usia.
Sedangkan untuk Puzzle, ia tak begitu tertarik dengan mode permainan tersebut.
Keunikan Dadang lainnya adalah kebiasaannya yang mencatat tiap langkah dalam satu pertandingan catur.
Sebelum mengenal Chess.com, Ali mengatakan, Dadang sering bermain melawan komputer (bot) di aplikasi Shredder Chess.
Bot ini, menurut Ali, dirancang sedemikian rupa sehingga kemampuannya setara dengan pecatur yang memiliki ELO 2.600 ke atas.
Tak sekadar melawan bot, Dadang juga kerap mencatat tiap langkah yang ia buat agar paham bagaimana pola permainan orang yang memiliki ELO 2.600.
"Di tiap pertandingan, ia selalu mencatat semua langkah yang dibuat ke dalam buku notasi catur dan mengingatnya untuk dipakai di pertandingan lainnya," tambah Ali.
Selain gemar mencatat tiap langkah, kepiawaian Dadang juga berasal dari pengalamannya di masa lalu, ketika ia pernah bergabung dengan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) dan menjuarai berbagai turnamen catur.
"Bapak saya pernah menjuarai tujuh turnamen catur daerah. Tidak selalu juara 1, pernah juara 3, 7, hingga 13. Kalau turnamen yang diselenggarakan oleh kantor tempat ayah saya bekerja, itu (gelar juaranya) sudah tak terhitung," klaim Ali.
Hal itu ia buktikan dalam sejumlah dokumen yang disebar melalui akun Google Drive-nya.
Dokumen-dokumen tersebut mencakup Piagam Penghargaan Kejuaraan Catur Sekota Singkawang, Kalimantan Barat, dan foto Dadang yang mejeng di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-18 Zona Kalimantan
Meski rela akunnya diblokir, Dadang sendiri terpaksa harus menanggalkan sejumlah mimpi yang ia buat ketika ia mulai bermain di Chess.com.
Salah satunya adalah bertemu dengan para pemain catur profesional asal Indonesia.
"Salah satu tujuan awal (main Chess.com) belum terwujud, yaitu bertemu dengan pemain terkenal Indonesia, seperti Susanto Megaranto atau Sean Winshand," ungkap Ali.
Dengan akun Dewa_Kipas yang memiliki ELO 2.311, impian tersebut otomatis kandas karena akunnya telanjur diblokir.
Terkait penangguhan akun itu, Dadang justru mengaku bersyukur akunnya diblokir.
Sebab, ia tak lagi kecanduan game ini dan bisa menjalankan kehidupannya dengan normal kembali.
"Sebenarnya bapak saya bersyukur karena akunnya diblokir, karena selama ini dia selalu bermain sampai lupa waktu. Dan (pemblokiran) ini seakan seperti diingatkan supaya berhenti main," jelas Ali.
"Tidak ada rencana untuk mengembalikan akun yang terblokir, biarlah bapak saya beristirahat dengan tenang," ucap Ali. (*)