TRIBUN TIMUR WIKI
Hari Perempuan Sedunia Diperingati Google Doodle, Ini Dia Sosok Pencetus Wanita Pertama
pada tahun 1908 ada sebanyak 15.000 wanita berbaris di New York City dan menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Dalam setiap catatan peristiwa seakan terekam oleh Google.
Melalui Google Doodle kembali mengingatnya dengan memberikan animssi ataupun ilustrasi.
Spesial pada hari ini, Senin (8/3/2021) sejak pukul 00.00 WITA Google Doodle mengubah logo pencahariannya.
Bahkan jika di klik, video ilustrasi pun muncul dengan musik semangat.
Ya, diketahui Google Doodle merayakan Hari Perempuan Sedunia hari ini.
Dilansir dari Tribunnews.com, ketika membuka laman Google, Anda akan melihat Doodle dengan tampilan berbeda.
Tampilan itu, dibuat khusus untuk merayakan Hari Perempuan Sedunia atau International Womens Day setiap tanggal 8 Maret.
Terdapat video ilustrasi, berupa gambar dua telapak tangan saling menggenggam.
kemudian, dua kata Google berlatar belakang tangan-tangan lain yang terangkat ke atas.
Video Hari Perempuan Sedunia Google tersebut, juga menampilkan ilustrasi para perempuan yang mencetak sejarah di dunia.
Misalnya, perempuan pertama yang mencapai puncak Gunung Everest dan astronot perempuan pertama di dunia.
Selanjutnya, terdapat ilustrasi perempuan yang berhasil menjadi akademisi, peraih medali emas hingga wirausahawan.
Dilansir Google.com, video Doodle memberi penghormatan kepada para pahlawan perempuan.
Video menggambarkan tangan yang telah membuka pintu bagi wanita selama beberapa generasi.
Para perempuan menjadi pionir sekaligus menantang status quo dan pembuka jalan bagi perempuan lain untuk bisa mengenyam pendidikan, hak-hak sipil, sains, seni, dan masih banyak lagi.
Sejarah Hari Perempuan Internasional
Awalnya, gerakan ini tumbuh dari gerakan buruh yang jadi acara tahunan yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut BBC, pada tahun 1908 ada sebanyak 15.000 wanita berbaris di New York City dan menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.
Setahun kemudian, hari Perempuan Nasional dideklarasikan oleh Partai Sosialis Amerika.
Lalu, ide untuk membuat perayaan internasional datang dari seorang wanita bernama Clara Zetkin.
Clara menyarankan ide tersebut melalui Konferensi Internasional Wanita Pekerja di Kopenhagen pada tahun 1910.
Terdapat 100 wanita dari 17 negara di konferensi tersebut.
Mereka menyetujui saran itu dan dengan suara yang bulat pula.
Seperti yang diberitakan Kompas.com, perayaan Hari Perempuan Internasional pertama adalah pada 1911 di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss.
Tetapi, perayaan ini baru diresmikan pada tahun 1975 saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai ikut merayakannya.
Tema pertama pada tahun 1996 untuk perayaan ini, ialah Merayakan masa lalu, Merencanakan Masa Depan.
Alasan Hari Perempuan Internasional Diperingati 8 Maret
Dilansir Kompas.com, awalnya ide Hari Perempuan Internasional yang dicetuskan Clara belum punya tanggal pasti.
Menurut situs UNESCO, PBB mulai merayakan Hari Perempuan Internasional pertama pada 8 Maret didasarkan pada pergolakan demonstran perempuan Rusia yang terjadi 8 Maret 1917.
Di mana Rusia berada dalam kondisi hampir hancur ketika Perang Dunia I dan menyebabkan tekanan pada ekonomi yang lemah di negara itu.
Kemudian, perempuan Rusia memulai aksi turun ke jalan pada 8 Maret 1917.
Mereka bergabung dengan orang-orang yang bekerja di pabrik-pabrik.
Sekitar 100.000 perempuan turun ke jalan-jalan di Saint Petersburg (dulu Petrograd).
Mereka menuntut Pemerintah Rusia di bawah kepimpinanan Tsar Nicholas II agar memberi makan anak-anak dan mengakhiri Perang Dunia I.
Mereka juga melakukan pemogokan dan membawa slogan-slogan menuntut untuk diakhirinya dinasti Romanov yang memerintah Rusia sejak 1613.
Bahkan, bukan hanya perempuan, para lelaki pun tampil dalam demonstrasi ini.
Protes damai pada beberapa tempat akhirnya berubah menjadi kerusuhan.
Bentrokan antara demonstran dengan pasukan Tsar mulai terjadi dan meyebabkan korban berjatuhan.
Kelak, kerusuhan ini memicu Revolusi Februari semakin besar yang berdampak pada Tsar Nicholas II turun tahta pada 15 Maret 1917.
Tanggal gerakan tersebut pada kalender Julius adalah Minggu 23 Februari.
Namun, tanggal tersebut dalam kalender Gregorian adalah 8 Maret.
Nah, itulah mengapa Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tanggal 8 Maret.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com