Waspada! Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 Menyebar di Indonesia dan Tingkatkan Kematian, Cara Cegah
Waspada! Varian baru virus corona B.1.1.7 lebih cepat menular dan meningkat kematian, cara cegah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Waspada! Varian baru virus corona B.1.1.7 lebih cepat menular dan meningkatkan kematian, cara cegah.
Berasal dari Inggris, pemerintah mendeteksi 2 kasus varian baru virus corona B.1.1.7.
Para ahli yakin bahwa varian tersebut sudah menyebar luas di Tanah Air.
Kabar buruk!
Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengaku tidak terkejut dengan penemuan varian baru virus corona asal Inggris, B.1.1.7, di Indonesia.
Kepada VOA Indonesia, ia sudah menduga hal ini akan terjadi sejak tahun lalu.
Bahkan ia yakin, B.1.1.7 tersebut sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
“Ketika ditemukan itu bukan berarti hanya dua (kasus), itu sudah di mana-mana. Saya harus sampaikan itu, karena sekali lagi strategi tracing, testing kita yang tidak memadai," ungkap Dicky seperti yang dikutip dari VOA Indonesia pada Rabu (3/2/2021).
"Yang artinya tidak berlanjut dengan isolasi karantina ini tidaklah bisa memutus transmisi Covid-19, dan pola eskponensialnya selain tinggi ini berarti leluasa orang membawa virus kemana-mana tidak terdeteksi,” lanjut Dicky.
Selain itu, kebijakan pembatasan kepada warga negara Indonesia maupun asing yang datang ke Indonesia dinilainya tidak ketat.
Ia mencontohkan, karantina selama 5 hari kepada seseorang yang baru datang dari luar negeri tidak cukup untuk bisa mendeteksi suatu virus.
“Negara yang berhasil mengendalikan pandemi tidak ada yang di bawah 10 hari. Australia 14 hari, itu pun diperketat dengan testing 2 kali. Ini pun selain PCR ada yang namanya genom sequencing, itu dilakukan semua. Itu dilakukan tidak hanya pada pendatang, tapi juga kepada orang-orang yang bekerja di fasilitas karantina atau isolasi atau pintu masuk itu,” jelasnya.
Ia menekankan pemerintah perlu memperkuat penanganan pandemi terutama strategi “3T” yakni testing, tracing, dan treatment.
Apalagi varian baru virus corona dari Inggris tersebut, ujar Dicky, lebih cepat menular dan 30 persen lebih cepat menyebabkan kematian.
Menurutnya, apabila pemerintah tidak segera memperkuat strategi penanganan pandemi bukan tidak mungkin akan lahir mutasi virus corona baru yang lahir di Indonesia.