Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Kasus Balapan Liar di Makassar Capai 517 Tahun 2020, Ini Kata Psikolog

Ada peningkatan kasus pelanggaran lalu lintas di Kota Makassar sepanjang tahun 2020, jika dibandingkan tahun 2019.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI MUHAMMAD IKHSAN WR
172 motor dengan berbagai merk dan jenis terparkir dan dipasangi garis polisi di halaman Mapolrestabes, Jl Ahmad Yani, Makassar, Senin (17/2/2020) siang 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ada peningkatan kasus pelanggaran lalu lintas di Kota Makassar sepanjang tahun 2020, jika dibandingkan tahun 2019.

Pelanggaran lalu lintas berupa balapan liar, naik dua kali lipat dari tahun 2019, khusunya kendaraan roda dua.

"Tahun 2019, pelanggaran lalu lintas berupa balapan liar roda dua, sebanyak 214 kasus, dan di tahun 2020, naik menjadi 571 kasus," kata Kaur Bin Ops (KBO) Satlantas Polrestabes Makassar, AKP Hartati, Minggu (14/2/2021).

"Untuk roda empat, di tahun 2019 ada 14 kasus, dan tahun 2020 ada 17 kasus," lanjut ha

Lokasi kejadiannya sendiri tersebar di sejumlah titik. Namun, kejadian yang paling sering ditemui yaitu di jalan Letjen Hertasning dan jalan A. P. Pettarani.

Menanggapi hal itu, Psikolog Universitas Negeri Makassar (UNM), Widyastuti mengatakan, kasus pelanggaran lalu lintas mulai terjadi dikarenakan ulah orang tua.

Contohnya, hal-hal yang sering ditemui adalah, pada saat orang tua mengantar anaknya berangkat sekolah. 

Sebagian diantaranya kadang mengambil jalur yang salah, untuk mempersingkat jarak tempuh.

"Sebenarnya kalau kita mau merunut kenapa terjadi pelanggaran, itu karena selama ini orang tua yang mengajar anak melanggar," jelasnya

"Kenapa? kadang-kadang orang tua mengambil jalur berlawanan untuk menempuh rute terdekat. Mereka lupa kalau mereka sedang, bersama anaknya, dan itu dilakukan hampir setiap hari," terangnya 

Sementara untuk dampak dari Pemberlakuan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang diterapkan semasa Pandemi Covid-19, juga disebut ikut mempengaruhi sikap pelanggaran lalu lintas, utamanya pada balapan liar.

Remaja yang jenuh dan tidak punya aktivitas didalam rumah, kemudian diluapkan di jalan raya.

"Semua orang mengalami kejenuhan tapi tidak semua meluapkan di jalanan, kembali lagi ke individunya. Kalau mereka selama ini orang tua dan lingkungannya cukup toleran, dan ada dukungan untuk melakukan aktivitas positif, maka Insya Allah tidak akan melajukan kejahatan lain," tutupnya

Laporan tribuntimur.com, M Ikhsan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved