Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Siswa SD Telkom Makassar Terbitkan 4 Buku Selama Masa Pandemi

Siswa SD Telkom Makassar yang bernama Zahra Ilma Mufida, produktif menghasilkan karya tulis. Sebanyak 4 buku sudah dihasilkan

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
SD Telkom Makassar
Siswa SD Telkom Makassar Terbitkan 4 Buku Selama Masa Pandemi 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini tengah menumbuhkan Gerakan Literasi Sekolah.

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai riset yang menunjukkan bahwa tingkat literasi di kalangan masyarakat masih rendah.

Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan bahwa budaya literasi Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia atau urutan ke 64. PISA juga menempatkan posisi baca-tulis siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti.

Data statistik UNESCO 2012 menyebutkan indeks minat baca-tulis di Indonesia baru mencapai 0,001 atau setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca-tulis.

Sebuah survei yang dilakukan Central Connecticut State University di New Britain (2003-2014) menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara terkait minat baca-tulis.

Indonesia hanya unggul dari Bostwana yang puas di posisi 61 dan Thailand berada satu tingkat di atas Indonesia (posisi 59).

Gerakan literasi merupakan salah satu bentuk penumbuhan budi pekerti atau pendidikan karakter. Hal yang mendasarinya adalah Permendibud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

SD Telkom Makassar, salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom, juga berusaha melakukan gerakan literasi ini.

Bentuk gerakan literasi di sekolah yang berlokasi di Kawasan Pendidikan Telkom Jl. AP. Pettarani No. 4 ini antara lain pembiasaan membaca buku 15 menit setiap harinya, membuat pojok baca di kelas, membuat pohon literasi, majalah dinding (versi offline dan daring), laporan bacaan buku dan sebagainya.

Di masa SFH (Study from Home) saat ini, siswa SD Telkom Makassar yang bernama Zahra Ilma Mufida, produktif menghasilkan karya tulis. Sebanyak 4 buku sudah dihasilkan oleh siswa multi talent ini.

Tujuh Peri Pelangi, Buku Kecilku (Rahasiaku), Fantastic Fairy Tales for Children (versi bilingual) dan Sejuta Cinta untuk Pahlawan Hidupku (My Family) adalah rangkaian judul buku yang ditulis oleh Chaca sapaan akrabnya.

“Kesemuanya diselesaikan oleh ananda pada masa pandemi”, seperti yang dijelaskan oleh Herlina HR., guru SD Telkom Makassar yang merupakan salah satu mantan wali kelas Chaca.

Tujuh Peri Pelangi sangat kaya akan imajinasi dan hal ini tergambar jelas dalam buku setebal 18 bab ini.

Media Guru merupakan penerbit buku yang ditulis oleh siswa yang identic dengan kacamata ini. Herlina menambahkan, “Jika membaca buku Tujuh Peri Pelangi seakan kita sedang berada di sebuah negeri fantasi yang penuh akan makhluk imajinasi, dengan alur cerita dan konflik yang dekat dengan keseharian kita”.

Adapun tiga buku lainnya merupakan buku antologi atau sebuah kumpulan dari karya-karya sastra (cerpen, novel pendek, prosa, puisi). Ketiga buku antologi ini (Buku Kecilku Rahasiaku, Fantastic Fairy Tales for Children, Sejuta Cinta untuk Pahlawan Hidupku) telah terbit dengan penerbit yang berbeda-beda serta juga ber-ISBN (International Standard Book Number), yaitu "pengindentifikasian unik" untuk buku-buku yang digunakan secara komersial.

Zahra Ilma Mufida atau Chaca, putri tercinta dari pasangan Jabaruddin Sadarman dan Aisyah Zakaria, sejak kecil sangat gemar membaca dan menulis.

Ketrampilan tentang literasi dasar dipupuk Chaca sejak usia dini serta mendapat support penuh dari kedua orang tuanya melalui buku-buku bacaan serta memasukkannya ke komunitas penulis.

“Kami berharap buku karya ananda Chaca ini merupakan karya pemicu bagi siswa lain untuk menghasilkan karya serupa atau karya lainnya di kemudian hari. Atau menjadi motivasi kelak buat para siswa baru untuk mencontohnya. Dan kami juga berharap agar ananda Chaca dapat terus kreatif dan produktif”, ujar Herlina.

Selain produktif berkarya melalui tulisan, siswa kelas 5 Telkom yang bercita-cita menjadi dokter dan penulis besar ini juga mempunyai prestasi di bidang akademik, seperti dalam lomba Matematika, MIPA dan Tahfidz.

“Di sekolah, SD Telkom Makassar, literasi dasar menjadi salah satu prioritas dalam program 4R (Olah Ruh, Olah Rasa, Olah Rasio dan Olah Raga). Tentunya bakat Chaca ini menjadi perhatian khusus dari pihak sekolah.

Jika literasi baca telah kuat, maka tahap berikutnya, yaitu literasi tulis tentu tidak akan berat diwujudkan walaupun orang yang rajin membaca tidak selalu identik dengan pandai menulis, tetapi setidaknya telah memiliki modal awal yang potensial”, ujar Herlina.

Keempat buku karya Chaca ini menunjukan kultur belajar yang luar biasa dari siswa-siswa SD Telkom Makassar meski di masa pandemi Covid-19. Karya tersebut merupakan hasil nyata pendidikan karakter dan literasi yang terus dibudayakan di SD Telkom Makassar, sekolah yang telah terakreditasi A dari BAN S/M.

Keempat buku tersebut juga telah terdapat di perpustakaan sekolah yang saat ini sudah membuka pendaftaran siswa baru untuk Tahun Pelajaran 2021/2022.

“Generasi yang kuat dalam literasi baca dan tulis tentunya akan menjelma menjadi sosok pendorong untuk lahirnya generasi yang memiliki kecakapan abad 21, dan hal ini akan terus diupayakan oleh SD Telkom Makassar”, pungkas Herlina.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved