Myanmar
Militer Myanmar yang Kudeta Aung San Suu Kyi Berubah, Dulunya Membantai Kini Dekati Etnis Rohingya
Perubahan yang dilakukan pihak militer tersebut muncul setelah mendapat kecaman luas dari pihak internasional terkait kudeta mereka.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebuah perubahan ditunjukkan militer Myanmar yang melakukan kudeta kepada pemerintah Aung San Suu Kyi.
Pihak Militer yang melakukan kudeta ke pemerintahan sah tersebut dilaporkan mulai mendekati Muslim Rohingya di Rakhine.
Perubahan yang dilakukan pihak militer tersebut muncul setelah mendapat kecaman luas dari pihak internasional terkait kudeta mereka.
Terlebih soal kecaman jika mereka melakukan kudeta akan membuat Rohingya semakin menderita sebagai mana dulu mereka membantainya.
Bahkan demonstrasi besar-besaran juga terjadi di Myanmar. Apa yang dilakukan militer menjadi tanda tanya besar.
Pasalnya militer turut melakukan pembantaian etnis Rohingnya beberapa tahun silam.
Kabara terbaru, rezim militer baru mengirimkan surat kepada pemerintah Bangladesh melalui duta besarnya di Myanmar untuk menjelaskan alasan kudeta tersebut.
Hal itu seperti diberitakan Intisari dari asiantimes.com (9/2/2021), tak lama setelah menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.
Mereka menjelaskan tentang tuduhan penipuan pada pemilu November 2020, di mana partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang dengan gemilang.
Tawarkan Solusi Masalah Rohingya
Dikatakan, dalam surat yang isinya belum dipublikasikan secara lengkap itu, rezim militer juga menyebutkan kemungkinan solusi untuk menyelesaikan krisis Rohingya.
Hal itu mendorong Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen, yang dikutip oleh Dhaka Tribune pada 6 Februari, mengatakan “Ini adalah kabar baik. Ini awal yang bagus. ”
Kemudian, di dalam negara bagian Rakhine, Myanmar, beberapa komandan militer lokal telah mengunjungi daerah berpenduduk Muslim.

Lokasinya di dekat perbatasan Bangladesh dan sebuah kamp untuk pengungsi Rohingya di ibu kota negara bagian Sittwe.