Eko Kuntadhi Kasihan Meninggalnya Maaher At-Thuwailibi Dijadikan Bahan Sebar Hoax: Mestinya Didoakan
Eko Kuntadhi mengatakan kasihan kepada Ustadz Maaher At-Thuwailibi karena meninggalnya dijadikan bahan menyebar hoax.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi Eko Kuntadhi turut mendoakan Ustadz Maaher At-Thuwailibi atau Soni Eranata.
Namun dalam postingannya, Eko Kuntadhi mengatakan kasihan kepada Ustadz Maaher At-Thuwailibi karena meninggalnya dijadikan bahan menyebar hoax.
Hal tersebut diungkapkan Eko Kuntadhi dilansir Tribun-timur.com di akun Twitter @eko_kuntadhi.
"Sony Eranata alias Maher meninggal. Mestinya didoakan, bukan malah dijadikan bahan menyebarkan hoax. Ngeri banget deh.
Bahkan wafatnya orang yang selama ini berdiri bersama kelompoknya, diplintir gila-gilaan. Kasian almarhum Sony. Semoga Allah melapangkan jalannya...," tulis Eko Kuntadhi, Selasa (9/2/2021) pukul 00.31.
Salah satu yang menyebar hoax yaitu akun Twitter @devietalubis.
"Azis Yanuar: Ustadz Maher Meninggal di Rutan Mabes Polri & Setengah Disika," tulis akun tersebut, 8 Februari 2021 pukul 10.28 malam.
Cuitannya disertai link artikel berjudul Aziz Yanuar: Ustadz Maaher At-Thuwailibi Meninggal di Rutan Mabes Polri.
Artikel tersebut berisi pernyataan pengacara FPI Aziz Yanuar terkait kabar meninggalnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi.
Namun dalam artikel tidak ada kalimat 'setengah disiksa'.
Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal
Diberitakan sebelumnya, Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal karena sakit.
Bareskrim Polri membenarkan kabar tersangka kasus ujaran kebencian Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rumah Tahanan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/2/2021) malam.
"Iya benar ( Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia )," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat dikonfirmasi, Senin (8/2/2021).
Rusdi menyampaikan tersangka meninggal dunia diduga karena mengalami sakit.
"Benar karena sakit," kata mantan Kapolrestabes Makassar ini.
Diberitakan sebelumnya, tersangka kasus ujaran kebencian Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal di dalam sel tahanan.
Dia diduga meninggal dunia karena mengalami sakit.
Kabar tersebut dikonfirmasi kuasa hukum Ustadz Maaher At-Thuwailibi, Djuju Purwantoro.
Kata dia, kliennya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 19.00 WIB.
"Iya betul berita itu, beliau meninggal sekitar jam 7 malam tadi di Rutan Mabes Polri. Sekitar jam 8 sudah dibawa ke RS Polri," kata Djuju saat dikonfirmasi.
Djuju menyatakan pihaknya juga tengah dalam perjalanan menuju ke RS Polri, Kramat Jati.
Menurut dia, Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal sakit luka usus dan gangguan lambung.
"Seperti di berita berita itu meninggalnya karena sakit. Sekitar seminggu lagi baru kembali ke RS Polri abis perawatan," kata dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan kliennya diduga masih dalam kondisi belum sehat saat setelah dirawat di RS Polri itu.
Namun, Ustadz Maaher At-Thuwailibi justru tetap dikembalikan ke Rutan Bareskrim Polri.
Ia menuturkan pihaknya juga sempat berupaya untuk kembali mengajukan proses pembantaran perawatan ke RS Ummi, di Bogor, Jawa Barat pada 3 hari yang lalu.
Namun, surat itu belum mendapatkan balasan hingga Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia.
"Tiga hari lalu sudah dilimpahkan ke Kejaksaan, hari Kamis saya sudah kirimkan surat agar yang bersangkutan kembali dirawat di RS Ummi Bogor atas permintaan keluarga," kata dia.
Diketahui, tersangka kasus ujaran kebencian Ustadz Maaher At-Thuwailibi memang sempat dibantarkan keluar tahanan karena sakit.
Ustadz Maaher At-Thuwailibi mendapatkan perawatan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (21/1/2021).
Sang istri juga sempat mengeluhkan kondisi suaminya.
Kepada awak media, sang istri menyampaikan kleinnya dalam kondisi penyembuhan sakit yang dideritanya sebelum ditangkap polisi beberapa bulan lalu.
Sakit yang dialami penghina ulama Habib Luthfi bin Yahya adalah luka usus. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin/ Tribunnews.com)