Gempa Sulbar
Bagaimana Likuifaksi Bisa Terjadi? Berikut Penjelasan Ahli Survey Geologi Kementerian ESDM
BPN Sulbar menggelar webinar dengan tema mengapa likuifaksi bisa terjadi, menghadirkan ahli peneliti utama pusat survey Geologi kementerian ESDM
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU -- Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sulawesi Barat menggelar webinar dengan tema mengapa likuifaksi bisa terjadi, menghadirkan ahli peneliti utama pusat survey Geologi kementerian ESDM, Ungkap M Lbn Batu.
Webinar tersebut digelar merespon terjadi gempa bumi magnitudo 6.2 SR yang mengguncang di Majene dan Mamuju pada 15 Januari 2021 lalu.
Sekaligus sosialisasi kepada masyarakat tentang bencana gempa dan likuifaksi.
Ungkap menjelaskan, likuifaksi terjadi jika terdapat lapisan sungai purba yang merupakan endapan lumpur bercampur pasir.
"Jika likuifaksi terjadi, umumnya di lingkungan geologi tertentu saja, seperti dataran pantai, dataran alluvium (tanah liat, biasanya di tebing sungai yang sering tergenang banjir), dan tanah reklamasi,"jelas Ungkap.
Dia mengungkapkan, semakin tua umur sediman, maka semakin rendah terjadinya likuifaksi.
"Artinya kemungkinan terjadinya likuifaksi kecil, karena Sulawesi Barat termasuk dalam sedimen tua,"kata dia.
Menurutnya, gempa bumi magnitudo 6,2 SR di Sulawesi Barat dikategorikan sebagai gempa bumi berukuran sedang. Kemungkinan terjadinya likuifaksi di wilayah terdampak gempa sangat kecil.
"Likuifaksi dapat terjadi apabila suatu massa endapan pasir lepas atau terurai, yang disebabkan oleh guncangan gempa yang kuat dan lama, hal itu disebabkan beberapa faktor salah satunya bekas sungai purba seperti di Palu, dan di Sulawesi Barat itu belum ditemukan,"jelasnya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter gempa bumi, dan kedalaman hiposenternya, gempa pembuka dan gempa utama yang terjadi di Majene dan Mamuju merupakan gempa kerak dangkal, yang selanjutnya akan diikuti gempa susulan berukuran lebih kecil.
"Ini membuat aktivitas sesar aktif naik, hal ini biasanya memicu terjadinya likuifaksi. Untuk itu masyarakat perlu memperdalam pengetahuan mengenai itu," tambah Ungkap M. Lbn Batu.
Kakanwil Herjon Panggabean mengatakan sosialisasi dilakukan sebagai upaya memberikan edukasi bagi masyarakat, termasuk untuk memberikan pemahaman kepada seluruh pegawai di lingkup Badan Pertanahan Sulawesi Barat.
"Kita perlu memberi pemahaman kepada masyarakat, agar mengerti dan dapat mengenali lingkungannya, selain itu diharapkan juga seluruh SDM BPN Sulbar bisa tercerahkan agar dapat bekerja dengan nyaman, untuk memberi layanan terbaik pada masyarakat,"tuturnya. (tribun-timur.com)
60 Titik Longsor Akibat Gempa di Majene dan Mamuju Sudah Ditangani |
![]() |
---|
Warga Dayanginna Mamuju Keluhkan Pendataan Rumah Rusak, Husni: Masa Kami Harus di Tenda Terus |
![]() |
---|
Jelang Dilantik Jadi Wakil Bupati Selayar, Saiful Serahkan Bantuan ke Korban Gempa Sulbar |
![]() |
---|
Percepat Rekonstruksi Pascagempa, Gubernur Sulbar dan Kadis PU Temui Dirjen Cipta Karya |
![]() |
---|
Kemensos Serahkan Santunan untuk 13 Ahli Waris Korban Gempa Majene |
![]() |
---|