Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Abu Janda

Reaksi Susi Pudjiastuti Disebut Kadrun yang Menyamar Usai Minta Netizen Unfollow Abu Janda

Reaksi Susi Pudjiastuti Disebut Kadrun yang Menyamar Usai Minta Netizen Unfollow Abu Janda

Editor: Ilham Arsyam
tribunnews
abu janda dan susi pudjiastuti 

TRIBUN-TIMUR.COM - Susi Pudjiastuti diserang netizen (warganet) setelah minta unfollow Permadi Arya atau Abu Janda.

Susi Pudjiastuti dituding kadrun dan foto-foto dirinya dekat dengan sejumlah tokoh politik yang dianggap 'sealiran' dengan kelompok Kadrun, seperti Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) pun dibongkar.

Meski demikian, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode pertama ini pun tetap cuek.

Susi Pudjiastuti malah seperti menananggapi remeh tudingan itu dan memasang icon tertawa. 

Susi Pudjiastuti kini dituding Kadrun yang menyamar setelah sebelumnya minta unfollow akun Abu Janda alias Permadi Arya.
Susi Pudjiastuti kini dituding Kadrun yang menyamar setelah sebelumnya minta unfollow akun Abu Janda alias Permadi Arya. (@ichwankalimasad)

Dia berkomentar pendek, tetapi langsung menohok.    

"Wong nyamar kok pake muka asli ..," tulis Susi Pudjiastuti melalui twitternya, kemarin malam. 

Susi mengomentari ocehan pemilik akun @ichwankalimasad.

"Nah bennarkan kadrun yg menyamar @susipudjiastuti," tulis akun @ichwankalimasad.

Siapa Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti tegas nyatakan silsilah dirinya dari garis ibu dan garis ayah. 

Susi Pudjiastuti menyebut, ibunya adalah seorang Nahdlatul Ulama (NU), sedangkan ayahnya adalah seorang Muhammadiyah.

Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari.

Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakat Islam terbesar kedua di Indonesia yang dirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

"Ibu saya NU, Ayah saya Muhammadiyah. Dan 2 organisasi ini akhirnya berkomentar: belajar mengaji dulu & belum mengerti islam," ujar Susi melalui akun twitternya, kemarin.

Cuitan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada era Presiden Joko Widodo ini muncul setelah sebelumnya ia mencuita mengomentari sikap 'nyinyir' Permadi Arya yang akrab disapa Abu Janda.

"Ayo unfollow .. untuk kedamaian dan kesehatan kita semua .. ayo ayo !!!!" kata @susipudjiastuti.

Komentar Susi itu kemudian menuai tanggapan pro dan kontra.

Ada yang mendukung ada pula yang keberatan dan balik mengajak netizen untuk unfollow Susi Pudjiastui.  

Setelah itu, Susi tetap 'berkicau' lewat akun twitternya.

Bahkan dia juga me-mention atau membalas ke tiga akun milik Abu Janda (@permadiaktivis1), Tengku Zulkarnain (@ustadtengkuzul), dan pemilik akun @AmbiusA untuk ditenggelamkan. 

@susipudjiastuti: Membalas@AmbiusA @ustadtengkuzul dan@permadiaktivis1 Tenggelamkan semua yg bermulut ngoceh jelek !!!

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat  Muhammadiyah Abdul Mu'ti meminta Permadi Arya atau Abu Janda belajar mengaji. 

Agama Islam, kata Abdul Mu'ti, seperti ditulis tempo.co, membebaskan seseorang untuk menganut kepercayaan apa pun. Sehingga ia menilai pernyataan Permadi Arya tidak tepat sasaran. 

Hentikan Hujatan SARA

Berikut cuitan Susi Pudjiastuti yang meminta agar dihentikan hujatan provokatif dan terkait suku agama ras dan antargolongan (SARA).

@susipudjiastuti: Ibu saya NU, Ayah saya Muhammadiyah. Dan 2 organisasi ini akhirnya berkomentar: belajar mengaji dulu & belum mengerti islam.

Sayapun terusik untk ikut bicara. Tentu cara saya berpendapat tidak bisa seperti sebuah organisasi. Sbg seorang yg mencintai kebaikan & keberagaman...

@susipudjiastuti:  Bebrapawaktu ini di tengah pandemic kita banyak mendengar ceramah keagamaan yg provokatif yg mengganggu kenyamanan, kita juga sering mendengar vlog2 yg juga countering sebaliknya.

Saling hujat, membully perbedaan dll. Saya pikir sudah saatnya kita bicara untuk ayo menghentikan

@susipudjiastuti : Kita hentikan hujatan dan bully akan perbedaan.. kita stop hentikan juga mengikuti provokasi2 yg merusak kedamaian & kebersamaan kita.
Kita harus bangga dengan segala perbedaan2 yg ada yang menjadikan Indonesia Kaya akan budaya. Stop memilah dan memisah karena Suku & Agama
Susi Pudjiastuti Vs Permadi Arya

Heboh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak unfollow akun Permadi Arya atau Abu Janda yakni @permadiaktivis1.

Ajakan unfollow dilakukan Susi seraya menautkan berita Tempo yang berjudul Abu Janda Sebut Islam Agama Arogan, Sekjen PBNU: Tidak Ngerti Islam Itu

Baca juga: Usai Ambroncius Nababan, Abu Janda Dilaporkan ke Bareskrim Soal Ujaran Rasis kepada Natalius Pigai

Baca juga: Sakti Wahyu Trenggono Resmi Jadi Menteri KKP Gantikan Edhy Prabowo, Ini Pesan Susi Pudjiastuti

"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan2 model seperti ini yg selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya dimasa sulit pandemic, hal2 yg tidak positif dibiarkan. Ayo kita un follow, dan jangan perdulikan lagi orang2 seperti ini. Salam sehat & damai" Tulis @susipudjiastuti

"Ayo unfollow .. untuk kedamaian dan kesehatan kita semua .. ayo ayo !!!!" Kata @susipudjiastuti

Hingga tulisan ini diturunkan ajakan Susi telah diretwet 1.200 kali dan disukai 2.900 kali.

Tentu sesuai dengan sosok sang Permadi Arya yang memiliki banyak pembenci sekaligus banyak pendukung, ajakan Susi pun malah menjadi kontrapriduktif buat dirinya.

Salah satunya malah netizen yang unfollow akun Susi Pudjiastuti

Seorang netizen tunjukkan dirinya unfolow Susi Pudji Astuti karena ngajak unfollow akun Abu Janda
Seorang netizen tunjukkan dirinya unfolow Susi Pudji Astuti karena ngajak unfollow akun Abu Janda (twitter)

Berikut cuitan teratas dari ajakan @susipudjiastuti

@Paltiwest: Sudah bu Saya mau lihat yang optimis, bukan yang sakit hati karena ga dilibatkan lagi..

@SekarJayanti07: Baiklah bu saya unfollow panjenengan juga. Makasih

@RD_4WR1212: Maaf... Saya unpolo ibu.... Skr ibu malah ga jernih dan berimbang... Punten...

@RockerKampoeng: Sy malah dah diblokir ma dia bu... Alhamdulillah

@InginBebas6: Saya gak pernah Follow dia bu

@OfficialAsoppsi: Tiap ada obrolan bahas dia saya pura2 gak denger

Abu Janda Dilaporkan ke Polisi

Sebelumnya Abu Janda dilaporkan ke polisi oleh KNPI.

Permadi Arya alias Abu Janda menanggapi pelaporan dirinya ke pihak kepolisian atas dugaan rasisme terhadap aktivis HAM asal Papua, Natalius Pigai.

Bahkan, Abu Janda menyebut akan membuat laporan balik.

Abu Janda menantang Haris Pertama selaku Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Natalius Pigai, laporan mana yang akan diproses.

"Mau maen lapora2an ke polisi isu rasisme, bang @harisknpi, pace @NataliusPigai2? yuk maen kita. kita lihat laporan siapa yang diproses," tantang Abu Janda di akun Twitternya, Kamis (28/1/2021).

Abu Janda menyebut, pelaporan KNPI terhadap dirinya memiliki muatan politis.

Bahkan, ia menuding Haris Pertama memiliki dendam politik terkait penangkapan Habib Rizieq Shihab.

"Ini mah dendam politik. Pelapornya @harisknpi pembela FPI. sakit hati FPI dibubarin, mau balas dendam Rizieq dipenjara ingin mata dibalas mata. Saya yakin polisi @CCICPolri bisa menilai tidak bisa diperalat jadi ajang balas dendam politik," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP KNPI Haris Pertama mendesak kepolisian untuk memproses tindakan Abu Janda, menyusul Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin) Ambroncius Nababan yang telah ditetapkan sebagai tersangka karena sebelumnya diduga menghina Pigai.

Laporan tersebut bernomor: LP/B/0052/I/2021/Bareskrim pada Kamis 28 Januari 2021. Abu Janda dilaporkan atas dugaan melanggar Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (3) dan/atau Pasal 45 A ayat (2) juncto Pasal 25 ayat (2) dan/atau Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kebencian atau Permusuhan Individu dan/atau Antar Golongan (SARA), Pasal 310 dan/atau Pasal 311 KUHP.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaporkan Permadi Arya alias Abu Janda ke Bareskrim Polri, atas dugaan ujaran rasial kepada Natalius Pigai melalui Twitter, Kamis (28/1/2021).
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaporkan Permadi Arya alias Abu Janda ke Bareskrim Polri, atas dugaan ujaran rasial kepada Natalius Pigai melalui Twitter, Kamis (28/1/2021). (TRIBUNNEWS/IGMAN IBRAHIM)

Medya menerangkan, kata evolusi yang dicuitkan Abu Janda itu telah menebarkan ujaran kebencian bertujuan untuk menghina bentuk fisik, terutama dari wilayah Natalius Pigai berasal.

"Kata-kata evolusi menjadi garis bawah bagi kami untuk melaporkan akun @permariktivis1. Karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian.

Dengan adanya kata-kata evolusi tersebut, sudah jelas maksud dan tujuannya bukan sengaja ngetweet, tapi tujuannya menghina bentuk fisik dari adik-adik kita ini yang satu wilayah dengan Natalius Pigai," ujarnya.

"Kata evolusi jelas, selain nggak nyambung sama topik sebelumnya yang sedang dia bicarakan di Twitter, tahu-tahu langsung disebut 'eh kau sudah selesai evolusi atau belum'.

Itu maknanya nggak bagus. Atas adanya dugaan tersebut, kami atas mandat Ketua Umum berinisiatif melaporkan hal tersebut ke Bareskrim Polri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," sambungnya.

Cuitan yang berujung kontroversi itu telah dihapus oleh Abu Janda.

Meski demikian, Medya menyebut soal penghapusan itu tidak menghalangi proses hukum.

"Nggak masalah tweet dihapus karena masyarakat banyak tersinggung. Kami sudah dapatkan screen capture-nya dan itu sudah diterima sebagai bukti awal," imbuhnya.

Akar masalah

Natalius Pigai awalnya menyindir mantan kepala BIN yakni AM Hendropriyono sebagai dedengkot tua.

Dia menanyakan kapasitas Hendropriyono yang memberi ancaman kepada eks anggota FPI.

“Ortu mau tanya. Kapasitas bapa di negara ini sebagai apa ya, penasehat Pres, pengamat? Aktivis?, biarkan diurus gen abad ke 21 yang egaliter, humanis, demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya wakil ketua BIN dan Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf,” tulis Pigai.

Abu Janda kemudian membalas cuitan Pigai. Dia menyebutkan rekam jejak Hendropriyono tak perlu diragukan.

Sehingga setiap saran dan pendapat yang dikeluarkan olehnya adalah hal yang baik untuk kehidupan berbangsa.

“Kapasitas Jend. Hendropriyono: Mantan Kepala BIN, Mantan Direktur BAIS, Mantan Menteri Transmigrasi, Profesor ilmu Filsafat Intelijen, Berjasa di berbagai operasi militer,” tulis Abu Janda di akun Twitternya.

“Kau Natalius Pigai apa kapasitas kau? sudah selesai evolusi belom kau?” tulis Abu Janda.

Baca juga: Diserang Ribuan Buzzer Tiap Kritik Pemerintah, Sujiwo Tedjo:Jangan Bikin Kesan Pak Jokowi Antikritik

 Natalius Pigai kemudian menanggapi komentar Abu Janda yang dinilai telah menyerang fisiknya.

Menurut Pigai, sudah menjadi risiko bagi dirinya mendapat serangan dan hinaan. Seba selama ini dia membela umat Islam yang teraniaya.

“Bro Moti itu risiko dari keputusan kita membela umat Islam yang teraniaya, rakyat dan orang-orang lemah yang membutuhkan pertolongan karena kekuasaan yang tiran,” tulis Pigai dikutip akun twitternya, Selasa (5/1).

Dia mengatakan, sikap kritisnya terhadap pemerintah merupakan jalan terjal demi tegaknya HAM dan perdamaian.

“Kita juga pemimpin negara dan sudah memilih jalan terjal demi tegaknya demokrasi, HAM, perdamaian dan keadilan,” ucapnya.

Pembelaan Denny Siregar

Menanggapi pelaporan Abu Janda, Denny Siregar membela sahabatnya, Abu Janda.

Bahkan, Denny Siregar mengingatkan apabila laporannya tidak terbukti, maka pelapor justru yang bisa masuk penjara.

"Si @harisknpi harus paham resiko laporkan seseorang. Kalau laporan dia ke @DivHumas_Polri
tidak terbukti secara hukum, maka @permadiaktivis1 berhak melaporkan dia karena pencemaran nama baik.. Kalo ini terjadi, si haris yang bisa masuk penjara. Jangan main2 dgn laporan," cuit Denny Siregar

Sebelumnya diberitakan, Abu Janda dilaporkan karena diduga menghina Pigai dengan pernyataannya yang mengandung rasis melalui akun Twitter bernama Permadi Arya @permadiaktivis1 oleh Ketua Bidang Hukum DPP KNPI, Medi Rischa Lubis. Laporan tersebut tercatat dalam surat tanda terima laporan Nomor: STTL/30/I/2021/ Bareskrim tertanggal 28 Januari 2021.

Atas cuitannya, Abu Janda dilaporkan dengan tindak pidana pencemaran nama baik melalui media elektronik sebagaimana Pasal 45 Ayat (3) juncto Pasal 27 Ayat (3) dan/atau Pasal 45 Ayat (2) juncto Pasal 28 Ayat (2) dan/atau Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, kebencian atas permusuhan individu dan/atau antargolongan (SARA) Pasal 310 KUHP dan/atau Pasal 311 KUHP.

Eks Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengajak warganet untuk berhenti mengikuti cuitan-cuitan dari Permadi Arya alias Abu Janda. Permadi Arya kembali menebar kontroversi setelah belakangan menyebut Islam sebagai agama yang arogan, serta menyinggung Natalius Pigai dengan nada rasisme.

"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan-ocehan model seperti ini yang selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya di masa sulit pandemic, hal-hal yang tidak positif dibiarkan," ujar Susi Pudjiastuti lewat Twitter pribadinya, @susipudjiastuti, Jumat, 29 Januari 2021.

Sebelumnya, diketahui Permadi 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved