Gempa Sulbar
Cerita Security Kantor Gubernur Sulbar Selamat dari Reruntuhan Bangunan Setelah 12 Jam Terjebak
Gempa yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 Wita, menyisakan banyak cerita.
Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU -- Gempa yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 Wita, menyisakan banyak cerita.
Salah satu cerita datang dari, Rahman (25) salah seorang security kantor Gubernur Sulbar.
Malam itu, saat gempa terjadi yang merobohkan kantor Gubernur Sulbar, Rahman bertugas menjaga keamanan.
Dia seperti mengalami mimpi buruk. Karena dalam hitungan detik dia sudah berada diantara reruntuhan bangunan.
Kurang lebih 12 jam ia terjebak hingga akhirnya dapat dievakuasi oleh tim SAR gabungan.
Dia mengungkapkan, saat gempa bumi pertama yang berkekuatan magnitudo 5.9 SR sekitar pukul 14.30 WITA, Kamis, 14 Januari 2021.
Dia masih berada di rumah dan mempersiapkan diri menuju kantor Gubernur untuk tugas malam.
Namun sebelum bertugas, ia mengaku sama sekali tak pernah diberi tahu bagaimana kondisi kantor orang nomor satu di Sulbar yang akan dia jaga.
"Saya sempat dilarang oleh keluarga untuk masuk kerja malam itu, namun saya tidak mengindahkan karena bagaimanapun juga itu adalah tugas dan tanggungjawab saya sebagai security,"kata Rahman saat ditemui di tenda pengungsian di Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Mamuju Sulbar, Sabtu (30/1/2021).
Saat tiba di kantor Gubernur Sulbar, Rahman mengaku sempat mengecek kondisi kantor hingga ke lantai empat setelah diguncang gempa magnitudo 5.9 SR.
"Memang kondisi bangunannya sudah banyak retak-retak akibat gempa yang terjadi siang,"jelasnya.
Dikatakan, dirinya tidak sendirian tertimbun reruntuhan bangunan itu, ia bersama salah seorang temannya bernama Isra.
"Saya sempat tertidur selama dua jam sebelum gempa bumi robohkan Kantor Gubernur Sulbar," ucap Rahman.
Setelah bangun dari tidur, Rahman, mengaku bersiap-siap untuk kembali melakukan patroli untuk memastikan keamanan di sekitar gedung Kantor Gubernur Sulbar.
"Beberapa menit kemudian, gempa bumi terjadi dan listrik padam,"ucapnya.
Dia bersama rekannya Isra lari keluar lewat pintu depan, namun terjatuh sehingga tertimbun reruntuhan, beruntung mereka selamat dari maut itu.
Rahman mengaku saat sudah tertimbung reruntuhan bangunan Kantor Gubernur Sulbar, dia sudah sesak akibat debu sangat banyak.
"Dalam keadaan setengah sadar, saya terheran karena dalam hitungan detik, kami sudah berada diantara plafon lantai dua kantor gubernur,"kata Rahman.
Rahman mengaku, bermodalkan korek api yang dibawa rekannya Isra, mereka dapat bertahan hidup di tengah reruntuhan bangunan yang gelap gulita dengan sedikit cahaya.
"Kami dapat dievakuasi sekira pukul 14.00 WITA, Jumat, 15 Januari 2021 atau kurang lebih 12 jam kami terjepit reruntuhan bangunan,"pungkasnya.