Khazanah Islam
Bolehkah Membaca Alquran Saat Haid? Pendapat 4 Mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’iy, dan Hanbali
Semangat dan keinginan istiqomah dapat membaca Alquran setiap hari ini, sering menjadi dilema tersendiri bagi wanita yang sedang haid.
2. Al-Kasani (W. 587)
حُكْمُ الْحَيْضِ وَالنِّفَاسِ فَمَنْعُ جَوَازِ الصَّلَاةِ، وَالصَّوْمِ، وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ، وَمَسِّ الْمُصْحَفِ إلَّا بِغِلَافٍ، وَدُخُولِ2الْمَسْجِدِ، وَالطَّوَافِ بِالْبَيْتِ
Konsekuensi hukum dari haid dan nifas adalah tidak boleh shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, memegang mushaf tanpa sampul, masuk masjid, dan thawaf di baitullah.
3. Ibnul Humam (w. 681 H)
ليس للحائض والجنب والنفساء قراءة القرآنلقوله - عليه الصلاة والسلام - لا تقرأ الحائض ولا الجنب شيئا من القرآن3
Tidaklah bagi wanita haid, junub, dan nifas membaca al-Qur’an. Karena nabi SAW bersabda: "Tidaklah bagi wanita haidh dan junub membaca sesuatu pun dari Al-Qur’an”
Madzhab Maliki adalah madzhab yang sering disebut-sebut sebagai yang membolehkan wanita haidh membaca Alquran.
Pendapat mereka juga sering dijadikan rujukan atau hujjah oleh berbagai pihak untuk membolehkan wanita haidh membaca Alquran, terutama untuk wanita-wanita yang sedang program tahfizh bisa menyelesaikan hafalannya sesuai target.
Meskipun mereka sedang haidh, mereka tetap dibolehkan membaca dan menghafal Alquran serta memuraja’ah hafalan dengan bersandarkan kepada pendapat madzhab Maliki.
Karena jika memakai pendapat jumhur Ulama, sudah tentu membaca dan menghafal Alquran diharamkan.
Sebenarnya apakah benar madzhab ini membolehkan wanita haidh membaca Alquran? Dan apakah mereka tidak menggunakan hadis-hadis yang menjadi hujjah jumhur?
Dimana dengan berbagai redaksi semua hadisnya melarang wanita haidh dan junub membaca Alquran.
Diantaranya hadis Ibnu Umar RA :
عن ابن عمر، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا تقرأ الحائض، ولا الجنب شيئا من القرآن.