Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Sulbar

Bawa Bantuan, Danlantamal VI Makassar Tumpangi Heli Anti Kapal Selam ke Desa Terisolir Mamuju

TNI Angkatan Laut kembali menerbangkan heli Anti Kapal Selam AS565 MBe Panther dari KRI dr Soeharso yang sandar di Lanal Mamuju

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Dr Benny Sukandari, naiki heli untuk meninjau Desa Terisolir Kopeang, Kabupaten Mamuju, Selasa (2612021) pagi. (Tribun-TimurMuslimin Emba) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Pagi ini, TNI Angkatan Laut kembali menerbangkan heli Anti Kapal Selam AS565 MBe Panther dari KRI dr Soeharso yang sandar di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mamuju, Selasa (26/1/2021) pagi.

Penerbangan heli tempur itu, untuk menjangkau desa terisolir akibat gempa

Pantauan dari atas landasan KRI dr Soeharso, pukul 07.48 Wita, sejumlah personel Marinir tampak mulai sibuk mengangkut bantuan bahan makanan ke dalam heli.

Di saat yang sama, lima pilot dan co-pilot heli AKS Panther milik TNI AL itu, juga sudah melakukan persiapan penerbangan.

Persiapan dilakukan dengan mengecek sejumlah kelengkapan heli, mulai dari baling-bsling hingga sistem kerja di dalam heli.

TNI Angkatan Laut kembali menerbangkan heli Anti Kapal Selam AS565 MBe Panther dari KRI dr Soeharso yang sandar di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mamuju, Selasa (2612021) pagi.(Tribun-TimurMuslimin Emba).
TNI Angkatan Laut kembali menerbangkan heli Anti Kapal Selam AS565 MBe Panther dari KRI dr Soeharso yang sandar di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mamuju, Selasa (2612021) pagi.(Tribun-TimurMuslimin Emba). (TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA)

Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Dr Benny Sukandari, turut dalam penerbangan itu.

"Kita akan membawa Danlantamal VI Makassar, untuk meninjau lokasi langsung sekaligus menyalurkan bantuan bahan makanan dan perlengkapan bayi," kata Pilot Lettu Laut (P) Baron yang dihampiri saat persiapan penerbangan.

Lettu Laut (P) Baron, menjelaskan, Desa Kopeang, sudah sepekan lebih terisolir akibat gempa.

Pasalnya, akses jalan darat menuju desa itu, terputus akibat tertimbun material longsor.

"Waktu tempu dari KRI dr Soeharso ini ke Desa Kopeang itu sekitar 15 menit (penerbangan). Jadi memang, akses darat di Desa Kopeang sana itu terputus semua," ujar didampingi Co-pilot Lettu Laut (P) Rayendra.

Pilot Baron dan Co-pilot Rayendra sudah sepekan terakhir menerbangkan heli dari KRI dr Soeharso.

Misi utamanya untuk menyalurkan bantuan ke sejumlah daerah terisolir di Mamuju dan Majene pasca gempa bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Sulbar, Jumat pekan lalu. (Tribun-Timur/Muslimin Emba)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved