Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menteri Nadiem Soal Siswa Nonmuslim Wajib Berjilbab: Sanksi Tegas Jika Mungkin Pembebasan Jabatan

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengambil langkah tegas atas heboh kasus siswa nonmuslim diwajibkan berjilbab di SMKN 2 Padang.

Kolase tribun timur / Rasni Gani
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengambil langkah tegas atas heboh kasus siswa nonmuslim diwajibkan berjilbab di SMKN 2 Padang. 

TRIBUN-TIMUR.COM,- Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengambil langkah tegas atas heboh kasus siswa nonmuslim diwajibkan berjilbab.

Menteri Nadiem mengecam dan mengambil tindakan tegas atas apa yang terjadi di SMKN 2 Padang Sumatera Barat.

Ketegasan Nadiem Makarim ini disiarkan di akun instagramnya @nadiemmakarim.

Nadiem menyebut dirinya telah berkoordinasi dengan pemda setempat dan akan mengambil langkah tegas. 

"Saya mengapresiasi gerak cepat Pemda terhadap pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran. Selanjutnya saya meminta kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan mekanisme yang berlaku segera memberikan sanksi yang tegas atas pelanggaran disiplin bagi seluruh pihak yang terbukti terlihat, termasuk kemungkinan menerapkan pembebasan jabatan agar permasalahan ini menjadi pembelajaran kita bersama kita ke depan," ujar Nadiem Makarim, dikutip Minggu (24/1/2021).

Dikatakan Nadiem, dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku yaitu Pasal 55 Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berfikir dan berekspresi sesauai dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orangtua atau wali.

Selain itu, Pasal 4 Ayat (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskirminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

Juga Pasal 3 Ayat (4) Permendikbud Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pakaian seragam sekolah diatur oleh masing-masing sekolah dengan tetap memperhatikan hak setiap warga negara untuk menjalankan keyakinan agamanya masing-masing.

"Maka sekolah tidak boleh sama sekali membuat peraturan atau imbauan kepada peserta didik untuk menggunakan pakaian kekhususan agama tertentu sebagai pakaian seragam sekolah.

Apalagi jika tidak sesuai dengan agama atau kepercayaan peserta didik," tuturnya.

Menurut Nadiem, hal tersebut merupakan bentuk intoleransi atas keberaggamaan sehingga bukan saja melanggar peraturan perundang-undangan, melainkan juga nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan.

"Untuk itu, pemerintah tidak akan mentolerir guru dan kepala sekolah yang melakukan pelanggaran dalam bentuk intoleransi tersebut," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved