Tribun Wiki
Profil Maskapai Sriwijaya Air, Hadir November 2003 hingga Duka Mendalam Jatuhnya Pesawat SJ 182
Profil Maskapai Sriwijaya Air, Hadir November 2003 hingga Duka Mendalam Jatuhnya Pesawat SJ 182
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan kode penerbangan SJY 182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.
Maskapai juga menyampaikan nomor hotline yang bisa dihubungi terkait kecelakaan ini yakni di nomor 021-80637816 dan 021-80637817.
Hilang kontak Pesawat Sriwijaya Air dibenarkan oleh Juru bicara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), Adita Irawati.
"Dipastikan lost contact," katanya.
Adita melanjutkan, berdasarkan informasi yang diterima pesawat tersebut kehilangan kontak di atas Kepulauan Seribu.
Kabar hilang kontak pesawat Sriwijaya Air SJ 182 awalnya dikabarkan oleh akun Twitter Flightradar24.
Akun centang biru itu mengabarkan Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Jakarta.
Berdasarkan catatan di situs flighradar24.com, pesawat terbang pukul 14.36 WIB dari Bandara Seokarno Hatta.
Seharusnya pesawat tiba di Bandara Supadio pukul 15.15 WIB.
Namun, hingga saat ini pesawat tak kunjung mendarat.
Lantas bagaimana profil sejarah Maskapai Sriwijaya Air?
Dikutip dari website resmi sriwijayaair.co.id/Sriwijaya Air adalah salah satu maskapai terbesar di Indonesia yang menerbangkan lebih dari 950.000 penumpang setiap bulannya.
Merambah 53 destinasi termasuk tiga negara di tingkat regional dan daerah-daerah tujuan wisata popular lainnya di seluruh Indonesia.
Sriwijaya Air berkonsentrasi pada bisnis penerbangan penumpang dan layanan pengiriman barang, dengan jangkauan nasional maupun regional.
Sejak berdiri pada 10 November 2003, Sriwijaya Air berhasil mencapai target-target yang dikemas dalam misi dan visinya, seperti mengedepankan layanan berkualitas, menjadi maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara nasional maupun regional.
Siap berekspansi bisnis pada level dunia, mengadopsi tekonologi terkini dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien, mengundang turis domestic dan internasional ke berbagai destinasi, serta mencetak untung secara bisnis.
Motto Sriwijaya Air adalah menjadikan semua pihak adalah teman saat terbang.
Sriwijaya Air memulai bisnis dengan satu Boeing 737-200.
Beberapa tenaga ahli yang turut merintis pendirian Sriwijaya Air adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono, dan Joko Widodo.
Pada 2003, tepat pada Hari Pahlawan yaitu 10 November, Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya.
Saat itu, Sriwijaya Air menerbangkan pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.
Sriwijaya Air memiliki 48 pesawat Boeing dengan melayani total 53 rute termasuk rute regional Medan-Penang PP dan rute internasional lainnya.
Dalam rangka pengembangan rute dan kepentingan pasar, Sriwijaya Air telah mendatangkan pesawat Boeing 737-800 Next Generation (NG) dan Boeing 737-900 Extended Range (ER).
Untuk pemeliharaan armada, Sriwijaya Air memiliki perjanjian dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) sebagai penyedia pemeliharaan terpercaya di Indonesia dengan standar internasional.(*)