Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

6 Alasan Din Syamsuddin Digugat Cerai Istri Kedua, Putus 16 Desember 2020 Nikah Lagi 3 Januari 2021

Din Syamsuddin kembali menikah dengan Novalinda Jonafrianty yang tak lain adalah sepupu Fira Beranata 13 Maret 2011.

Editor: Ina Maharani
ist
Potret saat Din Syamsuddin menikah dengan istri keduanya Novalinda pada 2011 

TRIBUN-TIMUR.COM - Berita Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin menikah lagi cbikin heboh.

Pasalnya ia baru saja diputus cerai 16 Desember 2020 lalu, atas gugatan istri keduanya.

Din Syamsuddin menikah untuk ketiga kalinya dengan seorang janda bernama Dr Rashda Diana LC, Minggu 3 Januari 2021. 

Sebelum minikahi Rashda Diana, Din Syamsuddin rupanya telah bercerai dengan istri keduanya bernama Novalinda Jonafrianty.

Sehingga pernikahan yang ketiga kalinya ini bukanlah poligami.

Lalu apa penyebab Din Syamsuddin bercerai dengan Novalinda yang tak lain adalah sepupu dari almarhuma Fira Beranata istri pertamanya.

Perceraian Din Syamsuddin dengan Novalinda sendiri diputus Pengadilan Agama Jakarta Selatan (PA Jaksel) pada 16 Desember 2020 lalu.

Sementara Novalinda mengajukan gugatan cerai pada 30 November 2020.

Selama sidang cerai Din Syamsuddin dikabarkan tak pernah hadir.

foto pernikahan din syamsuddin dan rashda diana cucu pendiri pondok gontor
foto pernikahan din syamsuddin dan rashda diana cucu pendiri pondok gontor (tribunnews)

Dalam gugatannya setidaknya terdapat 6 alasan Novalinda mengajukan gugatan cerai.

Pertama, ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai goyah pada bulan Mei 2011 setelah antara Penggugat dengan Tergugat terjadi perselisihan secara terus-menerus sampai saat ini.

Kedua, antara Penggugat dan Tergugat memiliki prinsip hidup dan visi misi yang berbeda dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

Ketiga, Tergugat memiliki banyak kegiatan di luar rumah, baik kegiatan keagamaan maupun kemasyarakatan. Yang menyebabkan Penggugat merasa kurang diperhatikan.

Keempat, puncak permasalahan antara Penggugat dan tergugat terjadi pada bulan Juli 2020 yang disebabkan oleh antara Penggugat dan Tergugat terjadi silang pendapat. Sejak saat itu antara Penggugat dan Tergugat sudah pisah ranjang dan sudah tidak lagi melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami isteri.

Kelima, antara penggugat dan tergugat telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan mengajak tergugat berbicara baik-baik tetapi tidak berhasil.

Keenam, dengan sebab-sebab tersebut di atas, maka Penggugat merasa Rumah Tangga antara Penggugat dan Tergugat tidak bisa dipertahankan lagi, karena perselisihan yang berkepanjangan dan sulit diatasi dan tidak dapat diharapkan lagi, maka Penggugat berkesimpulan lebih baik bercerai dengan Tergugat.

Sekadar diketahui istri pertama Din Syamsuddin, Fira Beranata meninggal dunia 29 juli 2010.

Din Syamsuddin kembali menikah dengan Novalinda Jonafrianty yang tak lain adalah sepupu Fira Beranata 13 Maret 2011.

Pernikahan dengan Novalinda, Din Syamsuddin tak dikarunia anak.

Sementara Din memiliki 3 putra dari pernikahan pertamanya. Ketiga putranya itu ikut hadir di pernikahan Din Syamsuddin dengan Rashda Diana.

Sementara Rashda Diana adalah seorang janda.

Rasdha menjalin perkawinan dengan Dr Dihyatun Masqon yang telah wafat pada 2018.

Rashda adalah bagian dari keluarga pendiri Ponpes Modern Gontor.

Dia anak kedua dari almarhum KH Imam Subakir Ahmad, salah seorang pengurus Ponpes Gontor.

Rashda memiliki kakak  Dr. H. Fairuz Subakir, M.A. dan adik Salwa Hayati Subakir yang sudah meninggal dunia.

KH Imam Subakir Ahmad adalah lulusan  Universitas Darul Ulum, Universitas ‘Ainu Syam hingga Institut of Islamic Studies yang ketiganya berlokasi di Kairo, Mesir.

Di saat kuliah, Subakir yang lebih akrab dipanggil Ustadz Subakir ini bergerak di Himpunan Mahasiswa dan Pelajar (HPPI) Kairo pada tahun 1962. 

Darah akademisi mengalir pada diri Rashda, yang menerima  beasiswa dari Kementerian Agama pada 2015.

Pada tahun 2019 silam di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rashda berhasil mempertahankan disertasinya berjudul: "Pelembagaan Politik Negara Modern Al Mawardi".

Rashda menyebutkan bahwa konsep tersebut merupakan salah satu pikiran yang melampaui masanya.

“Al Mawardi merupakan pakar politik pertama yang menjelaskan mekanisme pemilihan dan pengangkatan kepala negara serta penerapannya dengan baik.

Al Mawardi menjelaskan bahwa sebuah negara perlu memiliki pondasi berupa lembaga khilafah (Sistem kepemimpinan), khalifah (Pemimpin), dan persyaratan yang diperlukan untuk menjadi khalifah.

Dalam konsep tersebut Al Mawardi lebih mengutamakan pendekatan institusional dengan memaksimalkan fungsi pelembagaan negara,” ujarnya.

Rashda menyebutkan bahwa konsep ini sangat relevan dengan perkembangan pelembagaan modern dalam wilayah tata negara, utamanya pada sistem pemerintahan dan administrasi negara.

“Konsep yang diperkenalkan Al Mawardi ini memiliki kesesuaian dengan apa yang diungkapkan oleh Samuel Phillips Huntington dan juga Montesquieu, terutama pada tugas serta fungsi lembaga negara; seperti kewajiban untuk menjamin kehidupan masyarakatnya dalam berbagai aspek. Serta pembagian kekuatan dalam lembaga pemerintahan dengan adanya Khalifah sebagai Eksekutif; Lembaga Ahl al-Halli wa al-‘Aqdhi sebagai Legislatif; dan Ahl al-Ikhtiyar sebagai Yudikatif,” jelas  di Ruang Amphiteater Gedung Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (29/6/2019).

Biodata Rashda Diana

istri baru rashda diana istri baru din syamsuddin
istri baru rashda diana istri baru din syamsuddin (tribunnews)

Menurut keterangan di laman litapdimas.kemenag.go.id, Rashda Diana lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 5 Mei 1973.

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Profil Rashda Diana, Cucu Pendiri Gontor yang Kabarnya Dinikahi Din Syamsuddin'

Dalam situs Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas), tertulis jabatan Rashda Diana sebagai lektor di bidang keilmuan Syariah dan Ilmu Hukum.

Ia mengajar di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo.

Diketahui, nama Rashda Diana tercantum di situs unida.gontor.ac.id sebagai staf pengajar.

Ia mengajar Sekolah Banding Fikih.

Rashda Diana berhasil menyelesaikan disertasinya yang berjudul Pelembagaan Politik Negara modern Al-Mawardi pada Sabtu, 29 Juni 2019.

Rashda Diana juga merupakan alumnus Fakultas Syariah Islamiyah Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Ia kemudian menempuh pendidikan S2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta program studi Pemikiran Jurusan Hukum Islam.

Biodata Din Syamsuddin

Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau yang lebih dikenal sebagai Din Syamsuddin adalah seorang tokoh Muhammadiyah.

Seperti dilansir dari Tribunnewswiki dalam artikel 'Muhammad Sirajuddin Syamsuddin (Din Syamsuddin)'

Din Syamsuddin lahir di Sumbawa, NTB pada 31 Agustus 1958.

Din Syamsuddin menempuh pendidikan dasar dan menengah di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Nahdhatul Ulama (NU) Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Setelah itu, Din Syamsuddin melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur.

Lulus dari pondok pada 1975, Din Syamsuddin kemudian melanjutkan ke IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah di Falkultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama dan lulus pada 1982.

Din Syamsuddin juga meneruskan pendidikan master dan doktornya di luar negeri di University of California, Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, Interdepartmental Programme in Islamic Studies.

Katika masih menjadi pelajar, Din Syamsuddin diketahui aktif di berorganisasi.

Din Syamsuddin pernah menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) Cabang Sumbawa.

Sedangkan saat kuliah, Din Syamsuddin aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), berlanjut ke Pemuda Muhammadiyah, bahkan sampai ke organisasi induknya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Pada 1993, Din Syamsuddin pernah bersinggungan dengan dunia politik praktis dengan mengomandani litbang Golkar.

Din Syamsuddin juga pernah menjadi anggota MPR dari Fraksi Golkar dan sempat ditunjuk menjadi Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Depnaker RI.

Mulai pada 2000, Din Syamsuddin menguundrukan diri dari dunia politik dan mulai aktif di dunia akademisi dan organisasi keagamaan social.

Din Syamsuddin menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi, seperti UMJ, UHAMKA, UI, dan UIN.

Din Syamsuddin merupakan ketua umum PP Muhammadiyah selam 10 tahun sejak 8 Juli 2005 – 6 Agustus 2015.

Pada 2010, Din Syamsuddin mulai menajabat sebagai Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia hingga 2014.

Kemudian pada 2014, Din Syamsuddin diangkat menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Din Syamsuddin juga aktif di dunia internasional, seperti di Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), World Islamic People's Leadership (WIPL), World Council of World Islamic Call Society (WCWICS), Asian Committee on Religions for Peace (ACRP), World Peace Forum (WPF). 

Riwayat Karier

- Ketua IPNU Cabang Sumbawa, 1970 - 1972
- Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, IAIN Jakarta,1980-1982
- Dosen di berbagai Perguruan Tinggi (UMJ, UHAMKA, UI), 1982 - 2000
- Dosen dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,1982
- Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), 1985
- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, 1989-1993
- Wakil Ketua Mejelis Pemuda Indonesia, 1990-1993
- Wakil Ketua Mejelis Pemuda Indonesia, 1990-1993
- Sekretaris Dewan Penasihat ICMI Pusat, 1990-1995
- Anggota Dewan Riset Nasional, 1993–1998
- Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan DPP Golkar, 1993-1998
- Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, DEPNAKER RI, 1998-2000
- Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan MPR-RI, 1998
- Wakil Sekjen DPP Golkar, 1998-2000
- Wakil Ketua Fraksi Karya Pembangunan MPR-RI,1999
- Wakil Ketua PP Muhammadiyah, 2000-2005
- Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), 2000-2005
- Ketua, Indonesian Committee on Religions for Peace (IComRP), 2000
- President, Asian Committee on Religions for Peace (ACRP), 2004
- Member, World Council of World Islamic Call Society, 2005
- Vice Secretary General, World Islamic People's Leadership, 2005
- Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI Pusat, 2005-2010
- Wakil Ketua Umum MUI Pusat, 2005-2010
- Honorary President, World Conference on Religions for Peace (WCRP), 2006
- Chairman, World Peace Forum (WPF), 2006
- Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) (2007 - sekarang)
- Anggota Strategic Alliance Russia based Islamic World, 2006
- Anggota UK-Indonesia Islamic Advisory Group, 2006
- Ketua Umum PP Muhammadiyah, 2005-2010, 2010-215
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, 2014-2015
- Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, 2015-2020

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved