Tribun Makassar
Drone Diduga Milik China Ditemukan di Selayar, Pengamat: Patut Dicurigai Adanya Penyusupan
Analis Politik dan Hankam Dr. Arqam Azikin, meminta agar TNI melakukan penyelidikan secara mendalam terkait drone yang diduga milik negara asing.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Analis Politik dan Hankam Dr. Arqam Azikin, meminta agar TNI melakukan penyelidikan secara mendalam terkait drone yang diduga milik negara asing.
Drone ini ditemukan seorang nelayan dekat Pulau Selayar, Sulawesi, pada 20 Desember 2020.
Lokasi penemuan berada di rute maritim penting yang menghubungkan Laut China Selatan dengan Australia.
Panjang drone mencapai 225 centimeter dengan lebar sayap centimeter. Drone ini juga memiliki antena sepanjang 93 centimeter.
Menurut Arqam, langkah nelayan tersebut sudah sangat tepat, dengan mengamankan drone ke daratan lalu melaporkannya ke aparat setempat.
"Juga sudah sangat tepat Panglima TNI langsung memerintahkan agar alat mirip rudal itu dibawah ke Mabes TNI untuk diteliti," ujar Arqam, Sabtu (2/1/2021).
Apalagi, jika alat tersebut tidak memiliki cap TNI, maka tentu dapat dipastikan berasal dari lembaga atau kelomlok lain dari luar negara Indonesia.
"Bila mencocokkan beberapa benda yang mirip, ada yang menduga benda milik China atau USA. Disitulah perlu penyelidikan TNI secara tepat dalam mengklarifikasi data-data awal yang ada pada benda tersebut," jelasnya.
Benda itu kata Arqam, mesti diselidiki secara mendalam dengan beberapa pertanyaan.
Seperti mengapa bisa masuk keperairan selayar, apakah pernah terdeteksi oleh radar Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL), apakah benda itu memang untuk di laut, atau udara, dan fungsinya untuk apa.
"Dengan ciri-ciri tersebut, patut dicurigai adanya “penyusupan operasi pengintaian” di sekitar perairan wilayah Indonesia, untuk melakukan perekaman situasi, sumber daya alam, dan posisi kekuatan penjagaan yang intens dilakukan TNI," terangnya.
Sudah beberapa kali telah ditemukan hal serupa di wilaya perairan Indonesia, maka pihaknya meminta agar pasukan elit AL, AU, dan AD agar lebih meningkatkan kewaspadaan.
"Kami meminta segenap pasukan elit AL, AU, dan AD, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menangkal ancaman pertahanan negara di lokasi strategis, yang rawan “operasi pengintaian” dari pihak manapun," terangnya.
"Sebagai bangsa yang besar, segenap komponen bangsa kita, agar selalu meningkatkan kewaspadaan, terkhusus aparatur dalam menjaga kedaulatan negara, pada dimensi kekuatan Pertahanan Negara dan Keamanan Bangsa ke depan," tutupnya.
Laporan tribuntimur.com,M Ikhsan