Virus Corona
Virus Corona Jenis Baru Dijuluki VUI-202012/01 Muncul, Risiko Penularan Lebih Tinggi, Kenali Gejala
Gejala Virus Corona Jenis Baru Dijuluki VUI-202012/01, Risiko Penularan Lebih Tinggi, Periksa Diri
TRIBUN-TIMUR.COM - Kemunculan Baru Virus Corona jenis baru membuat semakin was-was.
Risiko penularan virus yang dijuluki VUI-202012/01 ternyata lebih tinggi.
Virus yang muncul di Inggris itu terdeteksi sejak September 2020.
Disebut virus corona mutan ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada bentuk virus lainnya.
Jenis baru virus Corona dikabarkan telah menyebar di Inggris.
Sejumlah negara-negara Eropa langsung memberlakukan pembatasan perjalanan ke negeri Ratu Elizabeth tersebut,
Jenis baru virus Covid-19 ini juga disebut punya sifat penularan yang jauh lebih cepat.
Lonjakan strain Virus Corona baru di Inggris telah memicu kekhawatiran secara global, setelah Boris Johnson mengatakan strain baru itu dapat menyebar hingga 70 persen lebih cepat dari versi aslinya.
Dilansir Independent, banyak negara Eropa memberlakukan pembatasan perjalanan dari dan ke Inggris pada hari Minggu (20/12/2020).
Puluhan negara lain mengikuti kebijakan itu pada hari Senin, termasuk India, Kuwait dan Peru.
Prancis juga memutuskan untuk menghentikan pengiriman disertai perjalanan melintasi Selat selama setidaknya dua hari.
Hal itu menjadi tantangan terbesar bagi Inggris, karena beberapa bisnis terancam kekurangan pasokan makanan.
Varian Covid-19 baru itu tentu saja menyebabkan banyak pergolakan dan telah membuat para menteri berjuang untuk menyelesaikan kekacauan perjalanan.
Tapi apa yang kita tahu mengenai gejala yang diakibatkannya?
Para ilmuwan telah mengkonfirmasi bahwa virus corona mutan, yang dijuluki VUI-202012/01, memang memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada bentuk virus lainnya.
Peter Horby, ketua New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag), membenarkan hal ini pada hari Senin (21/12/2020).
Ia mengatakan bahwa varian tersebut memang memiliki "keunggulan" dalam hal kecepatan penularan dibandingkan varian virus lain yang saat ini ada di Inggris.
Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah, juga mengatakan bahwa versi mutasi itu "jelas" ditransmisikan lebih cepat daripada yang lain.
Namun yang penting, Vallance menambahkan bahwa varian baru Covid-19 tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada versi penyakit lainnya.
Berbicara pada Senin sore, Vallance mengatakan tidak ada bukti bahwa penyakit yang diakibatkan dua strain itu berbeda.
Pandangan ini kemudian dikuatkan oleh Profesor Chris Jones, wakil direktur medis Wales pada konferensi pemerintah Welsh.
Prof Jones berkata,"Kami tidak tahu pasti apakah orang tanpa gejala akan menunjukkan varian ini, tetapi sama sekali tidak ada alasan untuk berpikir ke arah sana."
"Saat ini bukti menunjukkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh varian Virus ini tidak dapat dibedakan dari penyakit Covid-19 sebelumnya yang kami kenali.
"Jadi saya akan berasumsi bahwa orang-orang kemungkinan besar asimtomatik sama seperti sebelumnya."
Jenis baru virus corona yang sangat menular pertama kali terdeteksi pada bulan September.
Namun virus baru menyebar hingga November, akibat lockdown nasional Inggris.
Sejak awal November, sudah ada "pertumbuhan yang eksponensial", menurut Nervtag, kelompok penasehat pada virus pernapasan baru.
Mengingat kecepatan penularannya, Vallance mengatakan kemungkinan pembatasan Virus Corona di Inggris "perlu ditingkatkan di beberapa tempat pada waktunya, bukan dikurangi".
Meskipun VUI-202012/01 sekarang terkonsentrasi paling banyak di London dan daerah lain di Inggris tenggara (yang sekarang berada di bawah batasan tingkat 4 yang baru), strain Virus itu juga telah terdeteksi di tempat lain di Inggris.
Menteri pertama Welsh Mark Drakeford mengatakan pada hari Senin bahwa ada lebih dari 600 kasus varian baru Covid-19 di Wales.
Kasus lain juga telah dikonfirmasi di tempat-tempat seperti Australia, Denmark dan Gibraltar.
Kapan Sebenarnya Vaksinasi Covid-19 Dimulai?
Simak penjelasan terbaru dari BPOM seputar kapan sebenarnya vaksinaksi covid-19 mulai dilakukan, Presiden Jokowi pastikan gratis.
Pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) seputar akan menggratiskan vaksin covid-19 untuk seluruh masyarakat ini disampaikan dalam keterangan pers yang ia sampaikan secara virtual, Rabu (16/12/2020).
"Jadi, setelah menerima banyak masukan dari masyarakat dan setelah melakukan kalkulasi ulang, melakukan perhitungan ulang mengenai keuangan negara, dapat saya sampaikan bahwa vaksin covid-19 untuk masyarakat adalah gratis."
"Sekali lagi gratis, tidak dikenakan biaya sama sekali," kata Jokowi.
Rencana ini menjadi kabar gembira karena sebelumnya pemerintah berencana hanya memberi vaksin gratis bagi masyarakat tidak mampu yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran di BPJS Kesehatan.
Selain mengumumkan penggratisan vaksin Corona, Jokowi juga menyatakan ia siap menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
"Saya ingin tegaskan lagi, nanti saya yang akan menjadi penerima (vaksin covid-19) pertama, divaksin pertama kali."
"Hal ini untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksin yang digunakan aman," kata Jokowi.
Kapan Vaksinasi akan Dimulai?
Saat ini, salah satu jenis vaksin covid-19 yang sudah tersedia yakni vaksin Sinovac.
Vaksin buatan China sebanyak 1,2 juta ini tiba di Indonesia pada 6 Desember lalu.
Menurut keterangan Jokowi saat itu, pemerintah akan kembali mendatangkan vaksin Sinovac sebanyak 1,8 juta vaksin pada awal Januari 2021 nanti.
Selain vaksin dalam bentuk jadi, Jokowi menyatakan pemerintah juga akan mendatangkan vaksin dalam bentuk bahan baku curah.
Menurut Jokowi, dijadwalkan sebanyak 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah tiba pada Desember dan 30 juta dosis lagi akan tiba pada Januari 2021.
Nantinya, vaksin bentuk curah itu akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.
"Kita amat bersyukur, alhamdulilah, vaksin sudah tersedia. Artinya kita segera bisa mencegah meluasnya wabah covid-19. Tapi untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari BPOM," kata Jokowi.
BPOM Targetkan Izin Vaksin Keluar pada Januari 2021
Meski saat ini vaksin telah tersedia, proses vaksinasi belum bisa dilakukan sekarang ini.
Pasalnya, untuk bisa melakukan vaksinasi, pemerintah harus mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk setiap jenis vaksin yang dipakai, termasuk untuk vaksin Sinovac.
Terkait izin penggunaan darurat vaksin Sinovac, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito, mengatakan pihaknya masih menunggu data lengkap terkait uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac.
Data uji klinis itu penting untuk mengetahui efektivitas dari vaksin tersebut.
"Kami masih menunggu data yang lebih lengkap lagi untuk mendapatkan EUA," ujar Penny saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (10/12/2020), seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Data lengkap terkait vaksin Sinovac berasal dari PT Bio Farma sebagai pendaftar vaksin.
Data tersebut ditargetkan dapat diperoleh oleh BPOM pada akhir Desember dan awal Januari 2021 mendatang.
Pada masa darurat seperti pandemi covid-19 saat ini, EUA dapat diberikan dengan standar efikasi yang lebih rendah yakni 50 persen.
Dalam kondisi normal, izin baru diberikan apabila efikasinya mencapai lebih dari 70 persen.
Selain itu data efikasi yang diambil pun cukup dari data sementara atau interim.
Bila sebelumnya data yang diambil setelah pemantauan selama 6 bulan, pada masa pandemi, mengacu pada aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bisa dilakukan dengan data 3 bulan.
Meski begitu, Penny menjelaskan, Sinovac selaku produsen vaksin belum mengeluarkan data efikasi.
Sebab, uji klinis tahap ketiga dilakukan lebih dahulu di Brasil dan Indonesia.
"Sampai saat ini Sinovac belum mengeluarkan data efikasi karena memang uji klinis fase tiga untuk Sinovac adalah di Brasil dan Indonesia. Brasil lebih cepat sekitar sebulan, dua bulan. Jadi memang akan kami tunggu juga data dari Brasil sehingga lebih melengkapi lagi," terang Penny.
Selain efikasi, pemberian izin juga akan melihat keamanan dan uji mutu vaksin tersebut.
Uji keamanan terlihat karena telah melalui uji klinis tahap pertama dan kedua yang menunjukkan data keamanan.
Sementara untuk uji mutu, BPOM telah melakukan peninjauan langsung pada pabrik Sinovac di China.
Dari peninjauan tersebut BPOM melihat berdasarkan cara pembuatan obat yang baik (CPOB).
"Dan itu sudah memberikan data yang baik yang bisa kita menyatakan bahwa mutunya cukup datanya," jelas Penny.
Nantinya pengecekan mutu juga dilakukan saat vaksin tiba di Indonesia. Termasuk terhadap 1,2 juta vaksin Sinovac yang telah didatangkan oleh Indonesia sebelumnya.
Indonesia saat ini masih terus mengupayakan vaksinasi vaksin covid-19. Pemerintah memastikan akan melakukan vaksinasi setelah adanya EUA yang diberikan oleh BPOM. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Ditemukan di Inggris, Apa Gejalanya?