Arah Baru Peta Politik Sulsel
CITIZEN ANALISIS: Kerja Besar Setelah Muktamar IX PPP di Makassar
Ada waktu kurang lebih 4 tahun sungguh-sungguh bekerja untuk memenangkan Partai.Jangan sampai terlewatkan dengan hal yang tidak produktif
Oleh Mulawarman
Jurnalis
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gelaran Muktamar IX PPP baru saja usai. Namun, sesungguhnya itu baru saja permulaan dari sebuah kerja-kerja besar.
Ikhtiar elektoral menaikkan perolehan angka electoral threshold dan juga menaikan angka dukungan suara. Bukan kerja mudah, namun bukan hal yang mustahil dicapai.
Selama terbangun soliditas dan kerjasama yang baik di antara elite dan kader PPP di akar rumput, maka semua tujuan Partai akan mudah tercapai.
Sejak Pemilu 1999, perolehan suara PPP terus mengalami penyesuaian. Yaitu mendapat 58 kursi pada Pemiliu 1999, kemudian 58 kursi pada Pemilu 2004.
Meski tetap kursinya, namun turun dari 11,32 juta menjadi 9,24 juta suara. Turun lagi menjadi 38 kursi pada Pemilu 2009, dan terakhir hanya tersisa 19 kursi pada Pemilu 2019.
Penurunan ini relatif terhibur dengan gelaran Pilkada serentak kemarin, 9 Desember 2020, calon bupati/walikota yang diusung PPP banyak yang menang.
Tercatat menang di 123 daerah. Namun, apakah para calon yang diusung itu murni kader PPP atau yang lain, tidak jadi soal.
Dalam hal tertentu, PPP dengan moment kemenangan itu dapat mengambil banyak kesempatan untuk terus menerus mengawal kepentingan umat Islam melalui pemerintahan daerah.
Bagaimana tantangan PPP di masa mendatang. Apa modal penting yang dapat dikapitalisasi PPP sehingga menjadi faktor penting dalam mendongkrak keberhasilan capaian partai di masa mendatang.
Tulisan singkat ini akan melihat semua faktor itu, dan mendudukan bagaimana PPP dapat benar-benar mewujudkan cita-citanya.
Tantangan
PPP dihadapkan pada tantangan besar yang bila mampu mengantisipasinya, akan menjadi peluang bagi partai untuk kemajuan.
Sebaliknya, bila tidak mampu, maka akan menjadi boomerang, alih-alih membangun partai, partai justru akan semakin ditinggalkan.