PSM Makassar
Cerita yang Berulang, Jatah AFC Cup PSM Makassar Diambilalih Persija Jakarta
PSSI menunjuk Bali United dan Persija Jakarta sebagai wakil Indonesia di AFC Cup 2021 mendatang.
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSSI menunjuk Bali United dan Persija Jakarta sebagai wakil Indonesia di AFC Cup 2021 mendatang.
Dibalik keterpilihan kedua klub ini, tesimpan sejumlah cerita dan perdebatan di kalangan pecinta sepakbola Indonesia.
Pasalnya, PSSI memutuskan Bali United dan Persija sebagai wakil Indonesia bukan berdasarkan hasil klasemen Liga 1 2020 ini.
Melainkan mengambil patokan pada prestasi kedua klub ini di musim 2019 lalu.
Ini dikarenakan Liga 1 2020 hingga kini belum usai, bahkan baru memasuki pekan ke-4 dan rencananya kembali digulirkan Februari 2021 mendatang.
Sementara pendaftaran klub wakil Indonesia di AFC Cup paling lambat telah disetor Januari mendatang.
Merunut dari hasil kompetisi musim 2019 lalu, Bali United berstatus juara Liga 1.
Tim berjuluk serdadu Tridatu ini juga menjadi wakil Indonesia di AFC Cup 2020 bersama PSM Makassar.
Hanya saja turnamen antarklub Asia kasta kedua itu dihentikan akibat pandemi Covid-19.
Secara aturan, untuk AFC Cup 2021 seharusnya PSM yang kembali mendampingi Bali United.
Hanya saja PSM dinyatakan tak lolos verifikasi lisensi AFC 2020 sehingga jatah milik tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini dialihkan ke klub lain.
Ada enam klub Indonesia yang mengantongi lisensi AFC memperebutkan jatah PSM itu.
Selain Persija di antaranya ada Persipura Jayapura, Arema FC dan Borneo FC.
Namun PSSI memilih Persija dengan alasan tim Macan Kemayoran itu berstatus runner up Piala Indonesia 2018-2019.
Terpilihnya Persija ini seperti mengulang cerita sebelumnya pada edisi AFC Cup 2018 lalu.
Kala itu, untuk pertama kalinya setelah absen beberapa edisi Indonesia kembali mengirimkan dua tim perwakilan di AFC Cup 2018.
PSSI memilih juara dan runner up Liga 1 2017 sebab saat itu belum ada ajang Piala Indonesia.
Bhayangkara FC yang berstatus juara dibatalkan kepesertaannya sebab tak mengantongi Lisensi AFC.
Sehingga jatah Bhayankara diambilalih Bali United yang berstatus Runner up.
Sementara itu jatah kedua yang harusnya milik PSM sebab finish di urutan ketiga klasemen Liga 1 2017 juga harus ditanggalkan dengan alasan yang serupa dengan Bhayangkara.
Jatah PSM ini pun diberikan kepada Persija yang berada di posisi ke-4 klasemen Liga 1 2017.
"Bukannya kita tidak siap, tapi melihat kondisi kompetisi sekarang yang tidak jelas bakal mengganggu kesiapan tim belum lagi soal stadion, kami agak sulit kalau mau main di luar Makassar lagi," ucap Media Officer PSM, Sulaiman Abdul Karim, Kamis (17/12/2020).
Salah Kaprah
Sebelumnya mantan pemain PSM yang kini berstatus pelatih lisensi AFC Pro, Toni Ho, menyebut PSM salah kaprah dan salah fokus pada ajang AFC Cup 2019 lalu.
Menurutnya PSM tak perlu bersusah payah untuk meraih prestasi tinggi di AFC Cup kala itu.
"Kalau menurut saya, target AFC sudah salah kaprah, sudah berapa banyak club2 indo mencoba (partisipasi) apa sdah ada yg pernah juara, apalagi denga materi pemain PSM apa mampu?," imbau Tony Ho, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, menurut pengamat sepakbola Nasional, Husain Abdullah, momen ini tak perlu diratapi dan tak usah menjadi perdebatan panjang bagi para fans.
Eks manajer PSM ini menyebit momen ini harus dijadikan waktu yang tepat untuk Juku' Eja berbenah diri.
"Untuk kali ini kita ambil momentumnya untuk berbenah ke dalam, list semua item-item apa dan kita harus tutupi kekurangan itu sehingga ke depannya tidak ada lagi kekurangan-kekurangan," ucapnya saat menjadi narasumber dalam Bincang Bola Virtual Tribun Timur, Selasa (24/11/2020).
Pembenahan ini bisa dilakukan dalam satu hingga dua tahun mendatang.
Sebab menurut Juru Bicara Jusuf Kalla ini PSM harus lebih siap lagi ke pentas Asia.
Dalam dua tahun belakangan, PSM memang dinyatakan lolos verifikasi.
Tetapi faktanya Zulkifli Syukur Cs harus bermain di luar kota Makassar, sebab tak ada Stadion yang memenuhi standar AFC.
"Menurut saya yah abaikan saja dan lebih baik PSM ini fokus pembinaan internal dulu, kesempatan untuk memperbaiki banyak hal," katanya.
"Jadi seluruh item-item yang menjadi kekurangan itu sebaiknya dalam 1-2 tahun ini mesti dibenahi karena tidak bisa juga dibiarkan berlanjut ketidakhadiran secara maksimal PSM di pentas sepakbola Asia," sambungnya.
Sembari terus berharap manajemen PSM membenahi segala segi kekurangan, pihak Pemerintah daerah dalam hal ini Pemprov Sulawesi Selatan juga mempercepat pembangunan Stadion Mattoanging.
Hal inilah yang menurut Husain Abdullah perlu sinergitas agar dalam dua tahun ke depan PSM sudah benar-benar siap tampil di level Asia.
"Yang paling basic kan sebenarnya stadion, kalau kita lihat ada kemauan dari Pemprov dalam hal ini Nurdin Abdullah untuk membangun Mattoanging. Mudah-mudahan bisa selesai dalam waktu cepat," terangnya.
"Jika ini berbarengan nanti, PSM secara internal berbenah. Penyediaan infrastruktur Stadion dari Pemprov juga sudah ada maka semuanya akan beriringan membawa PSM bisa tampil lagi, sebab PSM ini harga diri warga Sulsel," tuturnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian