Seorang Polwan Menembak Dirinya Sendiri Gara-gara Video Panas Disebar Mantan Pacar, Tewas!
Sebelum bunuh diri, polwan tersebut sempat meninggalkan catatan untuk anak-anaknya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Banyak cara dilakukan pria untuk balas dendam ketika sakit hati karena diputus sang pacar.
Sudah sering kita temukan kasus Video syur yang disebar Mantan Pacar sebagai balasannya.
Kasus seperti ini rupanya tidak saja kita temukan di Indonesia tapi juga di negara luar.
Parahnya kejadian ini dialami seorang Polwan.
Yang merasa aman saja karena berhubungan seks dengan seorang pria.
Namun semua berubah menjadi petaka memilukan.
Polwan tersebut nekat mengakhiri hidupnya setelah mantan pacarnya menyebarkan Video Syur mereka di internet untuk balas dendam.
Sebelum bunuh diri, polwan tersebut sempat meninggalkan catatan untuk anak-anaknya.
Diketahui, polwan tersebut berwarna Belen San Roman (26) polwan yang juga ibu 2 anak, masing-masing berusia 2 dan 8 tahun, bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri di rumahnya di Bragado, Argentina, pada Senin (30/11/2020).
Dia meninggal di rumah sakit setelah sempat dirawat selama empat hari.
Dilansir Kompas.com dari The Sun pada Senin (7/12/2020), dalam sebuah surat untuk keluarganya San Roman juga mencantumkan password ponselnya, diduga untuk membantu polisi menangkap mantan pacarnya yang kini telah ditahan.
Mantan kekasihnya, Tobias Villarruel, diduga menyebarkan video syur mereka saat berhubungan seks sebagai aksi balas dendam. Kasus ini sekarang sedang diselidiki oleh Departemen Dalam Negeri setempat.
Keluarga San Roman mengklaim, dia bunuh diri karena malu dengan video itu dan konsekuensi hukum atas perilakunya.
Ibu San Roman, Graciela Alvarez, mengatakan di media sosial bahwa Villarruel membocorkan video syur itu untuk melecehkan dan mengancam Belen yang adalah mantan pacarnya, dan akhirnya membuatnya bunuh diri.
Sepupu korban, Jorge San Roman, juga menuturkan bahwa tidak diragukan lagi penyebaran video syur itu memicu bunuh diri Belen San Roman, dan mendesak sistem peradilan setempat membuat UU yang lebih kuat untuk melindungi orang-orang seperti ini.