Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribuners Memilih

Imun Kalah, Partai Golkar Tiga Kali Beruntun Kalah di Pilwali Makassar

Hasil Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 berpotensi memperpanjang tren kekalahan Partai Golkar.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/ARI MARYADI
Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe menemui Pengurus DPD II Golkar Kota Makassar, Jalan Lasinrang, Jumat (27112020) lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Hasil Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 berpotensi memperpanjang tren kekalahan Partai Golkar.

Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan nomor urut satu Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi unggul jauh dari lawan-lawannya.

Hitung cepat LSI Denny JA, Danny-Fatma unggul 41,38 persen, lalu pasangan nomor 2 Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) 34,79 persen.

Paslon 3 Syamsu Rizal-dr Fadli Ananda (Dilan) 19,09 persen, dan paslon empat Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (Imun) 4,74 persen.

Hasil hitung cepat, memang bukan yang menentukan. Tapi quick count ini bisa menjadi rujukan dan penunjang. 

Hitung cepat dilakukan dengan metode ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya.

Meski baru hitung cepat, hasil ini berpotensi memperpanjang trend kekalahan tiga kali beruntun Partai Golkar di Pilwali Makassar.

Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung pasangan Imun.

Golkar memadukan paket trah dua kekuatan besar di Sulsel; trah Muhammad Yasin Limpo dan Nurdin Halid.

Namun koalisi 15 kursi parlemen ini rupanya kalah bersaing dengan tiga pasangan calon lainnya.

Penelurusan Tribun Timur, Partai Golkar terakhir kali menang Pilwali Makassar pada tahun 2008 silam.

Ketika itu Partai Golkar membangun koalisi dengan PDI Perjuangan, PBR dan PDS. Mereka mengusung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Supomo Guntur.

Hasilnya pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Supomo Guntur keluar sebagai pemenang.

Mereka meraih suara 370.912, dari 559.996 suara sah. Persentasenya sebesar 67 persen.

Lima tahun kemudian, Partai Golkar gagal mempertahankan kemenangan pada Pilwali Makassar 2013.

Berkoalisi dengan PDI-Perjuangan, Golkar mengusung petahana Wakil Wali Kota, Supomo Guntur berpasangan Kadir Halid.

Koalisi Golkar-PDI Perjuangan hanya menempati posisi keempat dengan raihan suara 84.153 atau persentase 14,38 persen.

Mereka kalah jauh dari pasangan Danny-Pomanto-Syamsu Rizal (Dia) yang meraup 182.424 suara atau 31,17 persen.

Kekalahan Partai Golkar berlanjut pada Pilwali Makassar 2018.

Golkar membangun koalisi besar mengusung pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi.

Pasangan yang diusung 10 partai politik itu dikalahkan kotak kosong.

Kotak kosong memperoleh suara sebanyak 300.795, sedangkan calon tunggal memperoleh suara sebanyak 264.245. 

Total perolehan suara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar mencapai 565.040 suara. 

Perolehan suara antara kotak kosong dengan calon tunggal sebanyak 36.898 suara. 

Perolehan suara kotak kosong memperoleh suara Pilkada Makassar 2018 sebanyak 53,23 persen.

Perolehan suara calon tunggal Appi-Cicu yang diusung 10 partai besar meraih suara sebanyak 46,77 persen.

Belum ada tanggapan dari Partai Golkar. Hingga berita ini diterbitkan, Tribun Timur telah mengonfirmasi Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe dan Ketua DPD II Farouk M Betta. 

Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved