Cerita Cewek Makassar Kabur dari Wisma Penampungan Saat Akan Dibawa ke Maluku Jadi PSK
Mendengar percakapan itu, IN marah. Terlebih mendengar perkataan harus layani laki-laki saat tiba di Dobo.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
Yaitu di Kota Dobo, salah satu pulau di Provinsi Maluku.
Ia (IN) diiming-imingi upah besar dari hasil memandu karoke.
"Dijanji penghasilan besar, tapi dengan syarat tidak memberitahukan keluarganya. Semua administrasi diurus Niken," ungkap Lukman.
Lanjut cerita Lukman, IN mulai menaruh curiga ketika ia dibawah Niken ke sebuah wisma yang tidak jauh dari Bandara Sultan Hasanuddin, Kecamatan Biringkanaya pada Minggu 6 Desember, sekitar pukul 17.00 Wita.
Di sana IN diperkenalkan dengan wanita lain yang disapa Lia.
Lia ini, kata Lukman, kembali menambah fasilitasi IN selama pelarian ke berbagai tempat di Kota Makassar.
IN bahkan dibuatkan KTP baru tanpa diketahui oleh keluarganya.
Pembuatan identitas baru itu untuk memudahkan pengurusan administrasi IN ketika mengurus tiket pesawat ke daerah tujuan, di Dobo.
Selama berada di bawah pengawasan Lia, Niken dan FI, IN mengaku mendapat perlakuan baik.
Makan, minum, sampai uang saku tiap hari diberikan.
"Di wisma itu ada beberapa perempuan lain yang diduga korban yang sama seperti In," ucapnya.
Dari pengakuan IN, ia bertemua dengan empat remaja putri sebayanya dengan asal daerah yang beragam, salah satunya dari Kota Parepare.
IN dan satu rekannya sama-sama berasal dari Makassar.
"Sampai ada'na dengar ini anak (IN) ada lagi dua orang yang mau diambil dari Manado sama Bantaeng," ungkap Lukman.
Lebih jauh, Lukman menjelaskan, oleh Lia, IN mulai diperbolehkan memberitahukan keluarganya, jika akan bekerja sebagai karyawan swalayan di Dobo.