Keluarga Jusuf Kalla
BELUM DIHAPUS Inilah Cuitan Twitter Ferdinand Hutahaean Dilaporkan 3 Putri Jusuf Kalla, 'Si Caplin'
Update Kronologi Keluarga Jusuf Kalla diwakili Muswirah Jusuf Kalla melaporkan Ferdinand Hutahaean ke polisi, ini Twitter Ferdinand Hutahaean itu
TRIBUN-TIMUR.COM - Keluarga Jusuf Kalla vs Ferdinand Hutahaean!
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean siap menghadapi laporan putri Jusuf Kalla, Muswirah Jusuf Kalla, di polisi.
Inilah cuitan Ferdinand Hutahaean yang dipersolakan keluarga Jusuf Kalla.
Cuitan di Twitter Ferdiniand Hutahaean diunggah 4 November lalu.
Diakses tribun-timur.com Kamis (3/12/2020), cuitan tersebut masih ada.

Terkait laporan putri JK, Ferdinand menegaskan dirinya siap menghadapi proses hukum.
“Saya menghormati proses hukum ini. Saya akan memberikan klarifikasi jika diminta klarifikasi dan memberikan keterangan jika diminta,” ujar mantan Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (2/12/2020).
“Saya bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan,” tegas Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia (EWI) itu dilansir artikel Tribunnews.com dengan judul Dilaporkan Putri Jusuf Kalla, Ferdinand Beri Penjelasan soal Siapa yang Ia Maksud dengan si Caplin
Namun Ferdinand Hutahaean mengingatkan, dirinya juga punya hak hukum yang sama sebagai warga negara untuk melaporkan balik sang pelapor, jika nantinya laporan itu tidak terbukti benar dan palsu.
“Jangan lupa, saya juga punya hak sebagai warga negara apabila nanti ini ternyata palsu atau tidak benar, saya juga kan punya hak hukum untuk melaporkan balik,” ucap Ferdinand Hutahaean.
“Tetapi saya orangnya sebenarnya tidak suka melapor-laporkan begini. Tapi biarlah proses hukum berjalan, saya ini sekarang lebih memikirkan bagaimana supaya Republik ini keluar dari masalah Covid, keluar dari masalah intoleransi yang semakin menajam serta agar Republik ini bisa jaya dan makmur serta Sejahtera rakyatnya ke depan. Itu yang sedang saya pikirkan,” tegasnya.
Ferdinand Hutahaean mengaku heran atas pelaporan puteri Kalla itu karena dirinya merasa tidak pernah menyebut dan melakukan perbuatan negatif terhadap pribadi dan keluarganya dalam perbincangan di media sosial.
“Saya agak kaget ya, agak heran juga kok bisa pelapor ini merasa dirinya, keluarganya saya perbincangkan, saya fitnah, saya serang kehormatannya di media sosial. Padahal saya sama sekali tidak pernah melakukan seperti yang dituduh,” ucap Ferdinand Hutahaean.
Namun ia mengaku masih belum tahu persis bagian mana dari percakapannya di media sosial yang dilaporkan putri Kalla ke Bareskrim.
“Saya merasa tidak pernah mengganggu keluarganya, tidak pernah menyebut keluarganya, melakukan sesuatu perbuatan yang negatif, tidak sama sekali.
Saya juga belum tahu persis yang bagian mana yang dilaporkan sebetulnya, Tetapi kan katanya dituduh mencemarkan dan mengganggu kehormatan keluarga Jusuf Kalla.
Namun demikian bawah saya menghormati proses hukum ini,” jelas Ferdinand Hutahean.
Sebelumnya Putri kedua Jusuf Kalla, Muswirah Jusuf Kalla (Ira) melaporkan bekas kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean serta pemerhati sosial politik Rudi S Kamri ke Bareskrim Polri.
Ferdinand dan Rudi dilaporkan karena tulisannya di media sosial yabg dinilai oleh keluarga JK menyinggung Jusuf Kalla.
Meskipun menggunakan kata ganti Chaplin dalam tulisannya namun publik akan menafsirkan Chaplin merujuk kepada JK karena memiliki kemiripan kumis serta asosiasi organisasinya merujuk kepada JK.
Ira yang ditemani dua saudarinya, Muhlisa Jusuf kalla (Lisa) dan Ade Chairani Jusuf Kalla (Ade) beserta tim pengacara keluarga tiba di Bareskrim Mabes Polri sekira pukul 13.00 WIB Rabu 02 Desember 2020.
Pengaduan putri-putri Jusuf Kalla atas dugaan pencemaran nama baik ayahnya tersebut diterima oleh tim Bareskrim Polri dan diproses selama kurang lebih 2 jam.
Pengaduan dengan nomor surat ST/407/XII/Bareskrim tertanggal 2 Desember 2020.
Dalam laporannya itu, ia melampirkan bukti berupa tangkapan layar unggahan Ferdinand dan Rudi di Twitter, YouTube, dan Facebook.
Berdasarkan lampiran barang bukti yang diperlihatkan kepada media, cuitan Ferdinand yang dilaporkan adalah, 'Hebat juga si caplin, bawa duit sekoper ke Arab, bayar ini itu beres semua. Agenda politik 2022 menuju 2024 sudah dipanasi lebih awal. Tampaknya presiden akan sangat disibukkan oleh kegaduhan rekayasa caplin demi anak emasnya si asu pemilik bus edan'
Kepada media Ira mengungkapkan ia menggunakan haknya sebagai warna negara untuk mendapatkan perlindungan hukum pencemaran nama baik ayahnya akibat pencemaran nama baik tersebut ia dan keluarga merasa sangat terganggu.
"Kami menggunakan hak kami sebagai warga negara untuk mendapat perlindungan hukum atas dugaan pencemaran nama baik kepada ayah kami, karena itu sangat mengganggu keluarga kami " ujar ira.
Ferdinand dan Rudi dilaporkan dengan Pasal 45 Ayat 3 Jo Pasal 27 ayat 3 UU 19/2016 tentang perubahan atas UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan atau Pasal 310 KUHP dan atau Pasal 311 KUHP.
Berawal dari Twitter
Gosip berawal dari kicauan Ferdinand Hutahean, Jubir Jusuf Kalla, Husain Abdullah langsung merespon keras.
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Muhammad Jusuf Kalla (JK) membantah dirinya menjadi sponsor dan membiayai kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab, dari Arab Saudi ke Indonesia.
Melalui juru bicaranya, Husain Abdullah, JK membantah punya sangkut paut dengan kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab ke Indonesia setelah 3,5 tahun ’mengasingkan diri’ di Arab Saudi.
”Pak JK tidak pernah mengkomunikasikan ataupun mendanai kepulangan HRS (Habib Rizieq Shihab, red),” kata Husain dalam keterangannya, Minggu (22/11/2020).
Husain menjelaskan, tuduhan bahwa JK memiliki andil dalam kepulangan Rizieq ke Indonesia bermula dari cuitan mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean di akun Twitternya.
Dalam cuitannya, Ferdinand menggunakan tiga istilah untuk menyamarkan nama tokoh yakni Caplin, Presiden, dan Si Asu Pemilik Bus Edan.
Awalnya, dia mengakui kehebatan tokoh Caplin yang membawa uang sekoper untuk membereskan semua urusan di Arab Saudi.
Menurut Ferdinand, langkah itu dilakukan Caplin untuk melancarkan agenda politik pada 2022 dan 2024.
"Hebat jg si Caplin, bawa duit sekoper ke Arab, bayar ini itu beres semua. Agenda politik 2022 menuju 2024 sdh dipanasi lebih awal," cuit Ferdinand pada Rabu (4/11).
Sejumlah pengguna media Twitter pun riuh menanggapi cuitan Ferdinand tersebut dan mulai mencocokkan istilah-istilah pengganti tersebut dengan nama sejumlah tokoh nasional.
Salah satunya, akun @BapakePaki, yang mempertanyakan apakah istilah yang digunakan Ferdinand itu merujuk ke JK dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Chaplin=JK Bus edan=Anis ??? Gitu kahh?" cuit akun @BapakePaki menjawab cuitan Ferdinand.
Husain langsung membantah ketika itu.
Menurutnya, hal itu hanya dilakukan orang yang suka mencocok-cocokan informasi meski sebenarnya tidak berkaitan satu sama lain atau "cocokologi".
Ferdinand pun disebut Uceng tidak mampu membuktikan kebenaran cuitannya itu. ”Ini kan kadang-kadang dengar ini itu terus Tweet bikin cocokologi, kemudian dengan segala retorika, berlindung menggunakan kata pengganti segala macam," kata Uceng--sapaan akrab Husain-- dalam sebuah dialog di TV swasta, Rabu (11/11/2020).
Belakangan, kata Husain, kebohongan tersebut dijadikan dasar oleh pengamat sosial politik dan pegiat media sosial, Rudi S Kamri, untuk membangun kebohongan baru melalui tulisannya berjudul "Sang Bandar Chaplin Pun Akhirnya Keluar Sarangnya Karena Kepanasan".
Husain menilai bila sosok Chaplin benar diasosiasikan sebagai JK karena memiliki kesamaan bentuk kumis, maka tulisan itu merupakan sebuah tuduhan yang membabi buta serta tanpa fakta dan data yang jelas.
Tulisan itu kata dia, justru menciptakan kegaduhan, penyesatan, serta merusak hubungan sosial dan budaya saling menghargai yangmengakar di Indonesia selama ini.
"Kalau itu [tulisan] ditujukan kepada Pak JK, maka tulisan tersebut merupakan sebuah tuduhan membabi buta, tanpa fakta dan data yang jelas. Tepatnya cocoklogi," kata Uceng.
Dalam tulisannya, Rudi memang menyebutkan secara gamblang bagaimana peran si 'Chaplin' dalam kepulangan Habib Rizieq.
Tak hanya disebut mensponsori kepulangan sang habib ke tanah air, Rudi menyebut si 'Chaplin' turut memanfaatkan kaki tangannya baik di institusi keamanan hingga pejabat negara untuk mendukung serta memuluskan kepulangan Habib Rizieq.
"Sudah menjadi rahasia umum Sang Chaplin ini mempunyai kaki tangan di segala lini. Mulai di institusi aparat keamanan negara, beberapa pejabat negara dan beberapa di partai politik. Meskipun orang-orangnya sudah tidak lagi memegang kendali di posisi sentral resmi di organisasi, tapi saya meyakini masih cukup kuat membangun jaringan. Alat Chaplin di pemerintahan sudah terbaca luas, salah satunya adalah Gubernur Ibukota yang menjadi pion kesayangannya," beber Rudi.
"Sedangkan di partai sudah bisa ditebak dengan terang benderang saat mengapa tiba-tiba Fraksi milik Pak Brewok di DPRD DKI Jakarta membela membabi-buta Gubernur DKI Jakarta. Kemudian salah seorang kaki-tangan Chaplin yang menjadi pimpinan Partai Kuning juga membangun narasi si Kuning siap menjadi kendaraan politik bagi MRS," lanjut dia.
Husain lantas menjelaskan, sebelum ke Arab Saudi, JK melakukan perjalanan ke Vatikan untuk menemui Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus, dalam rangka penjurian pemberian gelar Sayeed Award for Human and Fraternity.
Kemudian setelah bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, JK melanjutkan perjalanan ke Riyadh, Arab Saudi, untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama pembangunan Museum Rasulullah Muhammad SAW yang akan dibangun di Jakarta.
Penandatanganan dilakukan antara Wakil Ketua Dewan Mesjid Indonesia yang diwakili Syafruddin dan Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar selaku Deputi Eksekutif Liga Dunia.
Setelah acara tersebut, menurut Husain, JK merasa tidak afdal jika tidak menunaikan ibadah umrah di sana. Untuk keperluan ibadah, JK pun melanjutkan perjalanan ke Mekkah dan menunaikan umrah dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Perjalanan Pak JK ke Vatikan dan Mekkah murni perjalanan misi kemanusiaan dan ibadah. Tidak bersangkut paut dengan kepulangan HRS apalagi politik dalam negeri apalagi 2024," kata Husain.
Husain pun mengingatkan kepada para pendengung untuk tidak mengotori perjalanan JK dengan narasi menyesatkan tanpa dasar dan bukti.
"Saya juga mengingatkan para buzzer untuk tidak mengotori rangkaian perjalanan ini dengan narasi menyesatkan tanpa dasar dan bukti. Karena perjalanan Pak JK murni untuk kemanusiaan dan ibadah. Sebagai negara Pancasila, kita wajib menghargai dan menghormati warga negara Indonesia yang melaksanakan ritual ibadah keagamaannya dan kiranya tidak dinodai dengan fitnah murahan,” katanya.(tribun network/ham/dod)