Unjuk Rasa Tolak HRS di Makassar Diserang, Ketua FPI: Bentuk Ketersinggungan Masyarakat
Namun, berselang beberapa menit, sekelompok pria berpakaian sipil muncul dari dalam Jl Torpedu samping RS Pelamonia.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Front Pembela Islam (FPI) DPW Kota Makassar, Ustad Firdaus, menganggap insiden pembubaran pengunjukrasa 'Tolak Rizieq Shihab' itu adalah bentuk ketersinggungan masyarakat.
Unjuk rasa oleh sejumlah aliansi itu berlangsung di depan Monumen Mandala, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Selasa (1/12/2020) sore.
Mereka, menamakan diri Front Pemuda Sulawesi Selatan Anti Provokasi, Aliansi Pemuda Cinta Damai Sulsel, Koalisi Aktivis Pemersatu Bangsa Korwil Sulsel, Aliansi Pemerhati Budaya Sulsel dan Gerakan Mahasiswa Nusantara Sulsel.
Mulanya berlangsung damai dengan pembentangan spanduk bertuliskan, 'Kami Menolak Kedatangan Rizieq Shihab di Kota Makassar'.
Namun, berselang beberapa menit, sekelompok pria berpakaian sipil muncul dari dalam Jl Torpedo samping RS Pelamonia.
Mereka menghampiri pengunjukrasa sambil melempari batu. Ada juga tang terlihat membawa semjata tajam badik dan anak panah busur.
Pengunjukrasa pun pontang panting kabur ke arah Lapangan Hasanuddin.
Mereka dikejar hingga ke dalam lapangan dan berlari ke arah komplek rumah dinas pejabat Kodam XIV Hasanuddin.
"Saya belum bisa menganalisa dan menyimpulkan apakah unjuk rasa ini bagian dari 'skenario' untuk memperkeruh suasana. Yang jelas faktanya yang kita saksikan ada masyarakat yang tersinggung dan membubarkan pengunjuk rasa tersebut," kata Ustad Firdaus.
Pihaknya pun berharap agar pemerintah mampu membuka dialog dan bergeandengan tangan bersama ulama dalam membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya sebagai Ketua DPW FPI Kota Makassar sangat berharap semoga pemerintah sebagai umaro bisa duduk bergandengan tangan dengan Ulama dalam membangun dan mempertahankan NKRI," harap Ustad Firdaus.
"Untuk itu sebaiknya dibuka pintu dialog Ulama dan Umaro agar bisa menemukan solusi dalam memecahkan masalah yang kita hadapi bersama baik masalah ekonomi, budaya, sosial, agama dan politik termasuk masalah kesehatan yaitu virus corona covid 19 yang belum kelar sampai sekarang," sambungnya.
Sebelumnya, Ustad Firdaus juga telah memastikan kelompok pria atau OTK penyerang pengunjukrasa itu bukan berasal dari FPI Kota Makassar.
Terpisah, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus, mengatakan unjuk rasa Tolak Rizieq Shihab itu tidak mengantongi izin.
Pihaknya membenarkan adanya insiden keributan antara massa pro dan kontra Habib Rizieq Shihab tersebut.
"Pertama, benar ada keributan itu. Kedua unjuk rasa itu tidak mengantongi izin karena kan ini masih masa pandemi, jadi kami tidak mengeluarkan izin," kata Kompol Supriady Idrus.
Meski demikian, pihaknya mengaku tetap melakukan penyelidikan terkait OTK (orang tidk dikenal) yang melakukan penyerangan terhadap pengunjukrasa.
Terlebih, satu dari puluhan pengunjukrasa itu terkena anak panah busur di punggungnya.
"Tetap kita selidiki OTK yang bawa sajam dan ada satu pengunjukrasa terkena busur itu juga kita selidiki karena korban sudah melapor di Polsek Ujung Pandang," ujarnya.
Pengunjukrasa yang terkena busur itu diketahui bernama Prawira Dirga (21) mahasiswa asal Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Prawira Dirga terkena tancapan anak panah husur dibagian punggungnya.