Pilkada Serentak 2020
Fenomena Nomor Urut 2 di Pilkada Serentak 2020, Makassar, Maros, Barru, Pangkep Diunggulkan
Lembaga Script Survei Indonesia (SSI) merilis lagi hasil survei terbarunya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Maros
TRIBUN-TIMUR.COM MAKASSAR - Lembaga Script Survei Indonesia (SSI) merilis lagi hasil survei terbarunya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Maros.
Survei dilakukan mulai 15 sampai 22 November.
Survei ini menggunakan 410 responden sebagai sampel.
Sampel ini punya hak pilih di Pilkada serentak 2020.
“Berdasarkan temuan SSI di lapangan, elektabilitas pasangan calon nomor urut 2, Chaidir-Suhartina tak terkejar oleh paslon lain dengan perolehan 49.02 persen,” Direktur Eksekutif SSI Yuhardin, Kamis (26/11/2020).
Yuhardin mengatakan, jika Pilkada Maros diprokyesikan 80 persen pemilih berpartisipasi dalam Pilkada.
Lanjutnya, naiknya tingkat elektabilitas Chaidir-Suhartina, karena masyarakat menilai positif gerakan kemanusiaan penanganan Covid -19, karena membantu masyarakat yang sangat membutuhkan.
“Meski elektabilitasnya di posisi teratas, masih perlu juga usaha keras untuk mempertahankan dan menambah perolehan suara yang signifikan,” ujarnya.
Ketua Partai Demokrat Sulsel Ni’matullah Erbe melansir hasil kajian terkini.
Partai Demokrat yakin memenangkan paslon yang diusung di enam kabupaten/kota.
Rerata yang diunggulkan menang ini juga bernomor urut 2, seperti Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman) di Makassar.

Abd Rahman Assegaf-Muammar Muhayyang di Pilkada Pangkep, dan Suardi Saleh-Aska Mappe di Barru.
Terpisah, CEO PT Duta Politika Indonesia Dedi Alamsyah Mannaroi mengatakan, nomor urut tak ada hubungannya dengan kemenangan calon di pilkada.
Covid-19 membuat kontestan lebih mandiri dan efisien untuk berkampanye.
“Saya melihat bahwa menang dihasil survey belum menentukan hasil yang sebenarnya di lapangan nanti,” katanya.
“Hanya Gowa yang dipastikan menang karena saya melihat Adnan Purichta IYL benar-benar berpilkada layaknya ada lawan,” katanya.
“Sementara Soppeng yang kotak kosong juga masih belum aman sepanjang masih ada kampanye pilih yang tak ada gambar,” jelas Dedi, tadi malam.
Hanya saja, Dedi tidak memungkiri adanya fenomena di nomor urut 2.
“Mungkin kebetulan saja, rerata nomor urut 2 dalam pilkada kali ini lebih diunggulkan, termasuk di Makassar,” kata Dedi.
Menurut Dedi, pilkada di tengah pandemi Covid-19 ini memang unik.
Keunikan lainnya karena para cukong dan donatur malas membantu calon.
“Seperti di Bulukumba, Tommi Satria yang kuat elektoral tapi minim pendanaan. Sementara ada yang kuat pendanaan seperti Haji Utta tapi minim di elektoral,” katanya.
“Untuk Makassar sendiri saya melihat inilah pilwali paling seru karena mereka bertarung di darat dan di udara secara seimbang,” jelas Dedi.(*)