Kejanggalan Karangan Bunga buat TNI di Markas Kodam Jaya Terkait Baliho Rizieq Shihab, Diungkap AMAN
Kejanggalan karangan bunga buat TNI di Markas Kodam Jaya terkait baliho Rizieq Shihab, diungkap AMAN.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kejanggalan karangan bunga buat TNI di Markas Kodam Jaya terkait baliho Rizieq Shihab, diungkap AMAN.
Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN ) Rukka Sombolinggi mengatakan, pihaknya tak pernah mengirimkan bunga ke Markas Kodam Jaya, Jakarta.
Menurut dia, ada yang mencatut nama AMAN sehingga seolah-olah AMAN memberikan apresiasi terhadap langkah Kodam Jaya dalam mencopoti spanduk dan baliho bergambar petinggi Front Pembela Islam ( FPI ), Rizieq Shihab.
"Kami tidak pernah (mengirim karangan bunga ke Kodam Jaya). Ini bentuk pertanggungjawaban kami ke publik, jadi kami katakan itu," ujar Rukka dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/11/2020).
"Tradisi karangan bunga bukan tradisi kami masyarakat adat," ucap Rukka lebih lanjut.
Rukka menyebut banyak masyarakat adat yang tidak tahu apa itu karangan bunga.
Bahkan, mereka ada yang tidak tahu apa itu negara.
Sebab, masyarakat adat terlebih dulu ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk.
"Anggota AMAN ada yang tidak tahu negara ada lho," kata Rukka.
Rukka menegaskan, pencatutan sepihak nama organisasi AMAN merupakan langkah yang salah kaprah.
Adapun karangan bunga yang mengatasnamakan AMAN berjejer di lingkungan Markas Kodam Jaya di antara deretan karangan bunga lainnya.
Dalam karangan bunga itu tertulis "Lawan dan tindak para penyebar Covid-19 dan Covidiot".

Markas Kodam Jaya sudah dipenuhi karangan bunga sejak Sabtu (21/11/2020).
Puluhan karangan bunga dari berbagai elemen masyarakat berjejer menghiasi pagar Kodam Jaya, dari ujung utara hingga selatan.
Mereka mendukung langkah TNI mencabut sejumlah baliho yang dipasang simpatisan Rizieq Shihab.
Makodam Jaya dipenuhi karangan bunga
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Markas Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, di Cililitan, Jakarta Timur, dipenuhi karangan bunga.
Puluhan karangan bunga dari berbagai elemen masyarakat berjejer menghiasi pagar Kodam Jaya, dari ujung utara hingga selatan.
Mereka mendukung langkah TNI mencabut sejumlah baliho yang dipasang simpatisan pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam ( FPI ) Rizieq Shihab.
"Bravo Pangdam Jaya. Terbaik untuk rakyat, terbaik untuk TNI," tulis kelompok yang menamakan diri sebagai Benteng NKRI dalam salah satu karangan bunga.
"Terima kasih kepada TNI dan Polri yang telah bertindak tegas dengan mencabut baliho-baliho yang meresahkan masyarakat," tulis alumni ITS.
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengatakan, dukungan ini tidak hanya untuk TNI saja.
"Ini untuk polisi juga, karena pada dasarnya, sebetulnya pencabutan baliho oleh polisi, dalam hal ini Satpol PP. Kami lakukan sama-sama," kata Mayjen Dudung Abdurachman, Senin, di lokasi.
"Sekarang situasi sudah mulai aman, harapan masyarakat sudah mulai membaik," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, pasukan TNI langsung turun ke jalan untuk berpatroli mencopot spanduk dan baliho FPI maupun Rizieq Shihab, Jumat (20/11/2020).
Mayjen Dudung Abdurachman menjelaskan, sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho Rizieq Shihab yang dipasang tanpa izin.
Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.
Oleh karena itu, TNI langsung turun tangan membantu pencopotan spanduk dan baliho Rizieq Shihab.
Dudung pun mengakui bahwa ia sudah memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho FPI maupun Rizieq Shihab yang tersebar di Ibu Kota.
Mayjen Dudung Abdurachman menyampaikan itu saat dikonfirmasi soal beredarnya sebuah video yang menunjukkan sejumlah pasukan berbaju loreng mencopot baliho Rizieq Shihab.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya, karena berapa kali Satpol PP menurunkan (baliho), dinaikkan lagi," kata Mayjen Dudung Abdurachman di Monas, Jakarta Pusat, Jumat.
Mayjen Dudung Abdurachman berujar, sedikitnya 900 spanduk yang menampilkan gambar Rizieq Shihab telah ditertibkan oleh aparat gabungan sejak akhir September 2020.
"Sampai saat ini hampir 900-an (spanduk) di DKI (ditertibkan), bahkan ada warga yang ikut turunkan," katanya di Jakarta, Senin, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Mayjen Dudung Abdurachman, upaya penertiban spanduk dilakukan oleh aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP karena lokasi pemasangan yang tidak pada tempatnya serta melanggar ketertiban umum.
Mayjen Dudung Abdurachman mengemukakan, upaya penurunan spanduk bahkan sudah dilakukan sejak dua bulan terakhir.
"Itu (penertiban spanduk) sudah dua bulan lalu dilakukan TNI, Polri, dan Satpol PP. Awalnya yang turunkan Satpol PP, tapi Front Pembela Islam (FPI) minta dinaikkan lagi. Mereka siapa? Kalau pemerintah itu jelas organisasinya. Kok bisa takut sama mereka?" kata Mayjen Dudung Abdurachman.
Mayjen Dudung Abdurachman menegaskan, upaya penertiban spanduk di DKI Jakarta tidak hanya berlaku bagi poster yang menampilkan gambar Rizieq Shihab.
Spanduk lain yang dipasang bukan pada tempatnya juga dicopot.
"Kami turunkan poster tidak hanya Rizieq Shihab saja, poster lain juga kita turunkan. Yang ilegal kita turunkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam Jaya Letkol Arh Herwin Budi Saputra menambahkan, spanduk bergambar Rizieq Shihab dinilai mengandung makna provokasi.
"Memangnya ada apa dengan Indonesia sampai ada revolusi akhlak. Isinya provokasi," katanya.(*)