Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Penyelidikan Kematian Firman di Tol Ir Sutami Makassar, Polisi: Tunggu Hasil Resmi Autopsi

Unit Reskrim Polsek Tamalanrea, masih menyelidiki penyebab kematian Firman (30) warga Jl Yos Sudarso, Makassar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
Ist
Mayat pria ditemukan terlentang di badan jalan Jl Tol Ir Soetami kilometer 3 Ruas arah bandara Sukarno-Hatta dekat jembatan penyebrangan KTC Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Senin (17/11/2020) malam 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Unit Reskrim Polsek Tamalanrea, masih menyelidiki penyebab kematian Firman (30) warga Jl Yos Sudarso, Makassar.

Firman yang juga anggota salah satu kelompok jamaahh tabligh di Makassar ditemukan tewas terlentang di jalan Tol Ir Sutami kilometer 3, Makassar.

Dalam penemuan mayat itu, Firman mengalami luka terbuka di wajah, telinga dan bagian tubuh lainnya.

"Masih menunggu hasil resmi autopsi," kata Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea Iptu Muhalis kepada tribun, Jumat (20/11/2020) sore.

Terpisah, Dokter Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, dr Denny Matius mengatakan, dari hasil autopsi sementara ditemukan ada banyak trauma benda tumpul pada tubuh Firman.

"Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam memang ditemukan trauma atau benturan benda tumpul," kata dr Denny Matius saat ditemui di ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Kamis (19/11/2020) sore.

Luka bekas benda tumpul itu, lanjut dr Denny terdapat disejumlah bagian tubuh almarhum Firman.

"Tapi yang menjadi perhatian adalah, kekerasannya ini terdapat pada beberapa tempat di tubuh. Bukan pada satu tempat saja, ada yang namanya multypel trauma," ujarnya.

Untuk fakta-fakta sementara temuan luka itu kata dr Denny, sudah dapat disampaikan ke penyidik.

Sementara, untuk menyimpulkan benda dan jenis luka yang diderita serta detail titik lukanya, kata dr Denny dapat diketahui sebulan kemudian setelah perampungan hasil autopsi.

"Hasil autopsi masih sementara kita dalami, kita pelajari dari hasil fakta-fakta temuannya kemudian kita ambil kesimpulan yang mana yang menyebabkan kematian," jelas dr Denny.

Kematian Firman, menyisahkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabatnya.

Tidak hanya duka, kematian anak ke tiga dari lima bersaudara itu, juga meninggalkan tanda tanya besar bagi keluarga.

Pasalnya, Firman ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi luka di sejumlah bagian tubuhnya.

Seperti luka terbuka pada wajah bagian kiri, telinga dan dadanya.

Ia ditemukan pertama kali oleh seorang warga dan petugas tol dalam kondisi terlentang tanpa identitas di badan jalan Tol Ir Sutami kilometer 3 ruas jalur arah Pelabuhan Soekarno Hatta, Senin malam.

Lokasinya tidak jauh dari jembatan penyebrangan KTC salah satu perusahaan dalam Kawasan Industri Makassar (Kima).

Kematian Firman diketahu pihak keluarga setelah melihat berita disana, melalui sejumlah postingan tentang temuan mayat tanpa identitas.

Dari informasi itu, pihak keluarganya pun bergegas ke Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel untuk melakukan pengecekan.

Dan benar saja, jenazah itu teridentifikasi adalah Firman yang beralamat di Jl Yos Sudarso.

Sempat muncul dugaan, almarhum Firman merupakan korban kecelakaan atau tabrak lari.

Namun, dari pihak keluarga almarhum yang telah menyaksikan jasad Firman tidak percaya dengan adanya dugaan kecelakaan atau tabrak lari itu.

Pihak keluarga almarhum, beralasan luka yang terdapat pada tubuh khususnya dibagian wajah Firman tidak identik dengan luka korban kecelakaan pada umumnya.

Ia pun memilih melaporkan kejadian itu ke Polsek Tamalanrea. Dari laporan itu, disepekati agar jenazah Firman diautopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

"Saya juga belum bisa berasumsi bahwa korban pembunuhan. Yang saya lihat dan paling meragukan itu, bahwa bukan lakalantas (ialah) lubang di hidung dan luka di telinga, di telinganya itu kan ada bekas luka teriris tidak seperti luka benturan," ungkap kakak Firman, Yunus (40).

Sepengetahuan Yunus, adik ke tiganya itu dari lima bersaudara, tidak pernah terlibat permasalahan dengan seseorang.

"Tiga tahun laluji sempat bermasalah sama tetangga, tapi sudah diselesaikan. Untuk yang baru-baru ini tidak ada saya dengar," ujarnya.

Keseharian Firman juga kata Yunus tidaklah tidaklah aneh. Pasalnya ia kerap bergabung dengan kelompok jamaah tabligh yang berdakwah dari masjid ke masjid.

"Kan dia (Firman) jamaah tabligh. Jadi kerjanya itu pindah dari masjid ke masjid (berdakwah), mulai dari Mamajang, Kerung-kerung, Kapoposang, Masjid Raya," ungkap Yunus.

Kebiasaan ikut berdakwah dengan kelompok jamaah tabligh itu, lanjut Yunus dijalani Firman sudah dua tahun terakhir. Tepatnya, saat ia berhenti bekerja sebagai tukang antar galon.

Sebelum mendapat kabar duka itu, Yunus mengaku memang sempat melihat gelagak aneh dari adiknya itu.

Gelagak aneh itu kala, adiknya kerap berucap putus asah dan merasa bersalah atas apa yang pernah ia perbuat. Baik ke orang tuanya maupun saudaranya.

Namun, kesalahan itu oleh Yunus dianggap hal lumrah. Sebab Firman punya riwayat 'gangguan kejiwaan'.

"Kurang lebih sebulan terakhir ini, dia (Firman) sering mengungkapkan bahwa ia merasa bersalah merasa berdosa kepada ibu, saudara-saudara dan bapak," ungkap Yunus.

Ekspresinya lanjut Yunus, kerap senyum-senyum sendiri sambil berucap mau mati.

"Dia (Firman) berbicara dengan tidak terlalu serius, kayak senyum-senyum kecutlah dan mengatakan 'saya mau matimi deh'," ucap Yunus menirukan gelagak Firman.

Yunus pun berharap, agar kematian adiknya itu dapat diungkap secara terang oleh pihak kepolisian.(Tribun-Timur/Muslimin Emba).

 
 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved