Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mayat di Tol Sutami

VIDEO: Kematian Firman di Tol Ir Sutami Makassar Timbulkan Tanda Tanya Keluarga

Kematian Firman di Tol Ir Sutami Makassar Timbulkan Tanda Tanya Keluarga. Firman ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi luka

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kematian Firman, warga Jl Yos Sudarso, Makassar, menyisahkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabatnya.

Tidak hanya duka, kematian pria 32 tahun itu, juga meninggalkan tanda tanya besar bagi keluarga.

Pasalnya, Firman ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi luka di sejumlah bagian tubuhnya. Seperti luka terbuka pada wajah bagian kiri, telinga dan dadanya.

Ia ditemukan pertama kali oleh seorang warga dan petugas tol dalam kondisi terlentang tampa identitas di badan jalan Tol Ir Sutami kilometer 3 ruas jalur arah Pelabuhan Soekarno Hatta, Senin malam.

Lokasinya tidak jauh dari jembatan penyebrangan KTC salah satu perusahaan dalam Kawasan Industri Makassar (Kima).

Kematian Firman diketahu pihak keluarga setelah melihat berita dsn sejumlah postingan tentang temuan mayat tampa identitas.

Dari informasi itu, pihak keluarganya pun bergegas ke Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel untuk melakukan pengecekan.

Dan benar saja, jenazah itu teridentifikasi adalah Firman yang beralamat di Jl Yos Sudarso.

Sempat muncul dugaan, almarhum Firman merupakan korban kecelakaan atau tabrak lari.

Namun, dari pihak keluarga almarhum yang telah menyaksikan jasad Firman tidak percaya dengan adanya dugaan kecelakaan atau tabrak lari itu.

Pihak keluarga almarhum, beralasan luka yang terdapat pada tubuh khusjsnya di bagian wajah Firman tidak identik dengan luka korban kecelakaan pada umumnya.

Ia pun memilih melaporkan kejadian itu ke Polsek Tamalanrea. Dari laporan itu, disepekati agar jenazah Firman diautopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

"Saya juga belum bisa berasumsi bahwa korban pembunuhan. Yang saya lihat dan paling meragukan itu, bahwa bukan lakalantas (ialah) lubang di hidung dan luka di telinga, di telinganya itu kan ada bekas luka teriris tidak seperti luka benturan," ungkap kakak Firman, Yunus (40) saat ditemui di depan ruangan Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Selasa (17/11/2020) malam.

Sepengetahuan Yunus, adik ke tiganya itu dari lima bersaudara, tidak pernah terlibat permasalahan dengan seseorang.

"Tiga tahun laluji sempat bermasalah sama tetangga, tapi sudah diselesaikan. Untuk yang baru-baru ini tidak ada saya dengar," ujarnya.

Keseharian Firman juga kata Yunus tidaklah tidaklah aneh. Pasalnya ia kerap bergabung dengan kelompok jamaah tabligh yang berdakwah dari masjid ke masjid.

"Kan dia (Firman) jamaah tabligh. Jadi kerjanya itu pindah dari masjid ke masjid (berdakwah), mulai dari Mamajang, Kerung-kerung, Kapoposang, Masjid Raya," ungkap Yunus.

Kebiasaan ikut berdakwah dengan kelompok jamaah tabligh itu, lanjut Yunus dijalani Firman sudah dua tahun terakhir. Tepatnya, saat ia berhenti bekerja sebagai tukang antar galon.

Sebelum mendapat kabar duka itu, Yunus mengaku memang sempat melihat gelagak aneh dari adiknya itu.

Gelagak aneh itu kala, adiknya kerap berucap putus asah dan merasa bersalah atas apa yang pernah ia perbuat. Baik ke orang tuanya maupun saudaranya.

Namun, kesalahan itu oleh Yunus dianggap hal lumrah. Sebab Firman punya riwayat 'gangguan kejiwaan'.

"Kurang lebih sebulan terakhir ini, dia (Firman) sering mengungkapkan bahwa ia merasa bersalah merasa berdosa kepada ibu, saudara-saudara dan bapak," ungkap Yunus.

Ekspresinya lanjut Yunus, kerap senyum-senyum sendiri sambil berucap mau mati.

"Dia (Firman) berbicara dengan tidak terlalu serius, kayak senyum-senyum kecutlah dan mengatakan 'saya mau matimi deh'," ucap Yunus menirukan gelagak Firman. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved