Sinopsis Jodha Akbar
Ternyata Gini Akhir Kisah Jodha Akbar ANTV, Episode Terakhir 566, Ruqaiya Diusir, Jodha dan Jalal?
yang Mulia, jika kamu mengijinkan aku maka aku ingin memberikan stempel kerajaan ini pada Ratu Jodha
TRIBUN-TIMUR.COM- Serial India Jodha Akbar kembali tayang di ANTV.
Saat ini memasuki epoisode 60-an.
Banyak yang bertanya-tanya, sampai episode berapakah Jodha Akbar?
Ternyata episode terakhir Jodha Abkar adalah epoisode 566.
Masih panjang dari episode yang tayang hari ini.
Buat Anda yang penasaran, seperti apakah cerita episode terakhir Jodha AKbar, nasib Jodha,Jalal, dan Ruqaiya,ini dia,s eperti dilansir web ini
Di luar sidang Dewan - E - Khaas, semua orang telah berkumpul disana.
Jalal mengumumkan tentang penghargaan yang yang pantas di dapatkan oleh Jodha “Ratu Jodha pantas mendapatkan penghargaan ini !
” Jalal menyuruh pelayannya untuk meletakkan sebuah koin besar di tengah tengah ruangan dan sebuah stempel kerajaan dimana terdapat nama Jodha, Jodha segera menghadap ke depan Jalal untuk menerima hadiah tersebut “Berhenti !” sebelum Jalal mengumumkan gelar yang akan di berikannya ke Jodha, Ruqaiya menginterupsi sidang, semua orang melihat kearah Ruqaiya
“Selama ini hanya akulah yang tidak menginginkan Ratu Jodha mendapatkan ini semua akan tetapi hari ini aku tahu kalau hanya Ratu Jodhalah yang pantas mendapatkannya !” semua orang setuju dengan ucapan Ruqaiya “Ratu Jodha telah melakukan banyak hal !” ujar Abu Fazal
“Ratu Jodha juga telah melakukan bisnisnya dengan sangat hebat !” sela Todar Mal “Ratu Jodha juga selalu mengampuni semua orang” timpal Birbal
“Yang Mulia, jika kamu mengijinkan aku maka aku ingin memberikan stempel kerajaan ini pada Ratu Jodha dengan segala hormat dengan tanganku sendiri” Jalal menyetujuinya dan memberikan stempel kerajaan itu pada Ruqaiya.
kemudian Ruqaiya memberikannya pada Jodha dan mendekat kearah simbol koin emas yang tertutup kain, Ruqaiya membuka kain penutup koin besar yang terletak di tengah tengah ruangan dimana ada nama Jodha yang tertera di koin emas tersebut.
semua orang senang mendengarnya, para petinggi kerajaan Mughal mengelu elukan nama Jodha dan nama Jalal secara bergantian
“Mulai dari sekarang, koin koin emas ini akan disebarkan di seluruh kesultanan Mughal !” ujar Ruqaiya lantang
“Ratu Jodha berkatilah koin emas ini, kamu pantas mendapatkan semua penghargaan ini” ujar Ruqaiya.
Jodha sangat senang dan terharu dengan gelar yang diberikan padanya, Jodha mengucapkan terima kasih pada Jalal dengan mengatupkan kedua tangannya didepan dada, Jalal hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, kemudian Jodha mengambil koin emas tersebut “
Hidup Ratu Jodha ! Hidup Malika Hind ! Hidup Mariam Uz Zamani !” teriak Ruqaiya lantang diikuti oleh semua orang, Hamida dan Salima juga tersenyum penuh haru
\Malam harinya, Ruqaiya menemui Jodha di kamarnya “Ratu Jodha, bolehkah aku masuk ke dalam kamarmu ?” pinta Ruqaiya sedih
“Masuklah, Ratu Ruqaiya ,,, aku minta maaf kalau aku tidak bisa mengurangi hukumanmu” Ruqaiya hanya tersenyum
“Kadang kadang kita tidak mengerti tentang seseorang sepanjang hidup kita, tapi kamu ,,, kamu selalu bisa mengerti seseorang dalam beberapa detik saja, dulu ketika kamu memasuki istana ini.
aku tahu kalau kamu itu orang yang baik, hal itulah yang membuat aku marah, aku tahu kalau aku tidak bisa menyamai tingkat kebaikanmu, itulah mengapa aku selalu berbuat tidak hormat padamu, aku ingin meminta maaf, Ratu Jodha” ujar Ruqaiya sambil bersimpuh di kaki Jodha sambil menangis.
Jodha menggelengkan kepalanya dan menyuruh Ruqaiya untuk bangun, Ruqaiya pun bangun dan berkata “Kamu telah membuat hukumanku menjadi sebuah tantangan maka dengan begitu aku tidak begitu malu dan kamu juga telah membuka pintu untukku untuk kembali ke Agra.
kamu juga telah memberikan kehidupan baru untuk Jalal, kamu telah mengubahnya dari Jalal ke Akbar, cintamu telah mengubahnya, cintamu telah memenangkan kebencianku, aku salut padamu, aku akan selalu berdoa agar cintamu dan Jalal diingat sepanjang masa” ujar Ruqaiya tulus kemudian mereka berdua saling berpelukan erat
Keesokan harinya, Ruqaiya sudah bersiap siap hendak pergi dari Agra menuju ke Kabul, semua keluarga kerajaan telah berkumpul di teras tengah halaman istana untuk melepas kepergian Ruqaiya, Hamida, Salima juga sudah ada disana.
Ruqaiya meminta maaf pada semua orang dan yang terakhir Ruqaiya meminta maaf ke Jalal namun Jalal hanya diam saja, ketika Jodha mendekati Jalal dan memegang bahu suaminya itu sebagai tanda dukungannya, Jalal mulai membuka suaranya sambil mendekat ke arah Ruqaiya yang saat itu hendak masuk ke dalam tandu
“Sebuah hukuman diberikan bukan untuk menunjukkan penyiksaan tapi untuk mengubah seseorang, Ruqaiya” Ruqaiya merasa senang bisa mendengar suara Jalal dan berbalik menghadap ke Jalal
“Kamu ini adalah teman kecilku dan aku tidak ingin kamu kalah ! Ratu Jodha telah memberikan kamu kesempatan dan aku ingin kamu menang !
” Ruqaiya tersenyum senang penuh haru “Apakah kamu pikir Ruqaiyamu tidak bisa melakukannya ?” Jalal tersenyum “Aku sangat tahu Ruqaiya, aku tahu Ruqaiya selalu menang” Ruqaiya tersenyum mendengar ucapan Jalal dan berkata “Aku akan segera membuktikannya, Jalal ! Bahwa aku tidak kalah dengan Ratu Jodha ! Aku akan melakukannya karena itu adalah hidupku, aku tidak bisa hidup tanpamu, Jalal”
Jalal tersenyum “Aku akan menunggu kamu kembali, Ruqaiya” Jalal memeluk Ruqaiya erat, Ruqaiya sangat senang dan membalas pelukan Jalal sambil menangis haru
“Aku harus pergi sekarang” tak lama kemudian Ruqaiya masuk ke dalam tandunya dan para pelayan segera membawa tandu Ruqaiya meninggalkan istana Agra.
Pada malam harinya, Jodha sedang terbaring di kamarnya, Jodha merasa lelah tak lama kemudian Jalal memasuki kamarnya namun Jodha mengira kalau yang datang itu adalah Moti pelayan setianya, tanpa melihat ke arah Jalal, Jodha meminta padanya untuk memijat kakinya “Moti, tolong pijat kakiku” Jalal dengan lembut mulai memijat kaki Jodha
“Moti, kamu tahu ,,, aku telah membukakan jalan untuk Ratu Ruqaiya untuk kembali ke Agra, semuanya pasti akan baik baik saja” ujar Jodha sambil menengok ke arah Jalal, Jodha langsung kaget dan menarik kakinya yang tadi dipijat oleh Jalal
“Yang Mulia, kenapa kamu menyentuh kakiku ? Aku ini istrimu” Jalal hanya tersenyum dan berkata “Kamu juga selalu memijat kakiku”, “Orang lain nanti bisa melihatnya, Yang Mulia” ujar
Jodha panik sambil menengok ke kanan kiri dengan cemas “Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke sini tanpa seijinku !” ujar Jalal, kemudian Jodha pura pura manja ke Jalal
“Kalau begitu layani aku dengan baik, kamu mau kan memijat tanganku” ujar Jodha sambil melirik manja ke Jalal, Jalal tersenyum kemudian memijat lengan Jodha lembut, melihat Jalal mau melakukan hal itu, Jodha kembali menggoda suaminya
“Aduuuh, kepalaku sakit, kamu bisa kan memijat kepalaku ?” ujar Jodha sambil merebahkan kepalanya di pangkuan Jalal, Jalal hanya diam dan tersenyum sambil memperhatikan Jodha yang mulai manja padanya, Jalal memijat kepala Jodha namun kemudian Jodha memegang tangan Jalal dan menghentikan pijatannya “Cukup, Yang Mulia” Jalal menurut perintah Jodha
“Yang Mulia, semuanya akhirnya berakhir bahagia”, “Iya benar, itu semua terjadi karena kebijaksanaanmu, kamu selalu saja menunjukkan jalan padaku setiap saat” Jodha bangun dari tidurnya dan berkata “Tidak Yang Mulia, ini semua karena kepercayaanmu padaku” ujar Jodha “Ini semua terjadi karena cinta kita, Ratu Jodha” kemudian Jodha merebahkan kepalanya di bahu Jalal, Jalal memeluk Jodha erat, mereka tersenyum bersama sama sambil membayangkan masa lalu yang pernah mereka alami berdua dulu.
Di Moseleum Jalal, jiwa Jalal dan jiwa Jodha berbincang bincang satu sama lain, mengingat ketika mereka masih hidup
jiwa Jalal : “Malam itu adalah malam yang indah, Ratu Jodha”
Jiwa Jodha : “Iya, Yang Mulia ,,, aku teringat akan perjalanan kita dulu, kamu ingat ketika suatu hari aku telah bersumpah di hadapan Dewi Kali, kalau aku akan membawa kepala orang yang telah merusak tanahku”
Jiwa Jalal : “Aku juga ingat ketika aku berlari lari di belakangmu hanya untuk melihat wajahmu”
Jiwa Jodha : “Kamu ingat juga ketika suatu hari aku menaruh sebuah pedang tepat di lehermu karena aku pikir kamu hanyalah seorang prajurit”
Jiwa Jalal : “Bagaimana bisa seseorang yang akan membunuhku waktu itu menjadi pendamping hidupku, menjadi ratuku”
Jiwa Jodha : “Aku juga tidak pernah berfikir bahwa seseorang yang ingin aku bunuh, ternyata akan aku doakan sepanjang hidupku”
Jiwa Jalal : “Cintamu telah mengubah aku, Ratu Jodha ,,, aku harus mengikuti semua keinginanmu, aku mau menundukkan kepalaku di depan Dewi Kali, kemudian kebencianmu berubah menjadi cintamu padaku”
Jiwa Jodha : “Kita tidak tahu bahwa cinta kita ini akan benar benar mengubah diri kita sepenuhnya”
Jodha dan Jalal teringat pada masa lalu mereka, bagaimana ketika dulu mereka saling membenci kemudian mereka saling mengaku satu sama lain kalau saling mencintai, bagaimana ketika cinta mereka semakin kuat dengan berjalannya sang waktu.
Jiwa Jodha : “Sesuatu yang kecil selalu membawa kita bersama sama”
Jiwa Jalal : “Permainan pedangmu benar benar mengesankan aku, Ratu Jodha ,,, aku sampai sampai tidak bisa menjelaskan kehebatanmu, aku masih ingat ketika kamu bertarung dengan Abu Mali untuk melindungi aku”
Jiwa Jodha : “Aku harus melindungi kamu, Yang Mulia ,,, karena kamu adalah kehidupanku”
Narator : “Itulah kisah Jodha dan Akbar, sebuah perjalanan kehidupan dua orang manusia mulai dari rasa benci yang berubah menjadi cinta, perubahan seseorang menjadi lebih baik, kisah cintanya adalah sejarah dan akan diingat selama bertahun tahun”