OPINI
Perempuan Lebih Taat Protokol Kesehatan, Maskulinitas Menghambat Upaya Pencegahan Covid-19
OPINI: Maskulinitas Menghambat Upaya Pencegahan Covid-19 oleh Sudirman Nasir, dosen/peneliti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas
OPINI: Maskulinitas Menghambat Upaya Pencegahan Covid-19 oleh Sudirman Nasir
TRIBUN-TIMIR.COM, MAKASSAR - Seperti banyak penyakit lainnya, Covid-19 memberi dampak berbeda-beda pada berbagai kelompok orang.
Ada orang-orang yang lebih rentan tertular SARS-C0V-2 (kuman penyebab Covid-19) atau lebih mudah mengidap gejala-gejala lebih berat dan bahkan meninggal karena penyakit ini.
Sebaliknya, ada orang-orang yang lebih tahan (resilien) atau lebih mampu menghidarkan dirinya dari penularan antara lain karena lebih konssiten melakukan tindakan-tindakan pencegahan.
Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, memakai masker maupun segera menjangkau layanan kesehatan ketika merasakan gejala-gejala adalah tindakan-tindakan pencegahan penting.
Terdapat sejumlah faktor biomedis maupun sosial-ekonomi dan budaya yang mempengaruhi perbedaan tingkat kerentanan dan ketangguhan menghadapi Covid-19, salah satunya adalah aspek jender termasuk nilai-nilai maskulinitas.
Data dari banyak negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa kalangan laki-laki lebih rentan tertular SARS-CoV-2, lebih sering tidak atau terlambat mencari perawatan, dan karenanya lebih banyak yang meninggal akibat atau terkait Covid-19.
Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa kepatuhan kalangan laki-laki melakukan tindakan-tindakan pecegahan Covid-19 lebih rendah dibandingkan kalangan perempuan dan karena itu fatalitas berupa kesakitan maupun kematian di kalangan laki-laki lebih tinggi.
Di Indonesia, kejadian Covid-19 di kalangan laki-laki mencapai 59 persen dari keseluruhan kasus. Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa kalangan laki-laki berumur antara 18 sampai 65 tahun adalah kalangan paling rentan.
Hal ini antara lain karena kalangan tersebut juga memiliki mobilitas tinggi.