Tower Radio UINAM Roboh, Ini Komentar Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Menara pemancar radio setinggi 70 meter itu rubuh diterjang angin kencang dan hujan deras.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Imam Wahyudi
"Tetapi ternyata belum kuat karena ini musibah jadi hitugan kita selama ini normal ketika ada hantaman angin kencang seperti tadi ternyata tidak bertahan," bebernya.
Tower pemancar radio itu, pihaknya tidak lagi membangun tower setinggi itu, kalau pun ada, lanjut dia, kemungkinan di atas gedung dengan beban lebih kecil namun tetap dengan jangkauan luas.
"Jadi saya mungkin tidak lagi bikin tower setinggi itu kalau pun ada tower setinggi itu lagi, kemungkinan di atas gedung bebanya lebih kecil tapi jangkauannya ketinggian tetap tapi kita harus turunkan dibawah 50 meter karena kalau di atas 50 itu mengganggu pemancar pesawat maupun radio lain," ujarnya.
Dia mengaku telah mendapatkan teguran terkait ketinggian tower pemancar radio tersebut. Namun pihaknya telah menurunkan ketinggiannya.
"Kan ini jangkauannya luas sekali, maka saya berpikir kita hanya radio pendidikan jangakaunya sekitar kampus, dan sebagian Kota Makassar dan Gowa," bebernya.
Beruntunga kata dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
"Jadi kita tidak akan menaikkan menara itu lagi karena tidak terlalu dibutuhkan sekarang karena perkembangan tekhnologi saat ini dan juga resikonya. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden dan kurugian material melainkan tower itu saja, serta kita tidak ingin lagi terjadi hal serupa," tutupnya.