Penanganan Covid
Cerita RS Sayang Rakyat dan RS Dadi Jadi RS Penyangga Covid-19, Ditolak Warga hingga Ketakutan Nakes
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menunjuk RSUD Sayang Rakyat dan RSKD Dadi Sulsel sebagai rumah sakit penyangga bagi pasien Covid-19.
TRIBUN-TIMUR.COM- Saat jumlah pasien Covid-19 di RSUP Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas membludak, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menunjuk RSUD Sayang Rakyat dan RSKD Dadi Sulsel sebagai rumah sakit penyangga bagi pasien Covid-19.
RSUD Sayang Rakyat dan RSKD Dadi Sulsel pun diminta untuk menyiapkan segala fasilitas untuk perawatan pasien Covid-19.
Direktur RSUD Sayang Rakyat, dr Siti Haeriyah Bohari SpS mengatakan, sejak 26 Maret 2020, pihak RSUD Sayang Rakyat mulai melakukan pembangunan Gedung Perawatan Infection Centre untuk pasien Covid-19.
Namun rupanya dalam proses pembangunannya, tidak berjalan lancar di awal.
Pihak rumah sakit menerima penolakan dari warga sekitar yang menolak RSUD Sayang Rakyat menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19.

Akan tetapi, setelah melakukan pendekatan melalui tokoh masyarakat, seperti ketua RT dan Ketua RW, pembangunan Gedung Perawatan Infection Centre bisa rampung hingga akhirnya diresmikan oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pada 11 Mei 2020.
Saat diresmikan, kapasitas tempat tidur di RSUD Sayang Rakyat sebanyak 108 tempat tidur, namun akhirnya menjadi 98 tempat tidur karena sejumlah kamar dimanfaatkan untuk pemulasaran jenazah dan ruang ganti APD bagi tenaga kesehatan.
"Pendekatan kepada warga yang menolak kami lakukan cukup singkat. Kami mengundang para tokoh masyarakat untuk mengutarakan keberatannya lalu kami memberikan penjelasan bahwa hal ini tidak akan menularkan Covid-19 ke masyarakat sekitar rumah sakit,"kata dr Haeriyah dalam Bincang Kota bersama Tribun Timur secara virtual, Senin (9/11/2020).
Pasalnya setiap ruang isolasi memiliki HEPA filter yang berfungsi menyaring udara yang akan keluar. Sehingga udara yang keluar bebas dari kontaminasi virus.
Tepat pada 16 Mei 2020, RSUD Sayang Rakyat pun akhirnya menerima pasien Covid-19 pertama kalinya.
Kekhawatiran Tenaga Kesehatan

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, dr Amran Bausat SpB SpOT mengungkapkan, di awal pandemi Covid-19, banyak rumah sakit yang belum siap menangani pasien.
Sehingga terjadi penumpukan pasien di rumah sakit rujukan di RSUP Wahidin Sudirohusodo.
Dokter Amran mengatakan, melihat kondisi tersebut, Gubernur Sulsel Nurdin sigap mencari rumah sakit yang siap menyediakan ruang isolasi bagi pasien Covid-19.
"Kebetulan rumah sakit kami memiliki gedung tiga lantai yang cukup besar dan diminta segera dijadikan ruang perawatan untuk pasien Covid-19,"ujarnya.